Chapter 7

951 89 6
                                    

"Cih" gumam Levi sembari mengelap tangannya.

Tak lama pun Petra membuka pintu, Levi langsung menatap tajam kearah Petra. Petra terkejut dan langsung menutup pintu.

Apa-apaan Kak Levi, apa aku berbuat salah? batin Petra dengan sekujur tubuhnya gemetar ketakutan layak nya seorang yang sehabis melihat monster.

"Petra kenapa?" terdengar suara yang tak asing di telinga Petra.

"Ayah?! Apa yang ayah lakukan, kaki ayah belum sembuh total, bukan?" ucap Petra terkejut dan menghampiri ayahnya tersebut.

"Tidak masalah Petra. Levi dimana? Ada yang ingin aku bicarakan dengannya," tanya ayah Petra berjalan mendekati pintu kamar dan hendak membuka pintu tersebut, tetapi Petra refleks mengambil tangan ayahnya tersebut.

"Ada apa Petra?" tanya bingung ayah Petra.

"Ah itu ...,"
Apa sih yang ku lakukan? Tapi tadi kak Levi kelihatan nya mood nya lagi jelek kalo ayah ganggu kan nanti dia--, batin Petra terpotong karena mendengar suara pintu terbuka.

Levi langsung menatap ayah Petra tanpa menatap Petra sedikit pun.

Apa-apaan sih dia? kok ngeselin banget sih, batin Petra marah.

"Levi, ada waktu sebentar?" tanya ayah Petra.

"Ada apa?"

"Bukan sesuatu yang penting, Petra kau masuk kamar dulu. Ayah ada yang harus di bicarakan dengan Levi," ucap ayah Petra.

Levi menyingkir dari pintu tanpa menatap wajah Petra sedikit pun.

Sebenarnya apa sih yang sudah kulakukan sampai dia tidak mau melihat wajahku, batin Petra lalu masuk ke kamar dan berbaring di kasur.

Setelah tak lama Petra masuk, ayah Petra lalu menarik tangan Levi menjauh dari pintu kamar Petra.

"Ada apa?" tanya Levi.

"Sepertinya hidupku sudah tidak akan lama, jadi akan aku cerita apa yang ku tahu padamu. Kenapa keluargaku di incar keluarga kerajaan." Dengan keringat yang sudah membajiri wajahnya.

Ia pun mulai bercerita dengan wajah ketakutan serta keringat yang tak kunjung berhenti menetes.

Levi sesekali membulatkan mata nya terkejut.

".... Jadi begitulah ceritanya. Bisakan kau menjaga putri ku?"

"Tenang saja," ucap Levi. Lalu ia pun mengeluarkan sebuah Pistol dari dalam jaketnya.

Dorrr!!!

Membuat seisi rumah terkejut mendengar suara tembakan.

Petra yang sedang berbaring di kasur pun langsung berlari menghampiri suara tersebut. Begitupula dengan Mikasa yang sedang menjemur pakaian, dan Eren yang sedang membereskan kamarnya. Mereka langsung berlari menaiki tangga. Mendapati Armin yang sudah sedari tadi menyaksikan kejadian yang sebenarnya.

"AYAHHHH?!!" teriak Petra berlari ke arah ayahnya yang sudah terbujur di lantai dengan darah yang terus mengalir dari kepala ayahnya tersebut, dan mendapati Levi memegang pistol.

"Paman?!" ucap Mikasa dan Eren terkejut mematung.

"KAK LEVI, APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriak Petra dengan matanya yang membulat tidak percaya.

"Kak Petra, tapi bukan ...," ucap Armin dengan seluruh tubuh gemetar.

"BUKAN APA?!" tatapan tajam Petra teralihkan kepada Armin.

Tringggg!!!

Levi mendapatkan sebuah telepon dari Kenny.

"Yo Levi bagaimana?"

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang