Chapter 50

724 100 121
                                    

Setelah mengganti pakaian nya, Petra, Hitch dan Nifa pun segera berlari ke lapangan yang disebutkan oleh Hanji.

"Sepertinya orang itu tidak ada," ujar Nifa sembari mencoba mengatur nafasnya dan memerhatikan sekelilingnya.

"Baiklah semuanya, apakah sudah berkumpul semua?! Jika sudah, bentuk barisan yang rapi!!" teriak Hanji dari tengah lapangan.

Ada apa dengan Levi? Seharusnya dia sudah datang, batin Hanji.

Seketika beberapa orang dengan cepat mengikuti perintah Hanji, sedangkan beberapa orang lainnya terlihat santai.

"Kalian yang di sana!! Kenapa tidak cepat baris?!" teriak Hanji menunjuk segerombolan mahasiswa yang berjalan santai menuju tempat baris.

"Berisik banget sih itu cewek," ucap salah satu mahasiswa.

"Ga guna banget sih ngikutin pelatihan kek gini!"

"Jika kalian tidak cepat, akan kupatahkan salah satu tulang kaki kalian, dasar babi!" tegur Levi berjalan menuju arah segerombolan mahasiswa itu.

Deg!

Seketika mereka berlari dengan cepat untuk baris di tempat yang Hanji perintahkan.

Dag,dig,dug...

Itulah suara detak jantung mereka semua setelah mendengar suara Levi.

"Kau bilang dia tak ada!"

"Aku pikir juga begitu!"

"Sudah diam, aku tak ingin berurusan dengan monster sepertinya," bisik-bisik mahasiswa yang baru saja baris itu.

"Levi, kau datang juga. Ke mana saja kau?" tanya Hanji tersenyum senang melihat partner nya tiba.

"Tidak usah bersikap bodoh, cepat mulai pelatihannya!" balas Levi lalu hanya mengawasi semua gerak-gerik mahasiswa/i nya.

"Pertama kalian harus berlari mengelilingi lapangan ini sepuluh kali."

"Ketua?" bisik Armin di samping Hanji membuat Hanji melirik Armin.

"Kenapa?"

"Kak Petra bagaimana?"

"Aku melupakannya, bagaimana dong?"

"Yah berikan keringanan pada mahasiswi yang sakit," bisik Armin.

Hanji pun memberi jempol dan melanjutkan kalimatnya.

"Yah seperti yang saya bilang tadi, tapi jika ada yang merasa tidak enak badan boleh minta pengurangan," teriak Hanji.

"Hah dia gila? Lapangan seluas ini sepuluh kali?"

"Oy apa-apaan itu?! Apa kalian tidak waras?" teriak salah satu mahasiswa memprotes perkataan Hanji.

"Kalian mau membunuh kami?!!"

"Tidak masuk akal!!"

"Kalau begitu kami semua sedang tidak enak badan dan meminta pengurangan!!"

"Oy oy oy bocah sialan," ucap Levi membuat keadaan kembali hening.

"Apa yang kalian tahu tentang kami? Kenapa kalian tak tanyakan pada junior kalian? Latihannya lebih berat di bandingkan ini. Atau kalian lebih baik melawanku dan jika kalian menang, kalian tak akan mengikuti sisa pelatihan ini?" tambah Levi menatap semua mahasiswa/i dengan tatapan menakutkan.

Haduh kapten marah ini, batin Armin melirik Levi.

"Benar apa yang di katakan kapten! Kami pernah berjalan seharian karena memutari pegunungan bersalju dan melewati badai yang tidak heran dapat membunuh kami waktu itu. Tapi kami tidak menyerah, oleh sebab itu kami berhasil sampai disini! Kami adalah squad kapten Levi yang baru!" teriak Armin menjelaskan pada para mahasiswa/i.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang