Chapter 4

1K 107 5
                                    

"AYAH?!" teriak Petra lalu menghapus air matanya dan mendekati ayah nya yang baru membuka mata itu.

"Siapa yang mem... buat...mu me...na...ngis, sayang?" tanya Ayah Petra.

"Tidak ayah, aku hanya sedih ayah tidak kunjung bangun, dan sekarang aku sangat bahagia," ucap Petra dengan melontarkan senyuman palsunya.

Petra pun bercerita tentang berbagai hal tentang kampusnya.

.

.

.

[Keesokan Harinya]

Tok... Tok... Tok....

"Kak Petra kami datang!" ujar Eren.

"Eren!!" teriak Petra senang.

Tidak lama kemudian Mikasa masuk, membuat badan Petra gemetar.

"Ada apa kak?" tanya Eren.

"Ti-tidak, tidak apa-apa," jawab Petra menenangkan diri.

"Paman, paman sudah sadar?" tanya Eren.

"Yeah, pasti karena mu juga," jawab ayah Petra.

"Paman, mereka sudah mulai bergerak. Apa paman yakin tidak mau memberitahukan apa yang terjadi?" ujar Eren.

"Apa maksud mu Eren?" tanya Petra bingung.

"Tidak ada. Baiklah paman kami permisi dulu, kak Levi bisa marah kalau kami pulang terlambat," ucap Eren lalu meninggal kan ruangan tersebut.

Sebelum Mikasa keluar dari sana ia menatap Petra dengan bingung, tapi Petra salah mengartikan hal tersebut.

"Petra?"

"Petra?"

"PETRA?!!" teriak ayah Petra.

"Ayah? Ada apa?" tanya Petra terkejut.

"Ada apa dengan mu?" tanya balik ayah Petra.

"Ah tidak apa-apa, selain itu apa maksud Eren tadi?" tanya Petra.

"Seperti nya ayah sudah tidak punya waktu lagi," ucap ayah Petra serius.

"Eh?! Maksud ayah?" tanya bingung Petra.

"Kau ingat tidak? Saat sebelum ibumu meninggal?"

"Hmm kenapa yah?" tanya Petra bingung.

"Saat kau membuat perjanjian dengan ibumu untuk melakukan apapun untuk ibumu dan ibumu mengajukan sebuah surat setelah itu kau di suruh menandatangani surat tersebut tanpa membacanya?" jelas ayah Petra.

"Aku ingat, ada apa dengan surat itu yah?" Petra semakin bingung dengan yang dikatakan ayah nya.

"Itu adalah ... formulir pernikahan. Jadi secara hukum kau sebenarnya sudah menikah," jelas ayah nya membuat Petra terkejut.

"Maaf, ayah dan ibu mu hanya ingin kau bahagia, mungkin tidak lama lagi ayah juga akan mati," ucap ayah Petra membuat Petra terkejut.

"Apa maksudnya ayah? Ayah bercanda kan? Pasti bercanda!" ujar Petra.

"Tidak, ... kau tahu Kenny si pembunuh?" tanya ayah Petra.

"Itu bukannya hanya legenda yah?" tanya Petra.

"Dia adalah paman dari Levi yang membunuh semua warga yang menentang keluarga kerajaan yang ada di negara ini," jelas ayah Petra.

"Ayah adalah salah satu orang yang menentang kerajaan. Seperti nya mereka mulai menyadari bahwa ayah sedang mencari waktu untuk menjatuhkan mereka dari kerajaan. Dan inilah akibatnya," ucap ayah Petra dengan senyumannya.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang