Chapter 39

753 95 75
                                    

Setelah kepergian Levi yang tak tahu di mana keberadaan nya selama berbulan-bulan ini, Petra lebih banyak melamun. Ia berpikir bahwa Levi benar-benar membenci nya.

Selama beberapa bulan terakhir juga, Boris Feulner selalu mengajak nya bicara, Petra hanya seolah-olah peduli padahal ia sama sekali tak mendengarkan apa yang di katakan temannya itu. Petra juga sebenarnya mengetahui kenapa Boris peduli padanya, Boris menginginkan sesuatu yang sebenarnya tak dapat Petra berikan.

Hingga saat memasuki bulan ke 4, Feulner mengajak Petra untuk makan siang bersama. Saat itu juga Petra sadar bahwa ia harus mengatakan yang sebenarnya pada Boris, bahwa ia tak memiliki perasaan apapun padanya.

Mereka pun pergi ke Love resto yang Boris minta.

"Feulner, apakah ini tak salah?" tanya Petra yang baru saja duduk di salah satu bangku di Love resto.

"Apakah ada yang salah? Bukankah kemarin kau sudah mengiyakannya?"

"Ah benarkah?"

Ah sial, aku lagi-lagi tak mendengarkan saat dia berbicara, batin Petra.

"Iya, aku juga sudah memesan beberapa makanan."

Bodoh banget sih! Terus apa yang harus ku katakan?! batin Petra.

Tak lama kemudian seorang pelayan mengantarkan makanan. Petra pun memakan makanan tersebut sembari terus memikirkan bagaimana cara dia mengatakan pada Boris untuk menjauhi nya.

Setelah selesai makan, Petra pun memberanikan diri mengatakan sesuatu.

"Feulner?" panggil Petra.

"Kenapa? Apa kau masih kurang? Kau bisa memesan sebanyak yang kau mau, tenang saja aku yang akan membayarnya," jawab Boris.

"Aku ...,"

"Kamu kenapa? Sakit?" sela Boris.

"Tidak, tidak bukan itu," jawab Petra.

"Lalu kenapa?"

"Aku sudah menikah," ujar Petra memberanikan diri.

"Eh?!" ucap Boris terkejut.

"Ma-maaf, jadi aku minta kau untuk menjauh-"

Prang!!

Terdengar suara piring dan gelas terjatuh sehingga membuat keadaan restoran itu sangat hening.

"Kau menghianatiku?!!"

"Kecil kan suaramu, kita sedang di restoran."

"Hah?! Kenapa aku peduli dengan itu?!!Aku pikir kau memberiku kesempatan setelah kejadian itu dan saat aku ingin mengatakan perasaan ku pada mu, lalu kau mengatakan hal yang di luar nalar seperti itu untuk membohongi ku?!!"

"Aku tak membohongimu."

"Jika kau memang tak menyukai ku!! Tak perlu beralasan seperti itu!! Kau pikir aku tak mencari tahu siapa saja yang dekat dengan mu?!!"

"Aku mohon jangan berteriak."

"Berisik!" Boris mengambil pecahan piring yang tadi ia lemparkan.

"Jika kau tak berbohong, sayatkan pecahan ini ke tanganmu!" perintah Boris membuat semua mata menatap tajam ke arah nya.

Tapi tak ada satu orang pun yang berani mendekati mereka.

Aku yakin dia tak akan mengorbankan tangannya hanya untuk kebohongan yang dia buat, batin Boris sembari tersenyum sinis.

"Baik!" pernyataan yang keluar dari Petra tanpa ragu, membuat semua orang yang melihat nya semakin terkejut begitu pula dengan Boris.

Eh?! Bodoh! Apa yang mau kau lakukan Petra? Segitu benci nya kah kau padaku? batin Boris terkejut mematung.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang