Chapter 43

879 95 96
                                    

Dalam malam yang sunyi, Petra terbangun dari tidurnya karena merasa ingin ke toilet.

Kemudian saat kembali ke kamarnya, ia baru menyadari bahwa suaminya sudah tidak ada dimanapun. Ia menatap jam yang terpampang di dinding menujukkan baru pukul 2 malam.

Apa kapten melihat bintang seperti biasanya? batin Petra sembari mengalihkan pandangannya menatap kursi kosong yang hanya ada selimut yang terlipat rapi di atasnya.

Petra kemudian memutuskan untuk mencari Levi, ia pun keluar dari kamar.

"Lorong-lorong istana ini sangat menakutkan," gumam Petra dengan nada rendah.

Kemudian Petra berlari menyusuri lorong-lorong istana yang menakutkan itu.

Jika ingatan ku tak salah, hanya ada satu tempat yang mungkin kapten kunjungi untuk melihat bintang. Karena dari tempat itu, bintang terlihat sangat indah, batin Petra sembari terus berlari ke arah yang ingin ia tuju.

Ia menaiki tangga dengan cepat dan hati-hati, ia dulu sering bermain di istana itu jadi ia sudah terbiasa dengan tangga-tangga itu.

Saat sudah di lantai dua, ia bertemu dengan Armin dan Eren yang sedang berjalan ke arahnya.

"Kak Petra? Apa yang kakak lakukan malam-malam seperti ini?" tanya Eren.

"Ah Eren, aku hanya sedang ingin jalan-jalan sebentar, kalian sendiri ngapain?"

"Eren melupakan ponselnya yang di bawa Mikasa dan dia baru menyadarinya, mangkanya dia memintaku menemaninya mencari kamar Mikasa malam-malam seperti ini," jawab Armin.

"Kenapa tidak kau ambil besok saja, Ren?"

"Yah itu...,"

"Dia bilang ada sesuatu yang tak boleh Mikasa lihat katanya," potong Armin.

"Ya kau tahu sendiri kan, Mikasa itu selalu kepo. Dari pada nanti dia malah seenaknya membuka ponselku bagaimana?" balas Eren.

"Memang ponselnya tidak kau sandi atau pin?"

"Sudah kok, aku pun tak tahu bagaimana dia tahu sandi ku," jelas Eren.

"Kau itu sangat mudah di tebak Eren, aku pun tahu sandi mu," sela Armin.

"Eh? Benarkah?" balas Eren dengan wajah tidak percaya.

"Oh yah, pasti kakak mencari kapten, bukan? Sekitar jam 11 aku melihat nya keluar dari kamar kakak," ujar Armin.

"Kenapa kau bisa melihatnya dan aku tidak?" Eren menatap mata Armin.

"Yah kau kan di kamar sedang tidur, aku sekitar jam segitu kan keluar," balas Armin.

"Keluar? Ngapain?" tanya Eren.

"Yah kalau itu,...," ucapan Armin tertahan sembari mengalihkan pandangannya.

"Terima kasih Armin, kalau begitu aku pergi dulu," ujar Petra lalu berlari meninggalkan mereka berdua.

"Kakak tahu kemana?!" teriak Armin.

"Aku tahu, tenang saja!" balas Petra sembari melambaikan salah satu tangannya.

.

.

.

Seperti yang Petra duga, ia mendapati Levi sedang duduk di salah satu balkon yang ada di istana.

"Hhh, akhirnya ketemu juga," ucap Petra berjalan mendekati suaminya yang sedang duduk menatap bintang.

Petra kemudian duduk di samping suaminya.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang