Setelah tak mendengar suara teman-temannya lagi, Eren melepaskan pelukan nya lalu mengambil sebuah hadiah untuk Mikasa.
"Ambilah!" ujar Eren sembari menyodorkan sebuah kado berwarna merah tanpa memandang wajah Mikasa.
"Untukku?" tanya Mikasa.
"Memang siapa lagi yang ada di sini?!" jawab Eren sembari melirik Mikasa.
Mikasa membulatkan matanya terkejut sekaligus senang dengan hal itu. Mikasa pun tersenyum manis lalu mengambil kado tersebut.
"Bukalah!" perintah Eren.
"Apa boleh?"
"Hah?! Kau bodoh kah, Mikasa? Itu kan milikmu! Kenapa tak boleh?"
Mikasa sedikit menundukkan kepalanya mendengar perkataan Eren.
"Apa kau tak menyukainya?" tambah Eren lalu ikut menundukkan kepalanya.
Seketika Mikasa mengangkat wajahnya.
"Tidak, bukan begitu," balas Mikasa lalu membuka kado dari Eren dengan cepat.
Mikasa lagi-lagi di kejutan dengan isi kado tersebut.
"Syal?" tambah Mikasa lalu menatap Eren.
"Syal yang dulu ku berikan padamu kelihatan nya sudah sedikit rusak, bukan? Aku harap syal ini bisa mengganti yang lama. Apa kau suka?" tanya Eren lalu balik menatap Mikasa.
"Aku sangat menyukai nya, terima kasih." Mikasa tersenyum manis.
Wajah manis Mikasa membuat detak jantung Eren tidak terkendali sehingga terjadi keheningan beberapa saat sampai Eren memberanikan diri untuk membuka suara.
"Mi-Mikasa?" panggil Eren.
"Hm?" Mikasa yang masih sibuk memeriksa betapa indah nya syal yang di berikan Eren.
"Boleh ku bertanya sesuatu?" tanya Eren.
"Tentu saja."
"Kenapa kau sangat memperhatikan ku? Apa karna kau ku tolong saat masih kecil? Atau karena aku adalah keluargamu?
....
Siapa aku bagimu?"
Deg!
Seketika detak jantung Mikasa berdetak dengan sangat cepat.
"Kau...
Ke-keluargaku," jawab Mikasa yang gugup.
Ap-apa yang ku katakan?! batin Mikasa.
Eren terlihat kecewa mendengar jawaban Mikasa.
"Aku harus pergi sekarang," ucap Eren lalu meninggalkan Mikasa yang menyesal dengan pernyataannya.
Kalau saja aku mengatakan yang sebenarnya, apakah kau akan menerima perasaanku? batin Mikasa menatap syal yang di berikan Eren dengan rasa sedih.
.
.
.
Malam hari pukul 22:00
Petra baru saja masuk ke dalam kamar setelah selesai bersih-bersih di dapur setelah makan malam sebelumnya.
"Ah kapten, belum tidur?" Petra menghampiri Levi yang sibuk dengan laptopnya.
"Hn," jawab Levi singkat.
".... Mau ku buatkan teh?" tanya Petra yang sudah berdiri di samping Levi.
"Jika itu tak merepotkan mu," jawab Levi.
Ting! Ting! Ting!
Ponsel Levi yang terletak di samping tempat tidur berbunyi secara beruntun, tapi Levi tak menghiraukan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Feeling 【END】
FanfictionTokoh Utama : 1. Levi Ackerman 2. Petra Rall Sinopsis : "Bagaimana mungkin aku melupakan perasaan sepenting ini?" gumam seorang gadis cantik dengan rambut pendek lurus yang tanpa ia sadari meneteskan air mata menatap seorang yang dulu sangat ingin d...