Chapter 48

753 88 216
                                    

Setelah Levi mandi, ia keluar dari kamar mandi mendapati istrinya sedang senyum-senyum menatap layar ponsel sembari rebahan di kasur. Levi yang penasaran pun menghampiri nya.

"Kenapa kau?" tanya Levi lalu terduduk di pinggir kasur.

"Ka-kapten? Kau mengagetkan ku. Tidak apa-apa, hanya saja tadi aku tak sengaja melihat bayi yang lucu," jawab Petra sembari bangkit terduduk di kasur.

"Jadi bagaimana?"

"Eh apanya? Bayinya?" tanya balik Petra.

"Tidak, bukan. Kau menginginkan sesuatu?"

"Sesuatu? Apa?"

"Kenapa kau malah bertanya balik padaku?"

"Eh?" ucap Petra mengingat-ingat apa yang di maksud oleh Levi.

"Oh tentang penebusan kapten itu? Tidak, tidak, tidak perlu, itu memang kesalahan ku," tambah Petra.

Levi kemudian mengelus rambut Petra, lalu bangkit dan mengambil laptopnya.

"Ah kenapa tiba-tiba aku rasanya ingin sekali makan Takoyaki yah?" gumam Petra dengan nada rendah sembari mengelus perutnya.

"Takoyaki?" ucap Levi yang mendengar gumaman Petra.

"Eh? Iya kapten, mendadak aku ingin sekali makan itu, kenapa yah?"

"Aku akan kembali." Levi meletakkan laptopnya kembali lalu membuka pintu dan hendak pergi dari sana tetapi tiba-tiba Petra menghentikan langkah kakinya.

"Kapten? Jangan-jangan kapten mau beli Takoyaki yah? Tak perlu, besok aku bisa membelinya," ujar Petra.

"Aku akan pergi sebentar."

"Tidak perlu kapten, lagi pula aku lebih ingin makan di tempatnya dari pada di bawa pulang," jawab Petra.

"Apa maksudmu?"

"Yah aku sendiri juga tid--"

"Kak Petra ingin Takoyaki?" potong Sasha yang kebetulan lewat depan kamar Levi dan mendengar percakapan mereka.

"Suara ini? Sasha?" ucap Petra lalu mendekati Levi yang masih berdiri di pintu sembari menggenggam gagang pintu.

"Kalau begitu kenapa tidak malam ini saja kita pesta Takoyaki?" saran Sasha mendekati pintu kamar Levi.

"Maksudnya Sa?" tanya Petra.

"Hey kentang! Jangan asal bicara kau! Uang gajian kita kan habis untuk membayar kuliah! Dari mana kita dapat uang untuk membayar Takoyaki?" tegur Jean yang mendengar pernyataan Sasha.

"Kita bisa menggunakan uang kapten," tambah Mikasa yang sedang mengikuti Eren.

"Oy Mikasa! Mana mungkin kita merepotkan kapten lagi?!" balas Eren menatap Mikasa.

"Aku bisa membantu sedikit uang kok," tutur Armin yang baru terlihat dari tangga dan berjalan menuju depan kamar Levi.

"Seperti yang di harapkan dari orang pinter," balas Connie yang mengikuti langkah kaki Armin.

"Wah benar juga, Armin kan dapat beasiswa sehingga dia tak bayar kuliah, pasti uang nya masih banyak!" ujar Sasha menatap Armin dengan senang.

"Aku juga harus menghemat, Sa," balas Armin.

.

.

.

Dan entah bagaimana, obrolan itu pun selesai dan akhirnya kita semua pergi ke warung yang menjual Takoyaki, batin Petra menatap semua orang yang antusias dengan makanan Takoyaki.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang