Chapter 11

848 85 8
                                    

Tringgg!!!

"Ah siapa sih malam-malam seperti ini," ucap Petra lalu meraba mencari hp yang terletak di meja samping tempat tidurnya.

"Hallo? Ini siapa?" tanya Petra dengan keadaan masih setengah sadar.

"Kak tolong bukakan pintu, kami lupa membawa kunci. Aku Sasha!"

"Eh, aku akan segera kesana," balas Petra lalu menutup teleponnya dan berjalan menuju pintu masuk.

Cklek!

"Kalian pulang larut se-." Petra terkejut melihat keadaan Eren. "Apa yang terjadi dengan Eren?" tanya Petra.

"Tenang saja kak, ini bukan apa-apa. Tadi aku sudah meminum obat penawar racunnya kok," ucap Eren masih dengan keadaan setengah sadar yang memasuki ruangan dengan dibantu Connie dan Jean.

Tak lama setelah Eren masuk, Petra melihat Levi yang di rangkul oleh Mikasa.

"Mikasa apa yang terjadi dengan kak Levi?" tanya Petra panik.

"Maaf ini salahku," ucap Mikasa membawa Levi ke sofa.

Karena kebisingan ini, Krista pun terbangun dan segera keluar melihat apa yang sedang terjadi.

"Kapten, pisau itu?" tanya Krista.

"Tadi mau ku cabut, tapi bocah sialan ini menghentikan ku," jawab Levi.

"Tentu saja kapten! Bagaimana jika darah yang keluar makin banyak?" ujar Jean.

Petra pun mencari kotak P3K, dan langsung menghampiri Levi.

"Kak, aku cabut yah?" tanya Petra yang sudah berlutut di hadapan Levi.

"Hn," jawab singkat Levi.

"Kak? Kakak tahu bagaimana menanganinya?" tanya Krista.

"Tenang saja, aku pernah di ajarkan ayahku dulu. Aku tak ingat pasti, tapi ayahku dulu bilang bahwa aku sering mengobati seseorang yang senang berantem," jelas Petra lalu mulai mengobati luka Levi. Sedangkan Levi yang mendengar cerita tersebut pun memalingkan wajahnya dari Petra.

Mereka semua terkagum memerhatikan bagaimana cara Petra mengobati luka Levi. Setelah sekitar 10 menitan pun Petra selesai mengobati luka Levi.

"Sudah selesai kak," ucap Petra lalu tersenyum kearah Levi.

"Hn."

Setelah itu Petra menyadari ada seorang anak laki-laki ketakutan dibalik sofa.

"Hey manis! Apa yang kamu lakukan disana?" tanya Petra sembari tersenyum.

Anak laki-laki tersebut terlihat ketakutan. Petra pun memutuskan untuk mendekatinya.

"Kenapa? Nama mu siapa?" tanya Petra tetapi tetap tidak ada respon, Petra pun tanpa sengaja melihat darah yang mengalir di lehernya.

"Darah? kau berdarah!" Petra langsung mengambil kotak P3K tadi dan mengambil beberapa obat untuk meredakan sakitnya kemudian di plester.

"Te-te-terimakasih kakak," ujar anak lelaki tersebut walau tubuh nya masih belum berhenti bergetar.

"Sama-sama," ucap Petra dengan melontarkan senyum manisnya.

Tak lama pun anak lelaki tersebut memeluk Petra dan menangis. Membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut terkejut.

"Ada apa denganmu?" tanya Petra dengan lembut sembari mengelus rambut anak lelaki tersebut.

Ibu yang baik, batin Jean, Connie, dan Sasha.

First Feeling 【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang