Prolog :
—Dasha Abella, itulah nama pemeran utama dalam cerita ini. Gadis itu kini sudah berada disemester akhir dan tentu tugasnya melebihi akal manusia. Ya, tugas selalu datang terus menerus membuat Dasha ingin terjun kekolam ikan milik tetangganya. Otak Dasha seperti tidak mampu untuk menyelesaikan semua tugas itu dalam sehari, bisa meninggal duluan dia sebelum wisuda.
"Aku pengin pindah dimensi saja rasanya." lirihnya berjalan gontai menunju rumah sehabis pulang dari kampus.Ia berjalan terus menerus, tak peduli sekitarnya, nasib baik jalanan sepi. Jika tidak cerita ini mungkin langsung tamat sebelum sampai masuk ke-inti cerita.
Rumah sederhana dengan taman kecil dihalaman rumahnya itu, adalah rumah Dasha. Lebih tepatnya itu rumah kedua orangtuanya. Dengan langkah lemas ia memasuki rumahnya itu, sesekali ia memanggil Ibunya untuk memastikan Ibunya ada dirumah atau tidak. Entahlah, setiap masuk kerumah pasti Ibunya dulu yang dicari."Ibu?" panggilnya, ia berjalan kearah dapur tapi kosong. Kemana Ibunya itu?
Dasha mencari Ibunya sampai mengelilingi rumah tapi tidak ketemu juga, mungkin saja Ibunya main kerumah sebelah, pikirnya kala itu. Ia kini kembali masuk kedalam untuk sekadar mengganti bajunya dan memulai tugas revisi yang diberikan dosennya.
"Bener-bener kegiatan setiap hari revisi mulu astaga." keluhnya sembari membuka laptop kesayangannya itu. Ia memulai menghidupkan alat elektronik itu, lalu ia mencari buku catatannya yang berisi semua hal-hal penting yang diucapkan dosennya tadi. "Kemana ya kok gakada gini?" gadis itu terus mencari sampai kebawah kolong ranjangnya, yang sudah jelas tak akan ketemu disana.
Disela ia mencari buku catatannya itu tanpa sengaja Dasha menemukan sesuatu yang bercahaya, entahlah benda apa itu, karena Dasha super kepo ia pun mengambil benda bulat mirip giok itu. "Apa digosok bakal keluar jin yang baik hati ya? Kalo bener, lumayan juga buat nyelesain tugas." katanya dengan senyum licik. Ia mencoba menggosok benda itu tapi yang ada aneh, ya sangat aneh. Dasha tiba-tiba berada dipinggir kolam ikan milik tetangganya. Ini tidak masuk akal. Dasha berdiri keheranan disana, kenapa ia bisa disini? Bukannya tadi masih dikamarnya?
Entah kesialan apalagi yang menimpa Dasha, ketika ia ingin kembali kerumah, kakinya tergelincir dan tentu kalian tau endingnya.
Byurrrr
Dasha jatuh kekolam itu, hei ini tidak nyata kan? Dasha hanya bohongan saja, yang ia bilang ingin terjun ke kolam ikan tetangganya itu, dan kenapa ini, kenapa Dasha semakin tenggelam? Bukannya kolam ini sangat pendek? Dasha menahan napasnya di air kolam itu, nasib baik Dasha adalah perenang yang handal, tapi entahlah sihir apa yang membuat permukaan kolam itu sangat jauh dan semakin jauh, sehingga Dasha tidak bisa menahan napasnya lagi dan—gelap.
psssstt pssstt pppstt
Terdengar suara bising disekitar Dasha membuat gadis itu mulai tersadar dan mengerjapkan matanya pelan. Setelah matanya sepenuhnya terbuka, Dasha tertawa kecil. Ya karena ia seperti mimpi, rumah siapa yang ia masuki ini? Kenapa terlihat sangat mewah sekali. Dasha mencoba menutup matanya kembali lalu membukanya lagi, dan kini Dasha yakin, ia berada didunia lain. Apa ini surga? Jika iya, syukurlah. Padahal Dasha masih banyak dosa, tapi syukur Tuhan sangat menyayanginya hingga ia bisa kesurga.
"Oh hai malaikat, kenapa kau tidak memotong janggutmu?" tanya Dasha melihat pria tua disampingnya itu. Pria itu malah menatap aneh Dasha seakan Dasha ini makhluk aneh yang pernah ia temui. Tapi berbicara tentang aneh, tadi Dasha memakai bahasa apa? Kenapa ia baru pertama kali mendengar bahasa itu, kenapa juga ia bisa menguasainya? Dasha panik, ia menutup mulutnya dengan tangan seakan tak percaya apa ini benar dia.
"Nona Dasha." Dasha menengok.
"Nona sebaiknya istirahat, karena Nona baru saja tercebur dikolam kuil. Apalagi, besok Nona harus bertemu dengan Penyihir Agung mengenai pesan Dewa." ucap pria tua itu. Dasha tidak memperdulikan penjelasan dari pria tua berjanggut putih itu, ia hanya fokus pada namanya ternyata masih sama, jadi ia tidak masuk kedalam tubuh oranglain kan?
"Dimana cermin?" tanya Dasha. Salah satu pelayan di kuil memberikan cermin kecil pada Dasha, "Wow, gila. Kok aku makin cantik, kayaknya ini cermin dikasih filter deh."
Pelayan dan lelaki tua itu saling menatap, tak mengerti maksud dari Dasha, "Maaf Nona, filter itu apa yang anda maksud?" tanya pelayan itu dengan wajah polos.
"Filter itu—ee..." agak sulit untuk menjelaskannya karena Dasha baru ingat, ia bukan berada didunianya. "Aa.. Lupakan saja, aku akan melanjutkan istirahatku." sambungnya mengalihkan pembicaraan.
Kali ini Dasha selamat. Bagaimana nanti jika mereka tau Dasha ini bukanlah Dasha Nonanya. Tapi aneh, kenapa nama dan wajahnya tetap sama ya?
---
The Last Descendants
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasySUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...