Special part 2
Langit sudah mulai gelap, di kantor Kejaksaan tempat Dasha bekerja itu kini hanya dirinya dan dua orang rekannya yang tengah lembur menyelesaikan tugas mereka. Terlihat lelah dimatanya, tapi ia paksa untuk terus menatap layar laptopnya dan jari-jarinya itu tak lelah bergerak mengetik.
Beberapa kali ia berhenti dari aktivitasnya hanya untuk meregangkan otot-ototnya yang lelah karena duduk seharian ini. Hhh, pantatnya saja sudah panas sekali sekarang.
Wanita itu pun menghela napasnya, lalu matanya melirik kearah jam dinding yang tergantung indah di atas rak arsip. Oh, sudah mau tengah malam, lalu ingatan janji yang ia ucapkan pada sang Ibu membuatnya langsung berdiri.
"Astaga, kenapa aku lupa jika ada janji dengan Ibu. Aaakhh ini bahayaa!!!" Dasha dengan kecepatan kilat itu langsung membereskan berkas-berkasnya lalu berlari keluar dari kantor. Ia benar-benar lupa akan janji itu. Siap-siap saja sampai rumah akan mendengarkan radio lama alias omelan Ibunya.Entah mungkin hari ini kesialan Dasha sehingga ia dari pagi sudah menabrak orang, lalu mendapat kerjaan yang banyak, sorenya ia bertemu wanita aneh yang membuatnya merasa pikun, ditambah ia lupa janji pada Ibunya, dan kini tepat saat ia keluar kantornya tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya.
"Shit." umpat Dasha sambil tersenyum, ia pun tertawa seperti orang gila didepan kantornya. Bagaimana bisa hujan turun dengan deras disaat tadi tidak ada gemuruh atau apapun yang menandakan akan turunnya hujan.
"Aaakhh sialan, bagaimana sekarang? Apa aku terobos saja?" pikirnya lalu melihat kiri kanan yang sudah mulai sepi itu. Mungkin menerobos hujan ini adalah salah satu cara yang paling ampuh, mengingat jarak terminal bis terdekat hanya sekitar 100 meter dari kantornya.
Setelah dipikir cukup panjang Dasha pun menekatkan diri, ia pun mengambil ancang-ancang untuk berlari. Andai saja ia mengambil mobilnya dulu saat kembali dari bandara, mungkin ia akan cepat sampainya.
Dresss Dresss
Lumayan basah baju wanita itu saat berlari menuju terminal bis ini. Ia pun mengibas-ngibas bagian bajunya yang terkena air itu. Astaga, sekarang Dasha berharap semoga bis cepat datang. Tapi sayangnya sampai sekarang bayangan bis pun tak kunjung muncul.
Wanita itupun hanya bisa duduk dan menunggu kedatangan transportasi umum tersebut. Sebenarnya ia juga takut tengah malam sendirian di terminal seperti ini, bukankah tindakan kriminal tidak memandang bulu? Apalagi ia adalah seorang wanita yang cantik. Oh Tuhan, semoga tidak akan terjadi apa-apa nantinya.
Satu jam berlalu, dan Dasha benar-benar dibuat kesal sekarang. Apakah bis terakhir sudah lewat? Tapi bukankah masih ada bis jika Dasha tidak lupa? Sepertinya memang tidak ada harapan, lalu bagaimana ini sekarang? Bahkan taxi pun tidak ada yang lewat sama sekali.
"Tahan Dasha, tahan... Tutup matamu, dan setelah membuka mata nanti akan ada jalannya." gumamnya menenangkan diri, lalu langsung menutup matanya.
Mungkin ini sebuah keajaiban atau kebetulan saja, disaat Dasha membuka matanya sosok lelaki berperawakan tinggi dan juga tampan datang menghampirinya dengan keadaan basah kuyup, padahal ia membawa payung. Bodoh sekali, batin Dasha.
Lelaki itu tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada Dasha, sontak wanita itu agak menjauhkan wajahnya, "Aku menemukanmu." kata lelaki itu menatap penuh kerinduan pada Dasha, sedangkan dimata Dasha lelaki itu sangat terlihat seksi dengan rambutnya yang basah, dan lihatlah perutnya yang tercetak sangat jelas karena kemeja hitam lelaki itu basah.
"Istriku." imbuh lelaki itu membuat mata Dasha langsung terbelalak dan mendorong lelaki didepannya.
"Hei anda gila? Siapa yang anda panggil istri?" tanya Dasha, berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasySUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...