Part 30

4.8K 660 6
                                    

Tiga puluh :

—Ketenangan yang diharapkan Dasha setelah menikah, tidak terkabul dan berjalan sesuai ekspetasinya. Apalagi setelah kekacauan yang melanda kekaisaran ini, kekhawatiran, rasa was-was selalu menghantuinya. Ia bingung untuk bercerita kepada siapa, bukankah ia punya banyak suami? Tapi sayangnya para suaminya sibuk, ya, sibuk. Lucas pergi untuk penyelidikan, Kenneth pun sama. Ditambah Leon yang akhir-akhir ini sudah jarang menemuinya setelah pertemuannya dengan wanita ular itu, Effie.

Sempat terpikir dalam benak Dasha, apakah Leon sudah terkena sihir hitam oleh Effie? Kondisi fisik Leon biasa saja dibanding saat ia bertemu dengan Effie waktu itu yang sangat terlihat lelah seperti orang sakit. Tapi, kenapa sudah terhitung dua hari lamanya ia tidak datang ke istana Ratu?

Dasha yang takut Leon termakan sihir hitam Effie itu pun tidak dapat bekerja dengan baik. Ah sialan.

Beberapa menit setelah pikiran kacau Dasha itu melanda, Abigail membuka pintu ruang kerja wanita itu dengan sangat keras, persis seperti orang yang sangat terburu-buru.

Brakkk

Suara keras yang ditimbulkan oleh aksi Abigail itu sontak membuat kedua pandangan Dasha mengarah pada sumber suara, "Abi? Ada apa?" wanita itu tampak bertanya-tanya, tumbenan sekali pelayan setianya itu terlihat buru-buru.

Dengan napas yang sedikit terengah-engah, Abigail berjalan mendekati Nyonyanya.
"Yang Mulia, ini sangat gawat! Para rakyat membuat petisi tentang pengasingan untuk Yang Mulia."

Jderr

Seperti halnya terkena serangan tiba-tiba, Dasha terkesiap ditempat. Masalah apalagi ini? Kenapa juga masalah terus menerus datang padanya? Sialan Dewa yang mengirim Dasha kesini! Tau akan masalah yang datang terus menerus seperti ini, Dasha sungguh menyesal mengambil giok dibawah tempat tidurnya sewaktu itu.

Wanita itu memijit pelipisnya merasa pusing karena masalah datang terus menerus tanpa membuatnya istirahat dan jelas ini pasti ulah Effie Collin, si wanita sialan itu! Ingin rasanya Dasha memakinya dengan bahasa kasar, tapi mengingat cerita ini dibaca oleh pembaca yang berbeda-beda umur, akan bahaya nantinya.

"Tidak akan ada asap jika tidak ada api Abigail, jadi siapa yang membuat rakyat sampai mengamuk seperti itu?" tanyanya pada pelayan itu, Abigail pun menceritakan semua yang ia tau mengenai petisi yang dibuat oleh rakyat, "Aku mendengar bahwa rumor mengenai Yang Mulia adalah keturunan Iblis dan si pembawa bencana yang selalu terjadi akhir-akhir ini sudah menyebar, dulu apakah Yang Mulia ingat? Penyebaran rumor yang dulu sudah sirna, tapi entahlah sekarang naik lagi sehingga petisi itu dibuat." jelasnya yang membuat Dasha merasa kurang puas.

"Jika hanya itu bisa ditangani, karena belum adanya saksi. Apakah kau dengar ada yang bersaksi palsu tentang rumor itu?" Abigail mengangguk, pelayan itu menjawab dengan sangat cepat, "Benar Yang Mulia, Nona Violet yang bersaksi."

Apa? Violet Avel?

"Bagaimana mungkin Violet Abi?! Aku saja tidak dekat dengannya, kenapa ia membenarkan rumor itu?" kesalnya, Dasha benar-benar tak habis pikir. Kenapa juga rakyat sangat percaya, tapi tunggu ini sedikit aneh, sepertinya kejadian ini sudah tersusun dengan sangat sistematis oleh pelakunya. Ya, Dasha yakin itu.

---

Diruangan kerja Kaisar. Leon sedang mengerjakan semua tugasnya dengan begitu tenang, membuat kaki tangannya itu merasa bingung. Apakah Kaisarnya ini tidak mendengar tentang rumor yang semakin parah sekarang? Ramon yang tidak tahan itu pun memberanikan diri mengatakan hal itu, "Baginda, maaf sebelumnya. Para rakyat membuat petisi pengasingan untuk Yang Mulia Ratu, apakah harus ku lakukan seperti rumor yang sewaktu itu?" tanyanya, Leon yang awalnya fokus membaca kertas yang ia pegang itu terhenti, digantikan dengan tatapan tajam mengarah para Ramon.

"Apa kau Tuannya sekarang? Apa Dasha Odelia adalah istrimu?" tanyanya, Ramon yang bingung sekaligus takut itu hanya bisa menunduk pasrah. "Biarkan saja rumor itu, selagi tidak merugikanku." imbuhnya ringan tapi membuat Ramon bereaksi terkejut setelah mendengarnya. Apa yang terjadi pada Tuannya ini? Bukankah ia sangat mencintai istrinya? Kenapa ia bisa berkata seperti itu? Begitulah pertanyaan-pertanyaan yang langsung muncul di otak Ramon.

"Ah Ramon, kau bisa menjemput Nona Effie Collin daripada memikirkan rumor itu sekarang." ucapnya, tersenyum.

Ramon terkena serangan kaget dua kali sekarang, kenapa Baginda Kaisar menjadi sisi yang berbalik seperti itu pada Yang Mulia Ratu dan Nona Effie?

Tak mau Leon mengucap dua kali, Ramon pun menjalankan perintahnya walau masih ada rasa yang mengganjal dalam hatinya.

Dilain sisi Dasha yang semakin kesal karena rumor itu, ia pun bertekad mencari tau asal-usul dari rumor itu beredar. Dan benar saja, seperti cenayang firasat Dasha benar adanya. Ya, mungkin orang lain tidak menyadari hal ini tapi Dasha yang sudah tau niat busuk dan siapa sebenarnya Effie tentu sudah bisa menyimpulkannya.

"Pantas saja Gil masuk kedalam mansion Earl Collin dengan sangat mudah saat itu. Ternyata ia memang sengaja tidak memperkuat akses masuk kedalam mansionnya. Benar-benar salah untuk menyepelekan Effie, ia telah menyusun semuanya dan sekarang aku sudah masuk keperangkapnya sendiri. Akhh bodoh Dasha!" gumamnya frustrasi, ia pun mengacak-acak rambutnya seperti orang gila.

Bagaimana tidak? Sewaktu Violet datang menemuinya itu memang sebagian dari rencana dari Effie, ia memperalat Violet yang sudah dibawah kendalinya itu untuk menjadi kambing hitam saat Dasha sudah sukses meminum racun alih-alih disebutkan alkohol dari keluarga Avel.

Sungguh licik, ia ingin menghabiskan Dasha tanpa mencoreng namanya sendiri. Dan lagi, disaat Violet keluar dari istana lalu menuju ke mansion Collin, itu hanya plan cadangannya. Sepertinya Effie sudah mengacang-acang jika Dasha dapat mendeteksi minuman itu, ia akan menggunakan rumor. Ya, rumor itu tentu memperalat kepercayaan rakyat dan juga saksi yaitu Violet. Effie tinggal menyuruh pelayannya mengatakan sesuatu kebohongan bahwa Violet sengaja datang ke mansion Earl Collin atas perintah Dasha dan tentu apalagi jika bukan untuk membunuh Kepala Keluarga Earl Collin, Ayah Effie sendiri.

Tanpa harus didorong lagi tentu rakyat akan langsung percaya karena dimata mereka Effie adalah gadis yang lemah lembut, dan baik sekali persis peran protagonis sedangkan Violet, ah sifatnya tentu sudah diketahui umum bahwa ia adalah Nona yang naif dan gampang terhasut. Astaga kenapa semakin rumit sekali, penjelasan diatas tadi hanya kesimpulan dari Dasha setelah mengetahui isi api dari rumor itu.

Yang Mulia Ratu merencanakan pembunuhan kepada kepala keluarga Earl Collin dengan perantara Nona Violet Avel, yang notabennya adalah sahabat baik dari Nona Effie Collin. Dan ternyata dugaan Yang Mulia Ratu adalah keturunan Iblis itu benar, ia akan menghisap semua sihir dan menghacurkan kekaisaran ini.

Mendengar itu saja membuat Dasha merinding, ia terlihat bodoh sekarang. Ia benar-benar tidak tau harus bagaimana lagi. Meminta bantuan dari para suaminya apakah bisa? Tapi siapa yang paling tepat? Lucas dan Kenneth sedang tidak ada, ya, hanya Leon. Mungkin ia bisa merayu Leon untuk membantunya.

Wanita itupun langsung melangkahkan kakinya menuju istana Leon, hanya lelaki itu yang mungkin bisa membantunya.

---

the last descendants

The Last Descendants Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang