Abad ke-21
(Bandara Internasional)
Suasana ramai di bandara memang sudah diketahui oleh banyak orang. Tempat transportasi jalur udara tersebut memiliki banyak jenis penumpang, ya, mungkin yang berpergian karena urusan pribadi, berlibur, atau melakukan perjalanan bisnis. Contohnya saja wanita muda yang terlihat sekitaran umur 26 tahun itu terlihat sangat modis dalam berpakaian. Berpakaian bak wanita karier dilengkapi kacamata hitam yang bisa dibilang mahal.
Wanita muda itu terlihat sangat cantik, bahkan dengan gaya berjalannya sekarang yang menarik koper saja terlihat seperti seorang model. Astaga, bagaimana mata semua orang tidak beralih padanya bukan?
Ditengah jalannya seusai mendarat itu, tiba-tiba suara ponsel milik wanita modis itu berbunyi dari dalam tas kerjanya yang bermerek Gucci. "Halo, ya Ibu?" angkatnya, penelpon yang bisa ditebak adalah Ibunya itupun seperti menjawab sesuatu yang sukses membuat wanita muda itu berhenti sejenak dan menepi terlebih dahulu.
"Iya Bu, Dasha tau. Ini Dasha baru saja mendarat, kenapa Ibu terlalu khawatir si!" kesalnya pada sang Ibu yang berada disebrang telepon sana.
Sesekali wanita itu berdecih sembari memutar bolanya malas karena mendengar ocehan dari Ibunya, "Iya Ibu sayang, Dasha anakmu ini tidak kenapa-kenapa jadi stop berlebihan ya. Ibu, Dasha tau Ibu sangat khawatir karena sewaktu itu aku tidak sadarkan diri selama tiga bulan. Tapi lihatlah sekarang Bu, anakmu ini sudah menjadi Jaksa yang terkenal." ucapnya mencoba tenang.
"Bu, sudah ya. Aku harus segera ke kantor untuk melanjutkan kasusku. Aku mencintaimu Bu." akhirnya lalu segera mematikan panggilan itu.
Wanita itu tampak lega setelah mengakhiri panggilan dari Ibunya. Ya, ia sedikit terganggu dengan kekhawatiran yang terlalu over menurutnya dari sang Ibu. Ayolah, ia sudah 26 tahun. Bukan gadis remaja atau anak kuliahan lagi yang harus terus diawasi. Dasha Abella sekarang sudah menjadi Jaksa terkenal di Negara kelahirannya, ia sudah mengklaim dirinya bahwa ia bisa menjaga diri dengan baik.
Sehabis itu Dasha pun langsung melanjutkan jalannya, ia juga memasukkan ponsel canggihnya itu kedalam tas dengan satu tangan sehingga ia sedikit kesulitan bahkan tidak terlalu fokus jalan kedepan.
Dukk
Ya, layaknya sebuah drama yang ada di televisi anda. Dasha tertabrak seseorang karena kebodohannya sendiri yang tidak fokus pada jalan.
"Aww, Sorry sir. Saya tidak melihat jalan, sekali lagi maafkan saya." ucapnya membungkuk lalu agak menepi, agar lelaki yang ia tebak adalah seorang pengusaha itu bisa melanjutkan jalannya. Dasha cukup tau diri dan mengakui kesalahannya ini.Tapi tunggu, kenapa lelaki ini tidak melanjutkan jalannya? Astaga leher Dasha cukup sakit untuk membungkuk terus jika begini.
"Angkatlah kepalamu, saya bukan Presiden yang perlu kau hormati sampai segitunya." Dasha pun menurut.Astaga, sumpah demi apapun! Siapa orang didepannya ini! Apakah ia masuk kedalam sebuah novel romansa? Astaga ini bukan mimpikan? Dasha membelalakkan matanya karena kaget melihat wajah lelaki itu yang sangat-sangat-sangat tampan!
Lihatlah rambut hitamnya itu, dan astaga badannya sungguh pelukable, Fix lelaki ini adalah tipe Dasha sekali!
"Sudah selesai melihatnya Nona?" ucap lelaki itu yang membuyarkan lamunan Dasha.
Dengan penuh kegugupan dan malu setengah mati, Dasha pun mencoba menenangkan dirinya, "Eee.. Maaf Tuan jika saya mengganggu perjalanan anda. Saya permisi." kata Dasha membungkuk kecil sebelum pergi dari sana.
Lelaki yang tampan itu melihat punggung Dasha yang semakin lama semakin menghilang ditelan kerumunan.
"Maaf Tuan, seharusnya tadi kita melewati jalur seperti biasanya saja." kata sekretarisnya. Dan jawaban dari seseorang yang dipanggil Tuan itu adalah, "Lucas, cari informasi tentang gadis tadi." ucapnya tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasiaSUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...