Tiga puluh enam :
Tujuh tahun kemudian
—Waktu terus berlalu, sudah berapa musim yang berganti sepanjang tujuh tahun ini. Dasha Odelia yang baru kemarin diketahui hamil itu sudah menjadi Ibu yang memiliki anak lima. Banyak? Tentu, kalian tidak lupa bukan dengan suaminya ada tiga?
Lima anak yang dilahirkan Dasha itu adalah hasil kerja kerasnya dan juga ketiga suaminya, ya walau Dasha hamil anak Leon, entah lelaki itu tau atau tidak. Wanita itu juga tidak menyangka jika ia bisa mengandung bayi kembar dua kali. Kehamilan pertamanya, yang jelas anak dari Leon dan Dasha itu adalah dua anak laki-laki kembar, tapi anehnya wajah mereka tidak sama persis. Lalu kehamilan keduanya sehabis melahirkan anak Leon, ia mendapatkan bayi kembar juga namun bedanya ini laki-laki dan perempuan, dan terakhir bayi laki-laki yang sangat persis dengan Ayahnya, Lucas. Jadi dari hasil pernikahan ini Dasha mendapatkan 1 anak perempuan dan 4 anak laki-laki.
Kelima anak dari keturunan Dewa dan Dewi ini tumbuh dengan sehat. Anak tertua dari Dasha dan Leon yang dua-duanya menginjak usia tujuh tahun itu tampak dewasa dan sangat mengayomi adik-adiknya, mereka bernama Arsen dan Atrio. Jika diperhatikan lagi, keduanya ini sangat mirip dengan orangtuanya, Arsen yang seperti Ayahnya sedangkan Atrio lebih ke Ibunya. Pernah disuatu ketika saat melihat Arsen, bayangan Leon terlihat dimata Dasha. Jujur, hati wanita itu merasa teriris. Ya, bagaimana tidak? Hanya Arsen dan Atrio saja yang belum pernah melihat wajah Ayahnya. Nasib baik, Kenneth dan Lucas bergantian memberikan kasih sayang dan tidak memandang anak siapa itu. Sehingga mereka berdua tidak haus akan kasih sayang seorang Ayah.
Beralih ke anak ketiga dan keempat Dasha dan Kenneth. Anak kembar beda jenis kelamin ini sangat mirip kedua orangtuanya. Eros terlihat dingin persis dengan Kenneth, tapi ia sangat hangat jika bersama dengan Dasha dan juga Scarlet. Sedangkan Scarlet, putri satu-satunya yang Dasha miliki itu sangat anggun dan cerdas mencerminkan bahwa ia adalah Nona Muda dari kediaman Duke. Ya, usia mereka masih empat tahun tapi mereka tidak seperti anak pada umumnya yang hanya tau bermain.
Dan terakhir si bungsu yang berumur dua tahun, Xander. Rambut serta wajahnya sangat mirip dengan Lucas, mungkin ini adalah mini Lucas. Si bungsu sangat disayangi oleh kakak-kakaknya walau berbeda Ayah. Kehidupan Dasha walau masih terkurung di mansion besar ini menjadi berwarna karena adanya mereka, ya bisa dibilang Dasha sedikit demi sedikit dapat melupakan kepedihan yang ia rasakan dulu.
"Ibu, kenapa warna rambut Kak Arsen dan Kak Atrio hitam? Apakah Ayah Kak Arsen dan Kak Atrio berambut hitam juga?" tanya Scarlet membuat Dasha dan kedua suaminya disana terdiam.
Bingung untuk menjawabnya, Arsen dan Atrio saja tidak pernah bertanya mengenai Ayah mereka. Ini kenapa Scarlet yang bertanya?
"Scarlet, bagaimana jika kita ke Ibukota? Bukankah kau rindu dengan Rose?" sahut Kenneth yang mencoba mengalihkan perhatian Scarlet. Hh, untung saja Scarlet ini masih suka-sukanya bermain. Ia dan Eros memang sering diajak oleh Kenneth pergi kediamannya yang di Ibukota untuk belajar dan mengenal sedikit demi sedikit tentang bangsawan apalagi Kenneth adalah seorang Duke, yang otomatis nanti Eros-lah yang akan mengambil alih kekuasaan Kenneth kelak.
"Ayo Ayah, aku sudah tidak sabar bertemu Kak Rose?!" Scarlet sangat bergembira akan hal itu, ia menarik-narik tangan Kenneth untuk segera pergi. Rose adalah salah satu pelayan muda yang baru berusia 14 tahun dan menjadi pelayan pribadinya Scarlet di mansion Ibukota. Kepribadian Rose yang hangat dan ceria membuat Scarlet nyaman.
"Eros, kau tidak ikut?" tanya Dasha pada anak laki-lakinya yang sibuk membaca buku. Anak berusia 4 tahun sudah gemar membaca buku, bukankah itu sedikit agak aneh?
"Tidak, aku malas nanti bertemu Putri Marquis itu." ucapnya, dingin.
Putri Marquis? Hei, Ibumu ini juga adalah Putri Marquis tau! batin Dasha.
Kenneth yang mendengar ucapan putranya itu terkekeh, ya, lelaki itu tau Eros sangat-sangat mirip dengannya. Dimana ia tidak suka dengan perempuan yang merepotkan dan lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca dan berlatih. "Biarkan saja, Ayah akan memaklumimu sekarang Eros. Tapi besok kau harus ikut Ayah pergi ke mansion, menemani Ayah mengerjakan tugas-tugas yang ada, bagaimana?" Eros mengangguk.
Akhirnya Kenneth dan Scarlet yang pergi sebentar ke mansion Duke Bartlett di Ibukota. Untuk Putri Marquis yang dibicarakan oleh Eros adalah Putri Marquis Osanna, Sirena Osanna. Gadis kecil berambut merah jambu yang sama usianya dengan Xander itu memang suka dibawa Ayahnya untuk bermain ke mansion Duke. Terkadang, Tuan Marquis menitipkan Sirena pada Eros, karena itulah Eros sangat tidak suka dengan Sirena. Xander saja tidak pernah ia urusi apalagi Sirena.
---
—Istana Kekaisaran Niels, tidak ada yang beda dari istana itu. Posisi Ratu juga masih kosong, entahlah apa yang dipikirkan Leon. Padahal Effie sudah beberapa kali menjebak Leon untuk berhubungan lebih sehingga ia bisa menduduki posisi Ratu itu, namun sayangnya nihil. Leon benar-benar teguh pendiriannya bahwa tidak ada yang bisa mengisi kekosongan posisi Ratu walau Dasha sendiri masih tidak jelas dibawa pergi kemana oleh Kenneth.
"Yang Mulia, saya mendapatkan kabar." ucap Ramon dari luar jendela.
Leon yang masih sibuk menulis itu pun menjawab, "Apa?"
"Saya melihat Tuan Duke membawa Putrinya kembali ke mansionnya. Apakah perlu saya ikuti?" lapor Ramon dibalas gelengan kepala oleh Leon, "Tidak perlu, sebentar lagi juga mereka akan datang kesini bersama Dasha." Ramon kebingungan, maksudnya apa ini? Ya, memang sewaktu Dasha pertama hamil sudah diberitahu oleh Lucas. Bukan hanya berita Dasha hamil anak Leon saja yang dibicarakan Lucas, tapi setiap tahun saat kedua putra Leon bertumbuh Lucas selalu melaporkannya. Sungguh baik sekali Lucas.
"Maaf Yang Mulia, lalu apa rencana anda?" tanya Ramon.
"Awasi Effie Collin. Sepertinya ia sudah frustasi karena tidak bisa menyatukan sihirnya." jawab Leon, menyeringai.
Memang benar, sudah berapa minggu ini wanita ular itu tidak datang menggoda Leon. Entahlah, tapi terakhir saat ia datang kesini terlihat jelas ia benar-benar hancur. Hancur disini dalam artian tubuhnya yang lemah, dan wajahnya yang pucat. Pernah saat ia menggoda Leon, lelaki itu melihat beberapa uban dikepalanya dan itu benar-benar membuat Effie menjadi malu.
Tidak ada yang menyangka dan memperkirakan apa yang dipikiran seorang Leon Istvan. Mungkin semua orang akan berpikir Leon sudah diguna-guna oleh Effie, sayangnya tidak. Ya, tebakan kalian benar. Leon hanya berpura-pura terkena sihir Effie karena ia mempunyai rencananya sendiri. Tidak ada yang tau rencana apa yang dibuat oleh lelaki tampan itu, hanya dia dan penulislah yang tau kejutan apa nantinya.
---
the last descendants
gais maap ya pasti kalean kaget tiba-tiba dah tujuh tahun kemudian aja awkwkwk... karena emang ini alurnya aku cepetin, takut kalian bosen kalo lama-lama.. terus jugaaa akutu lagii sibok mau ini itu jadi aku usahain apapun yang terjadi bakal update ini cerita..
Soalnya ya ini cerita bener-bener bikin gak sabar buat kasih tau ke kalian endingnya.. awwkkw apakah kalian nanti akan tercengang dengan endingny? who knows.... tunggu aja yaaaaa...
salam manis dari jodoh bunnysasa....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasySUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...