Ke-enambelas :
—Pesta harvest tiba. Ya, malam ini lebih tepatnya. Keluarga Marquis kini sudah bersiap untuk segera pergi ke istana dan memperkenalkan secara resmi putri mereka yang sudah kembali dikediaman mansion Marquis. Sebenarnya Dasha juga antusias karena ini kali pertama baginya untuk datang ke pesta yang diselenggarakan istana, namun, entahlah firasat buruk tiba-tiba muncul. Dasha berkali-kali melihat kearah luar lebih tepatnya ke langit yang sudah menggelap itu. Semoga hal buruk tidak akan terjadi malam ini, karena ini perdana bagi Dasha untuk bercengkerama dengan para bangsawan.
"Nona... Nona sudah dipanggil Nyonya Marcioness dan juga Tuan Marquis dibawah." ucap Abigail sambil menepuk pundak Dasha yang membuat gadis itu sukses pergi dari lamunan dan pikiran buruk mengenai keganjilan malam ini.
"Ah... ya, aku akan turun." gadis itu pun turun dari kamarnya. Setiap langkah ia merasakan kekhawatiran pada malam hari ini. Apa yang terjadi nanti?
---
—Perjalanan menuju istana diisi dengan obrolan Marquis dan Marcioness yang entahlah apa yang mereka bicarakan, Dasha tak mendengarkannya, karena Dasha tengah sibuk memperhatikan langit yang mungkin kebanyakan orang melihat tidak terjadi apa-apa, tapi Dasha merasakan sesuatu.
Sesampai di aula istana yang luas dan megah itu banyak sekali para bangsawan. Mereka semua memperhatikan keluarga Marquis yang terkenal tertutup dan acuh tak acuh itu tapi memiliki peran penting dalam istana. Bisikan serta bisikan mengisi aula istana, sudah menjadi tebakan jika Dasha yang menjadi bintang utama dalam bisikan mereka, tapi gadis itu tak peduli. Ya memang pada dasarnya ia tak peduli dengan ucapan orang yang selalu berkomentar tanpa mengaca terlebih dahulu.
"Salam Marquis Bryony, Marcioness Bryony dan Nona Dasha Odelia." sapa Lucas menghampiri keluarga Marquis dan terlihatlah senyuman yang mengembang diantara pasangan Marquis itu. Setelah kedatangan Lucas, suasana di aula kembali sediakala tidak ada yang berbisik-bisik atau menatap mereka, ya, bisa dibilang The Power of Lucas.
Lucas dan Tuan Marquis mengobrol dengan sangat akrab, bahkan disela obrolan mereka diselipi tawa sehingga membuat para bangsawan lain tertarik dan kembali berbisik. Apakah mereka begitu dekat? Sedangkan Dasha, gadis yang memakai gaun berwarna hijau itu sangat berwaspadah sekarang. Awalnya ia sudah berniat untuk mengobrol dengan bangsawan lain saat sampai ke istana, tapi entahlah setelah masuk istana kenapa hatinya merasa lebih tak enak lagi? Karena merasa butuh udara segar, Dasha pun berjalan menuju balkon disekitar sana.
Gadis itu memperhatikan lagi langit yang sudah hitam itu dan hanya ada bulan berbentuk sempurna menyinari bumi. Tidak mungkin ada sesuatu yang buruk kan? Semoga saja tidak? Ah ayolah, Dasha sudah berapa kali berdoa mengenai firasat buruk dalam hatinya ini? Hhh.. gadis itu menghela napasnya panjang. Mungkinkah hanya Dasha seorang yang bisa merasakan ini?
"Selamat malam Nona Dasha." Dasha menengok.
"Ah, Tuan Duke. Selamat malam." balas Dasha.
Kenneth tersenyum melihat gadis didepannya ini apakah Kenneth sekarang sudah sepenuhnya jatuh pada aura Dasha? Mungkin saja. "Kau tidak mengobrol dengan bangsawan lain?" tanyanya dibalas gelengan kepala oleh Dasha, "Tidak Tuan, aku... eee.. apakah kau merasa ada yang berbeda malam ini?" tanya balik gadis itu untuk mengalihkan pembicaraan.
Kenneth mengernyitkan keningnya, "Tidak." jawabnya singkat lalu memperhatikan suasana disana. "Apa kau merasa sesuatu yang aneh?" lanjutnya lagi.
Dasha mendengus kecewa, mungkinkah hanya dirinya seorang? "Tidak, sudahlah lupakan saja." jawabnya.
Suara pemberitahuan akan kedatangan sang Kaisar membuat Dasha dan Kenneth bergabung kembali kedalam aula. Tak lama dari pemberitahuan itu, Leon Istvan datang dengan gagahnya sembari tersenyum membuat para penggemar Leon jejeritan tak tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasySUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...