Tiga puluh tujuh :
—Udara yang sangat dingin pada malam itu tidak dipedulikan oleh Effie Collin yang tengah berdiri menatap tenangnya danau didepan matanya. Danau yang tenang dikelilingi oleh pohon-pohon dari hutan itu tampak gelap, belum lagi ditambah kabut yang begitu tebal menjadikan hawa keseraman disana semakin menjadi-jadi. Tidak ada hal yang menarik untuk dilihat, tapi apa sebenarnya yang membuat Effie begitu tertarik? Wanita berstatus bangsawan itu begitu menikmati pemandangan yang menyeramkan tersebut sampai pada satu pertanyaan yang membuyarkan aktivitasnya."Nona, apa sebaiknya kita kembali kekaisaran saja?" tanya bawahanya, seseorang yang dipanggil Nona itu menoleh kesumber suara. Ia berjalan dengan sangat lemas seperti benar-benar tidak ada kekuatan sama sekali.
"Tidak Thomas, aku harus cepat menyatukan sihir ini. Aku benar-benar harus bisa melakukan itu." lirihnya berjalan keluar.
Thomas tampak kasihan pada Nonanya, bagaimana tidak? Badan Effie terlihat kurus, begitu juga wajahnya yang benar-benar terlihat lelah. Sungguh tampilan Effie saat ini sangat berbeda dari tujuh tahun yang lalu.
Melihat keadaannya Effie saat ini sangat memperihatinkan membuat hati Thomas sedih, ia tidak tahan jika Nonanya terus-terusan seperti itu. Ia pun dengan cepat langsung bersujud memohon didepan Effie, "Nona, sebaiknya anda harus pergi kekaisaran Niels segera. Tubuh anda sudah benar-benar lelah, sihir Nona juga semakin menipis karena ritual penyatuan sihir itu. Lebih baik juga, Nona berhenti melakukan ritual penyatuan saya tidak mau Nona terlihat seperti ini."
Effie melotot kaget juga marah, berani sekali Thomas menyuruhnya berhenti memang siapa dia? Seperti itu pikiran Effie. Walau keadaannya yang sangat lemas, ia masih bertenaga untuk berteriak marah pada lelaki kesatria yang sangat setia padanya itu. "Kau pikir kau siapa! Aku tidak peduli, walau aku matipun dalam ritual ini aku harus tetap menjalaninya! Kau tau bukan Thomas berapa menderitanya Ibuku karena Ayah dan juga kekaisaran Niels itu?!"
Thomas mengangkat kepalanya, matanya berkaca-kaca. Baru kali ini melihat kesatria berotot besar menangis pada Nonanya, "Saya tau Nona, tapi saya mohon berhentilah. Nona saja belum bisa sampai ditahap pertama penyatuan dalam tujuh tahun ini, bagaimana bisa nantinya Nona ketahap sempurna." lirihnya tapi tidak dipedulikan Effie.
Ya, ingatan saat ia lahir sangat melekat padanya. Dimana semua orang tentu lupa apa yang terjadi pada saat ia dilahirkan, tapi Effie sangat ingat dengan jelas. Betapa menderita Ibunya karena ulah serta ketamakan dari Ayahnya.
Astaga mengatakan hal itu pada Thomas menjadikan ingatan itu kembali berputar dengan sangat jelas.
Kejadian disaat Effie Collin lahir dan awal mula ia menjadi keturunan Iblis.
<<----
Kekaisaran yang sangat besar seperti Niels itu menjadi heboh karena lahirnya tiga keturunan Dewa secara berurutan dengan selisih beberapa tahun. Setelah lahirnya tiga keturunan Dewa itu, kini rakyat serta para bangsawan dan juga keluarga kekaisaran sedang menantikan siapakah keturunan Dewi? Melihat ada dua Nyonya bangsawan yang hamil dan diperkiraan akan segera melahirkan tepat pada waktunya gerhana matahari tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasySUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...