Part 28

4.8K 746 16
                                    

Duapuluh Delapan :

-Kekacauan yang terjadi di kekaisaran Niels semakin menjadi-jadi. Sudah banyak upaya yang dilakukan tapi tetap saja itu sia-sia. Dari sini para rakyat masih mempertanyakan kekuatan dari para keturunan Dewa. Bukankah mereka dianugerahi kekuatan sihir yang hebat untuk melindungi kekaisaran ini? Tapi kenapa upaya yang mereka lakukan sia-sia? begitu pikiran para rakyat.

Ya, bukan hanya rakyat saja. Bahkan tiga keturunan Dewa itu juga mempertanyakan kekuatan mereka. Apalagi Lucas, lelaki itu menjadi hilang semangat sekarang akibat kejadian yang mengakibatkan terbunuhnya banyak penyihir. Oh ayolah Lucas, mana Penyihir Agung yang ceria dan kuat itu?

Kini mereka bertiga berada disebuah ruang yang kedap suara dan sangat minim pencahayaan.
"Sepertinya penyihir itu semakin kuat. Lalu apa yang harus kita lakukan? Kalian tau, aku merasa tak berguna menjadi Penyihir Agung." curhatnya pada Leon dan Kenneth.

Bukan hanya Lucas yang merasa tak berguna, Leon dan Kenneth pun sama. Entahlah kemana julukan hebat yang dulu melekat pada diri mereka.
"Tidak, ini belum berakhir. Karenamu para penyihir hitam mati satu persatu tapi asap itu terus mengganggu bukan? Mungkin kau harus mencari lagi tempat yang dijadikan persinggahan penyihir hitam itu. Aku yakin dalangnya hanya satu orang." sahut Kenneth, serius.

Mereka termenung sejenak memikirkan hal itu, dan tanpa diduga juga Lucas terbangun dari duduknya seperti ia mendapatkan ide yang bagus, "Kau benar, aku bisa melacaknya dari mayat-mayat yang ada. Kenapa aku tidak terpikirkan hal itu. Ah sudahlah, aku akan pergi beberapa hari tolong sampaikan salamku pada istriku ya.. selamat tinggal..." ucapnya lalu melompat dari jendela, meninggalkan Kenneth dan Leon diruangan yang minim pencahayaan.

"Ehem, baiklah Duke sepertinya pertemuan ini sudah selesai. Kau bisa kembali ke mansionmu." Leon agak canggung sebenarnya, karena ingin mempertahankan image wibawanya ia pun berkata seperti tadi dengan kerennya lalu meninggalkan ruangan.

Kenneth yang masih diruangan itu berjalan perlahan mendekati jendela yang masih terbuka saat Lucas melompat darisana. Dihirupnya udara malam yang sangat dingin itu untuk menenangkan pikirannya, "Gil, lindungi Dasha. Aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi nanti." ucapnya pada Gil yang ternyata berada diatap ruangan itu.

Entahlah, udara dingin malam ini seperti memberi isyarat buruk padaku. Apa maksudnya? batin Kenneth. Wajar Kenneth merasakan sesuatu karena ia memiliki dua sihir yang sudah melekat sejak ia masih orok. ya, sihir angin dan juga tanah.

Mungkin masih ada yang bertanya-tanya mengenai sihir atau kehebatan dari masing-masing keturunan. Leon Istvan sang Kaisar memiliki sihir Api dan Air dalam dirinya, begitu juga Kenneth. Lelaki itu memiliki kekuatan angin dan juga tanah seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sedangkan Lucas ia memiliki sihir suci yang dimana bisa ia gunakan untuk apapun kecuali elemen. Lalu terakhir Dasha Odelia, sang peran utama wanita dicerita ini, ah entahlah masih belum tau kekuatan dari wanita itu. Yang jelas ia memiliki sihir yang sama dengan Lucas saat ini, entah jika kemudian hari ia memiliki sihir elemen juga?

---

-Ke-esokan paginya, sebuah berita yang sangat menggemparkan tersiar cukup cepat diseluruh sudut kekaisaran. Sungguh membingungkan dan mengagetkan dalam satu waktu, kenapa sepagi ini mendapat berita yang jika dipikirkan sangat tidak masuk dalam logika bagi rakyat.

Berita itu adalah berita kematian kepala keluarga Earl Collin. Ya, Ayah Effie Collin. Semua para pendukung dari keluarga itu masih bertanya-tanya dengan sebab kematian dari Tuan Earl. Pasalnya tidak ada luka, dan diagnosis ahli kesehatan pun mengatakan baik-baik saja dan tidak tau penyebab mengapa Tuan Earl menjadi sakit, sehingga mengharuskannya berbaring lemas diatas tempat tidur.

The Last Descendants Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang