Part 22

5.6K 930 64
                                        

Duapuluh dua :

—Suasana didalam ruang utama itu terlihat tegang menunggu keputusan yang akan dikatakan oleh Dasha Odelia. Gadis itu menghela napasnya panjang lalu berkata, "Aku setujui menjalani pesan dari Dewa kemarin." Semua orang terbelalak mendengarnya, lalu ketiga lelaki itu langsung tersenyum.

"Baiklah, sesuai yang tertera dipesan pernikahan akan diadakan besok lusa dikuil." ujar Leon dibalas anggukan dari semuanya.

Kenneth menoleh kearah Dasha yang tampak memikirkan sesuatu, "Terima kasih sudah mau menjalankan pesan itu Dasha." katanya diakhiri senyum yang sangat manis membuat hati Dasha menghangat, ya, sepertinya ini tidak buruk-buruk juga menikah dengan tiga lelaki tampan sekaligus.

Jika kalian penasaran isi pesan apa yang diturunkan oleh Dewa di-part sebelumnya adalah, Dasha harus segera menikah dengan ketiga lelaki keturunan Dewa. Ya, pernikahan itu harus segera diadakan untuk mendapatkan penerus dari setiap keturunan Dewa. Dipikir-pikir lagi pasti ada makna tersirat dari pesan itu, ah tapi entahlah walau Dasha sedikit curiga, ia tidak akan memikirkan hal itu dahulu karena sekarang ia bingung bagaimana nanti mengurus tiga suami?!

---

Isi dari pesan kemarin sangat ditutup rapat-rapat oleh para keturunan Dewa. Ya, niatnya akan diberitau beberapa jam sebelum ritual pernikahan dilaksanakan. Ini dimaksudkan agar pernikahan berjalan dengan mulus.

Disamping itu, apakah masih ingat dengan kasus pendeta yang meninggal massal dikuil? Ya, kini kasus itu sedang hangat dibincangkan para rakyat dari berbagai kalangan. Setelah memberitahukan keputusannya mengenai isi pesan Dewa, Dasha dikejutkan dengan rumor yang beredar.

Rumor itu sedikit tidak masuk akal dan entahlah siapa yang menyebarkan itu, padahal kemarin masih aman-aman saja kenapa sekarang hanya dalam semalam menjadi heboh begini?
Dasha yang tengah bersantai sembari membaca buku mengenai kekaisaran itu langsung terlonjak berdiri saat mendengar rumor yang dikatakan Abigail.

"Nona, aku tidak tau siapa yang memberikan rumor itu. Namun kasus yang terjadi di mansion Marquis saat itu juga terdengar oleh publik, padahal Tuan Marquis sudah menutupi dan mengancam para pelayan dikediaman ini jika membeberkan kasus sewaktu itu." ungkap Abigail tampak khawatir. Tentu saja khawatir, rumor itu mengatakan bahwa Dasha Odelia adalah keturunan Iblis bukan keturunan Dewi. Betapa kurang ajar sekali bukan rumor itu?

"Astaga, lalu bagaimana ini. Aku akan menikah dengan tiga lelaki itu besok lusa, jika rumor ini masih terus dibincangkan bisa bahaya Abi." Dasha memijit keningnya, ia benar-benar pusing masuk kedalam dunia asing ini. Lebih baik ia mengerjakan revisi skripsi saja daripada harus menghadapi ini semua.

Abigail mengelus punggung Nonanya mencoba menenangkannya. "Nona bersabarlah, aku yakin ketiga keturunan Dewa pasti akan membantu Nona." ucapnya, Dasha menengadahkan kepalanya menatap Abigail, "Aku tidak mau merepotkan mereka lagi Abi, biarkan aku yang akan menghadapinya. Aku jadi terpikir, sepertinya orang yang menyebarkan rumor itu mempunyai peran penting dalam keadaan saat ini." Dasha tanpa sadar meremas lembaran kertas sampai tersobek dari bukunya.

"Mari Abi, kita main detektif conan." imbuhnya lalu meninggalkan Abigail yang terdiam ditempat, "Detektif Conan?" gumam Abigail yang kebingungan dengan kata itu. Apa maksud Nonanya? Apakah itu sebuah permainan?

---

Rumor itu tidak hanya terdengar sampai ketelinga Dasha saja, tapi sudah sampai ketelinga dari tiga keturunan Dewa. Ya, kita ambil contoh saja si Tuan Duke Bartlett yang tengah menandatangani berkas tentang daerah kekuasaannya, ia awalnya mengerjakan perkerjaan itu dengan senyum yang terus terukir dari bibirnya sampai disaat Gil memberitahukan rumor yang sedang hangat ditengah rakyat, apalagi ini mengenai Dasha Odelia, calon Duchess di mansion Duke Bartlett.

Brakk

Kenneth menjadi marah, sama marah dan kesalnya saat berada dimedan perang. Aura kehangatan dan keramah-tamahan yang sebelumnya ada kini menjadi aura pembunuh level terakhir. "Siapa yang menyebar rumor itu Gil?!" tanyanya dengan nada sedikit membentak, sehingga Gil menjadi kaget mendengar itu tiba-tiba. "Belum saya cari tahu Duke." jawab Gil yang membuat tangan Kenneth sukses mencekik lehernya, "Apa aku membayarmu untuk memberikan informasi setengah-setengah?" ucapnya dengan mata melotot kearah Gil. Astaga, semoga kau baik-baik saja Gil, pasalnya sekarang Kenneth benar-benar marah seperti bukan dirinya saja.

"Ba—ba—baik Tuan Duke, sa..ya akan segera mencari tau." balas Gil dengan terbata-bata sambil mencekram tangan Kenneth untuk segera melepaskan cekikan itu. Dan benar saja, Kenneth langsung melepaskan cekikannya. "Segera cari tau dalangnya." perintahnya dengan nada suara sedikit lebih mendingan daripada yang sebelumnya. Demi menyelamatkan nyawanya, Gil pun dengan segera menerima perintah itu lalu pergi dari ruangan kerja milik Duke Bartlett.

Selepas perginya Gil, Kenneth mengeram kesal. Berani sekali orang itu menyebarkan rumor yang tak masuk akal, apalagi ini objeknya adalah Dasha.

Kita menyamping ketempat salah satu keturunan Dewa lainnya, ya, di menara sihir tempat hidupnya Lucas sang Penyihir. Lelaki tampan itu tampak santai mendengar rumor yang beredar, sangat berbeda dari Kenneth bukan?
"Guru, lalu apa yang akan anda lakukan mengenai rumor ini?" tanya salah satu murid dari Lucas.

Lucas yang tengah sibuk mencampur tanaman herbal ini itu pun menjawab, "Tidak ada, karena aku yakin Dasha dapat mengatasinya. Lagipula, jika ia tidak dapat mengatasinya juga. Diamkan saja. Karena rumor itu tidak akan berhenti jika tidak diberikan bukti. Mereka akan tau nanti disaat ritual pernikahan, mana keturunan Dewi dan mana keturunan Iblis." Muridnya itu mengangguk paham, ia sangat menghormati dan mempercayai Gurunya yang kadang sedikit gesrek itu. Ya gini-gini ia itu penganut pemahaman Guruku tak pernah salah.

Jika kedua keturunan Dewa itu memberikan respon yang berbeda mengenai rumor. Lalu bagaimana respon Kaisar tampan kita? Leon Istvan itu, kita tidak bisa menebak apa yang ada pikirannya. Karena ia itu orang yang berbeda, ya banyak yang tidak tau mengenai sifat asli dari Kaisar termuda dan hebat itu. Terkadang ia tersenyum hangat tapi dipikirannya ia sudah merencanakan sesuatu yang lumayan kejam jika ia berhadapan dengan orang yang tidak ia suka.

Leon yang sedang mengusap-usap pedang kesayangannya dengan kain itu, mendengar rumor yang disampaikan oleh tangan kanannya menjadi marah, ia berhenti dari kegiatan mengusap pedang itu lalu ia tanpa sadar menggengam bagian tajam dari pedang sampai darah segar mulai keluar dan mengalir dipedang itu.

Orang yang bekerja sebagai tangan kanannya Leon itu tampak khawatir melihat tangan Kaisarnya itu berdarah, "Yang Mulia?!" pekiknya. Leon yang mendengar pekikan itu menoleh keorang itu lalu tersenyum sambil memperlihatkan tangannya yang berdarah, "Tanganku sudah berdarah, kau tau kan maksudku?" katanya, senyuman yang lebar sampai mata Leon pun ikut tersenyum itu mempunyai arti yang menyeramkan jika kalian tau.

"Baik Yang Mulia, akan segera saya laksanakan." jawabnya.

Perintah yang Leon maksud tidak buruk kok dan juga lebih bermanusiawi. Ya, hanya membunuh beberapa rakyat yang masih membicarakan rumor mengenai Dasha tidak akan membuat kekaisarannya hancur bukan? Itu dari sudut pandang Leon. Tapi dimana-mana namanya membunuh bukan manusiawi! Astaga, semoga Dasha betah memiliki ketiga suami yang berwatak berbeda-beda ini.

---

The last descendants

Jika menjadi Dasha, apa kalian betah mempunyai tiga suami seperti itu?

The Last Descendants Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang