Tiga puluh empat :
Cuplikan Part 33, pembahasan mengenai rencana mengalahkan Effie Collin...
"Lalu apa rencana kita sekarang?" sahut Lucas, dan langsung dibalas dengan Kenneth, "Tidak ada."
"APAA?!" pekik Dasha dan Lucas, kompak.
.
.
.—Mendengar jawaban dari Kenneth, seketika itulah Dasha dan Lucas tak berhenti melotot kaget pada lelaki berstatus Duke itu. Ya, tentu mereka kaget. Bisa-bisanya disituasi buruk seperti ini Kenneth mengatakan tidak ada yang harus mereka lakukan. Lelucon macam apa ini! Sungguh Lucas dan Dasha tidak terima alias mereka berdua meminta penjelasan, kenapa Kenneth mengatakan hal demikian.
"Hei, tenanglah... Aku tau kalian pasti akan bereaksi seperti ini. Tapi dengar dulu penjelasanku." ucap Kenneth mencoba menenangkan mereka berdua.
Dasha dan Lucas mencoba tenang, mereka pun menghela napasnya panjang berbarengan, mencoba memberi kesempatan Kenneth menjelaskan. "Aku berkata seperti itu karena tentu kalian sudah tau bukan, jika Effie memiliki sihir hitam? Jadi buat apa kita membuat rencana menghancurkan Nona bangsawan itu, aku yakin sekali ia sudah menyiapkan diri saat kita menyerangnya nanti. Yah, intinya kita tidak perlu menyerangnya sekarang." Kening Dasha mengerut tanda belum paham dengan penjelasan Kenneth.
"Maksudmu? Kita harus mencari rumah Effie sebenarnya dan menghancurkannya seperti saat Lucas menghancurkan pohon besar milik penyihir hitam di hutan kematian?" Kenneth tersenyum sambil mengangguk sebagai respon bahwa tebakan Dasha benar.
"Benar juga, kita bisa menghancurkan tempatnya itu. Dengan begitu sihirnya akan menghilang setengah." sahut Lucas.
Menghilang setengah? Astaga, apakah dengan menghancurkan tempatnya saja hanya membuat Effie kehilangan setengah kekuataannya?
"Maaf, aku tidak mengerti maksud kehilangan setengah kekuatannya. Jika menghancurkan tempatnya saja hanya setengah, lalu setengahnya lagi dimana?" Lucas dan Kenneth bertukar pandang, mencoba melempar siapa yang akan menjawab pertanyaan Istri mereka tersebut. Dan pada akhirnya, Kenneth lah yang menjawab, "Kekuatan dari dirinya, keturunan Iblis. Kau tau Dasha, ketika keturunan Iblis itu mendapatkan semua sihirnya ia akan menyatukan sihir itu dalam dirinya, tapi tentu itu akan memakan banyak waktu. Sedangkan Effie, dia itu penyihir hitam sekaligus keturunan Iblis pasti kau sudah bisa membayangkannya kan betapa kuatnya Effie? Kita hanya perlu menghancurkan sihirnya sehingga ia hanya memiliki kekuatan dari Iblis itu yang belum tentu ia bisa serap semua."
Dasha termenung, mungkinkah ada satu cara lagi untuk menggagalkan penyatuan sihir yang Effie ambil kedalam tubuhnya? Aku harus mencaritau hal ini, batinnya membulatkan tekad.
---
—Dilain tempat Leon Istvan tengah memberikan hukuman pada salah satu bawahannya. Ia tidak segan mencambuk, menguliti, bahkan langsung membunuh para bawahannya jika mereka tidak sukses dalam menjalankan misinya. Ya, contohnya sekarang, lelaki kesatria yang tentunya hebat itu bertelanjang dada dengan kedua tangannya dirantai keatas. Terlihatlah sayatan-sayatan ditubuhnya itu, sangat perih. Banyaknya darah segar mengalir dari luka-luka itu, bahkan sekarang wajahnya sudah menampakkan tidak kuatnya ia menahan siksaan dari majikannya, Leon.
"Yang Mulia... Sa.. saya akan mencoba lagi mencari keberadaan Yang Mulia Ratu." pintanya dengan penuh dari sisa-sisa tenaganya.
Leon tidak menggubris, ia benci kegagalan. Apapun itu harus sempurna, begitupun dengan rencananya. Kesatria yang ia siksa ini adalah salah satu bawahannya yang sangat ahli dalam melacak keberadaan seseorang, tapi kenapa bisa Dasha Odelia tidak ditemukan. Sialan Kenneth, ia benar-benar mencoba menjauhkan Leon dan Dasha kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasySUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...