"Memang lebih baik Nona Dasha bersamaku saja." kata seseorang lagi yang baru saja muncul.Kenneth!
Ketigabelas :
—Dasha terpangah tak menyangka dipagi itu ia akan bertemu dengan tiga keturunan Dewa dalam waktu yang sangat singkat. Ya memang, ia pasti akan bertemu dengan mereka tapi tidak disangka akan secepat ini dan dalam suasana seperti ini. Kenneth yang baru datang itu tersenyum kearah Dasha, ia berjalan menghampiri Dasha setelah kalimat yang ia lontarkan tadi, "Ayo masuk Nona." ajaknya menarik tangan Dasha, tidak memperdulikan teriakan Lucas yang marah-marah, tepat disaat tangannya Kenneth menyentuh tangan Dasha. Agak lucu melihat tingkah Lucas yang teriak-teriak mengatai Kenneth dengan kalimat yang sedikit kasar.
"Hei! Duke Bartlett sinting! Berhenti atau ku sihir kau jadi cicak! Woi!" teriak Lucas.
Dasha sedikit cemas, walau awalnya lucu bukankah Lucas bisa menyusul mereka berdua tanpa harus berteriak, "Ee.. Tuan Duke kenapa Tuan Lucas tidak menyusul?" tanyanya.
Kenneth sedikit kaget, ia tidak terpikirkan jika gadisnya ini akan bertanya seperti itu, "Ya, sebenarnya tadi aku sempat memberikan sihir untuk menekan gravitasi disekitar Penyihir Agung berdiri. Tapi tenang saja, itu akan menghilang setelah kita sampai keruang Dewa." jawabnya tersenyum sampai mata indahnya itu ikut tersenyum.
Kenneth memang sengaja melakukan itu agar ia bisa berjalan beriringan dengan Dasha keruang Dewa. Persetan dengan Penyihir Agung dan Baginda Kaisar, ia akan mencari cara agar terus bisa lebih dekat dengan Dasha. Duke yang bucin.
---
—Ruang Dewa atau banyak yang menyebutnya sebagai ruang suci itu hanya diperuntukkan untuk para pendeta senior dan juga para keturunan Dewa Dewi. Jadi yang berada disana tidak banyak seperti ruang doa umum yang terdapat para bangsawan lain. Ketika semua sudah datang, acara pun dimulai walau terjadi sedikit keributan saat Lucas datang keruangan itu. Untungnya Dasha segera memisahkan mereka jika tidak ruangan suci itu akan hancur karena keributan yang dihasilkan Kenneth dan Lucas.
Doa dihari harvest itupun dimulai. Semua orang terlihat memejamkan mata khusyu dan menyatukan telapak tangan mereka kedepan seperti orang memohon. Dasha yang tidak mau dianggap aneh itupun mengikuti setiap gerakan. Jujur Dasha tidak tau mengucapkan apa, karena ia bukan asli dunia ini jadi sudahlah ikuti saja sampai Dasha tidak sadar jika ia berkomunikasi dengan Dewa yang ia panggil sewaktu itu.
hei kau tidak niat berdoa ya?
"Kau kan tau aku bukan orang asli dunia ini." sahut Dasha dibawah alam sadarnya.
ya... benar juga si... ehem, kau tau kenapa aku mengajakmu berkomunikasi?
Dasha menatap serius cahaya putih itu, "Tidak, apa kau akan mengembalikanku ke dunia asalku?" tanya Dasha antusias.
tidak, kau harus menyelesaikan tugasmu disini baru kau bisa kembali kedunia asalmu. Ee ngomong-ngomong bukankah aku sudah memberikan pesan untuk kalian menikah?
Dasha kebingungan, ya gadis itu mencoba memberi alasan yang pas untuk menjawab pertanyaan Dewa itu, "Eee.. bukankah terlalu cepat jika menikah sekarang, lagian kau tau keturunan Dewa itu menyuruhku memilih diantara mereka!" pekik Dasha, kesal.
Terdengar tawa dari cahaya putih itu, hahaha... kenapa harus memilih jika bisa tiga-tiganya? kata Dewa itu dengan entengnya.
Dasha memijit keningnya, bagaimana bisa seorang Dewa malah mendukung pernikahan 1 gadis dengan 3 lelaki, "Memang percuma jika aku menceritakannya padamu." ucap Dasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasiSUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...