Part 44

6.3K 768 35
                                    

Empat puluh empat :

Setelah pertarungan yang begitu sengit antara mereka bertiga dengan Effie Collin. Para keturunan terakhir itu kembali ke istana. Walau kemenangan ada pada mereka, tapi sangat disayangkan daerah yang sudah terkena es abadi itu tidak dapat tertolong. Ya, mau tidak mau daerah disebelah selatan dari kekaisaran Niels itu akan terus ditutupi oleh salju dan hawa yang dingin.

Sesampai di istana pun, Leon yang notabennya adalah kaisar. Ia memberi arahan pada rakyat yang terkena dampak es dingin tersebut. Leon memberikan usulan bahwa mereka dapat pindah kedaerah kekaisaran Niels yang tidak terkena es, tapi sayangnya mereka menolak mentah-mentah usulan Leon tersebut. Mereka lebih memilih kembali ke daerah selatan yang tertutup salju. Hhh, seperti inilah nasib menjadi kaisar. Jika dipikir kembali ada benarnya juga, rakyat didaerah selatan itu sangat banyak. Mau jadi apa nanti kekaisaran Niels ini jika semuanya pindah? Mungkin akan sangat sesak yang ada.

"Baiklah jika mereka tidak mau. Ramon, kau siapkan kristal murni yang ada, aku akan memberikan sihir api kedalam kristal itu agar didaerah selatan tidak akan kedinginan walau hujan salju terus menerus disana." kata Leon yang duduk disinggahsananya.

Ramon pun menuruti perintah Kaisarnya itu, ia mengambil apa yang dipinta oleh Leon.

Sejujurnya ini adalah waktu yang sangat Leon sukai, bisa bersama dengan istrinya Dasha dan juga anak-anaknya, ya, walau anak dari suaminya Dasha yang lain juga ikut datang ke istana.

----

Dilain tempat kelima anak Dasha itu tampak begitu cepat dalam beradaptasi di istana. Mereka yang sudah bisa membaca dan menulis itu langsung diberikan pembelajaran dalam istana. Dari etika, pengetahuan umum, silsilah kekaisaran, semua mereka pelajari. Ini sangat menyenangkan bagi Eros dan juga Atrio yang sangat suka belajar, sedangkan Scarlet dan Arsen tidak begitu suka. Ya, Arsen sudah terlahir cerdas jadi menurutnya buat apa belajar dengan sangat keras? Ia lebih suka saat pembelajaran berlatih pedang atau bela diri yang sudah dijadwalkan oleh istana. Dan untuk Scarlet sendiri, ia memang tidak suka. Apalagi saat tau pembelajaran etika bukan hanya etika berbicara saja, tapi masih banyak lagi. Dari makan, berjalan, bahkan saat bertemu Ibunya saja ia harus memberikan salam dengan membungkuk. Astaga, ia sudah terbiasa dengan memeluk langsung Dasha lalu berteriak 'Ibu' tanpa membungkuk dan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Ini sangat merepotkan! Scarlet ingin kembali ke mansion Ayahnya!

Melihat putra dan putrinya belajar dan bisa betah di istana kecuali Scarlet. Membuat kekhawatiran didalam hati Dasha hilang. Kini ia tengah mengajak Xander, putra bungsunya berjalan mengelilingi istana bersama Abigail dan juga Kenneth. Oh jangan tanya dimana Lucas dan Leon. Mereka sudah sibuk saat memasuki kekaisaran Niels ini. Apalagi Lucas, ia langsung dimarahi oleh tetua menara sihir karena suka menghilang apalagi disaat menara sihir sangat membutuhkannya.

Berjalan menikmati indahnya taman istana Ratu sudah sangat dirindukan oleh Dasha. Ia tersenyum sepanjang jalan, mengingat semua yang telah terjadi dalam dirinya saat masuk ke dunia ini. Entahlah rasanya memori lama saat ia bertemu Kakek pendeta di Kuil yang ia kira adalah Malaikat berjenggot, lalu ia bertemu dengan para suaminya yang pernah ia berpikir bahwa suaminya itu adalah lelaki tua yang berperut buncit, nasib baik ternyata mereka sangat tampan.

Wanita itu menghela napasnya lega, mungkin inilah dunia yang sesungguhnya tidak ada lagi Effie dan orang-orang yang berniat jahat pada kekaisaran maupun dirinya.

"Yang Mulia, akhirnya kebebasan sudah didepan mata." ucap Abigail pelan, hanya ia dan Dasha yang dapat mendengarnya. Padahal disana ada Kenneth yang asik bermain dengan Xander.

"Kebebasan? Apa maksudmu kebebasan dari penyihir hitam?" sahut Dasha, sedangkan pelayan yang setia bersamanya itu menggeleng tanda itu salah. Wanita itu menjadi bingung, kebebasan apa maksudnya? Kebingungannya itu tampak jelas diwajahnya.

The Last Descendants Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang