Epilog

9.4K 648 6
                                    

Epilog :

Kekaisaran Summergrent tahun ke-119 Kekaisaran.

(masa pemerintahan dari keturunan Atrio Louiser yang ke-6)

Disebuah tempat minum yang sangat terkenal di Summergrent, terlihatlah tiga lelaki kesatria ditengah kerumunan orang-orang yang sedang menikmati minuman alkohol mereka, ya, sekaligus bermain judi atau pun mengobrol dengan sangat keras. Suara tawa terdengar sangat keras ditempat itu, oh satu lagi fakta dari tempat minum yang kini menjadi latar cerita ini sekarang. Tempat itu adalah salah satu tempat penyedia informasi dari Summergrent dan Wintergrent.

Rata-rata yang datang disana adalah kesatria, informan, pembunuh bayaran, atau mata-mata. Ayolah, bukankah kehidupan bangsawan maupun kekaisaran seperti ini tentu banyak konflik bukan?

Dan disini kita diantar pada tiga kesatria yang asik mengobrol, sesekali mereka meneguk air memabukkan itu langsung dari botolnya.

"Wah, aku tidak menyangka jika kau tau sejarah pembentukan kekaisaran ini dengan kekaisaran sebelah Robert." kata salah satu kesatria yang memakai baju berwarna coklat. Lelaki bernama Robert itu tertawa, lalu ia menyahuti perkataan rekannya, "Tentu saja aku tau, kalian masih ingatkan kaki tangan dari Tuan Duke Bartlett, yaitu Gil?" kedua rekannya mengangguk cepat.

"Gil itu adalah Kakek buyut ku. Ya, bisa dikatakan aku ini termasuk keturunan yang berperan penting tau." jelas Robert dengan bangga dan kedua rekannya itu menatap Robert dengan penuh kekaguman. Astaga.

"Pantas saja kau sekarang menjadi kaki tangannya Tuan Aland Edenburgh. Apa keluargamu memang sudah berjanji akan melayani keluarga Duke?"

"Benar, Hah, setelah Tuan Duke Kenneth Bartlett meninggal. Kakek Buyut Gil mengucap sumpah pada Tuan Duke Eros Edenburgh untuk mengabdi sampai keturunannya kelak." jelas Robert.

Kedua temannya mendengar penjelasan itu dengan sangat serius, ya siapa yang tidak kepo dengan para keluarga yang mendapatkan sihir turun temurun itu.

"Apa kau tau perselisihan saat waktu itu? Brrr..  aku merinding jika mendengar atau mengingat perselisihan antar kekaisaran ini. Yah, nasib baik sekarang sudah aman bukan?" salah satu kesatria itu menggoyangkan pundaknya ngeri, saat mengucapkan kalimat tadi.

Sebenarnya kekaisaran Wintergrent dan Summergrent itu hidup berdampingan. Namun semua itu menjadi runyam dimulai pada keturunan ke-4 sampai ke-6 dari Arsen dan juga Atrio. Ya, benar baru-baru ini perang itu selesai. Pertempuran itu ya memang begitu sengit dan tidak jauh perihal perebutan kekuasaan.

"Sejujurnya ini salah Yang Mulia Kaisar Summergrent tapi sudahlah, nasib baik Kaisar Muda dari Wintergrent itu memiliki otak yang encer dan keberanian yang tinggi. Jadinya kita tidak berperang lagi, aku sungguh penggemar berat Yang Mulia Felix Wealest." ucap Robert dengan mata yang berbinar-binar.

"Kau beruntung Robert, kau ikut keluarga Duke Edenburgh jadinya bisa setiap pertengahan bulan datang ke Wintergrent. Ah, aku sampai lupa bagaimana Nona Muda kalian? Kudengar Nona Muda Callista Edenburgh mabuk ya sampai tidak sadarkan diri berhari-hari? Apa kalian yakin itu hanya mabuk? Aku pikir Nona Callista diracuni. Coba saja kalian pikir, Nona Muda Duke Edenburgh itu kan gadis paling cantik dan berbakat siapa yang tidak iri? Kau harus cari tau Robert." teman kesatria Robert itu berbicara dengan nada sedikit pelan, karena mengingat kembali tempat yang mereka duduki sekarang itu adalah tempat yang berbahaya jika membahas hal seperti ini.

Robert mengangguk dengan cepat, ia sangat sepakat pada ucapan temannya itu. "Benar, aku juga berpikir begitu. Kau tau Nona Muda dari keluarga Baron yang bangkrut itu, si Nona Fiona Grinwich? Ck, aku tidak suka melihatnya. Apalagi wajah polos yang sok tidak bersalah itu." julidnya.

Ketiga kesatria itu tidak menyadari bahwa saat ini tiga meja dari meja mereka ada seorang wanita yang memakai tudung dikepalanya itu tengah mendengar obrolan seru dari mereka. Sesekali wanita itu menulis dibuku yang ia bawa, buku itu berwarna merah muda, sangat mencolok sekali jika dilihat.

Puk

Satu tepukan sukses membuat wanita itu berlonjak kaget.

"Abigail, kau disini rupanya. Ayo cepat kita harus memberikan buku ini pada si pengubah takdir berikutnya." kata temannya dengan napas yang terengah-engah.

Wanita itu adalah Abigail. Ya, Abigail pelayan setia dari Dasha Odellia. Mungkin ini sungguh rumit dan sulit untuk dijelaskan. Mengapa Abigail masih hidup? Sedangkan keturunan Dewa dan Dewi saja sudah meninggal?

Jika kalian menebak Abigail adalah salah satu utusan Dewa, kalian benar. Abigail yang membuat Dasha Abella masuk kedalam dunia ini dengan menaruh giok kedalam kamarnya Dasha. Rumit bukan? Intinya saja, Abigail adalah orang yang bertugas sebagai perantara membawa pengubah takdir kedalam dunia ini dengan bantuan sang Dewa.

Tuk

Abigail menutup buku merah muda itu, lalu segera membereskan barang-barangnya hendak pergi. "Ayo kita pergi sekarang, aku sudah tidak sabar bertemu dengan keturunan Nona Dasha." ucapnya tersenyum.

Abigail dan rekannya yang berjenis kelamin laki-laki itu pergi menggunakan pintu depan. Ajaib! Sungguh ajaib. Seperti layaknya Gong yoo sang Goblin yang dapat berpindah tempat melalui pintu, begitu pun dengan Abigail dan rekannya itu. Dan ajaibnya lagi baju yang mereka kenakan juga berubah, sesuai dengan pada tempat yang mereka pijak sekarang.

"Hhh, baik sekarang siapa si pengubah takdir yang akan bertransmigrasi," rekan Abigail itu membuka buku kecil disakunya, rekannya ini memakai setelan jas berwarna hitam lengkap dengan topi hitamnya. Jika ingin membayangkan, kalian dapat membayangkan pakaian malaikat maut dalam serial Drama Korea Goblin. "Ethan? Hah, Sepertinya kita akan berpisah sangat jauh Abi. Baiklah sampai jumpa!" kata rekannya itu lalu membuka kembali pintu yang mereka buka sebelumnya.

Sedangkan Abigail, dengan pakaian berwarna merah terang itu ia cukup mencolok dalam kerumunan orang-orang di Abad-21 ini. Ia menarik napasnya diakhiri senyum, lalu ia pun membuka buku kecil dari dompet berwarna merahnya. Sama seperti rekannya tadi, ia melihat nama si pengubah takdir. "Keira Anthea?" sebutnya sambil mengernyitkan kening, didetik selanjutnya senyuman lebar pun terukir diwajah Abigail, "Baik mari kita bertemu." sambungnya lalu berjalan bergabung dengan kerumunan orang yang sedang berlalu-lalang.

Epilog selesai...

Tunggu special partnya yaaa!!!

----

Temukan keseruan cerita yang berkaitan dalam bentuk E-Book...

The Protagonist Villain

Berawal dari Keira Anthea yang tanpa sengaja membaca buku novel fantasi yang membuatnya menjadi kasihan terhadap tokoh penjahat di novel tersebut, Callista Edenburgh. Callista si Putri Duke Edenburgh yang paling berbakat dan memiliki kecantikan tak tertandingi di kekaisaran harus mati dengan cara dipenggal karena terhasut oleh seorang Putri Viscount yang ternyata adalah penjahat sesungguhnya.

“Tapi... tunggu... ke-kenapa aku disini?? Dimana ini???”

“Selamat Pagi Nona, Duke dan Duchess serta Tuan Muda Aland sudah menunggu anda dibawah.”

“Hah?! Nona?!”

“Apa Ada masalah Nona Callista?!”

Callista?? A-aku masuk ketubuh Callista Edenburgh si Penjahat yang akan mati.

---

Q : Kenapa versi E-book kak? Emang beda ya sama yang wattpad?

A : Beda, karena sudah direvisi. Bedanya dikit juga si awkwkwk tapi kalo baca yang Ebook kalian akan paham. Karena ending di Ebook gak kalah wow kok dan ada kejutan disana!

You : Oh.

Me : ☹️

The Last Descendants Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang