Part 3

16.3K 2.2K 103
                                    

Ketiga :

Baru dua hari Dasha berada didunia asing ini, dan dalam dua hari pula ia mendapat kabar yang sangat mengejutkan. Dunia asing ini yang dikenal dengan kekaisaran Niels penuh dengan sihir. Dasha tau itu, walau ia belum sempat keluar dari kuil tapi ingatan Dasha Odelia membuat Dasha tau sedikit tentang sihir. Ditambah tadi siang ia mendapat kabar dari pendeta bahwa ia harus menikah dengan tiga lelaki sekaligus. Ini tidak masuk akal, Dasha masuk kedalam dunia ini saja sudah tidak masuk akal. Dasha memijit keningnya, ia pikir masuk kedunia asing ini tidak akan membuatnya berpikir lebih keras taunya sama saja. Sialan.

"Nona, selamat beristirahat." kata Abigail, ya pelayan itu selalu menemaninya dimanpun Dasha berada. Ngomong-ngomong masalah menemani, Dasha mendapatkan ide, ya, mungkin saja dari Abigail ia bisa mendapatkan sedikit informasi penting.

"Abi, kemarilah, ada yang ingin aku tanyakan padamu." katanya dengan gerakan tangan menyuruh Abigail mendekat. Gadis pelayan itu menurut, ia mendekati Dasha.

"Abi, ingatanku sedikit kacau, aku ingin bertanya apa kau tau maksud keturunan terakhir Dewi dan Dewa itu?" tanya Dasha. Abigail duduk ditepi ranjang, ia sepertinya akan mulai menjawab pertanyaan Nonanya, "Saya akan menjawab Nona, dahulu setelah kekaisaran Niels baru saja dibentuk. Ada seorang Dewi dan tiga Dewa yang memberkati kekaisaran ini, Dewi dan Dewa itu dipanggil oleh Kaisar, Duke Bartlett, dan juga tetua menara sihir. Dewa Dewi itu datang kekuil ini dan memberkati kekaisaran Niels dengan memberikan sebuah keturunan Nona. Ketiga Dewa memberkati Kaisar, Duke,  dan tetua menara sihir. Ketiganya masing-masing mendapat berkat keturunan yang dimana keturunan mereka adalah langsung dari Dewa, memiliki sihir yang hebat dan mana yang tak terbatas." jelas Abigail.

Memang sedikit rumit tapi Dasha dapat mengerti inti dari itu semua. "Sayangnya, Kaisar, Duke, dan tetua menara sihir mengira semua keturunan mereka, taunya tidak. Kekuatan itu akan diwariskan pada keturunan mereka yang ke-13." lanjut Abigail membuat mata Dasha terbelalak, berarti sudah lama sekali bukan?

"Jadi itu alasannya keturunan dari ketiga keluarga penting itu sekarang dijuluki keturunan terakhir Dewa?" tebak Dasha dibalas anggukan Abigail. "Benar Nona, makanya ketiga keturunan itu sangatlah dihormati oleh rakyat disini. Karena banyak yang bilang, jika seorang manusia diberikan berkat keturunan dari Dewa, ia akan mati sebelum umur 1 tahun. Tapi nyatanya ketiga keturunan Dewa sekarang panjang umur, dan tumbuh menjadi lelaki tampan." imbuh Abigail.

"Lalu apa kau tau tentang keturunan terakhir Dewi?" tanya Dasha, lagi.

Abigail menggeleng, jujur ia memang tidak tau sejarah keturunan Dewi, "Saya memang tidak tau tentang keturunan Dewi Nona, tapi saya pernah mendengar hanya satu bayi perempuan yang akan lahir saat gerhana matahari tiba, bayi itulah yang mendapatkan berkat dari Dewi dan juga menjadi keturunan langsung sang Dewi."

Dasha termenung, ia mulai memikirkan penjelasan dari Abigail, "Nona beruntung, sewaktu Marcioness (*istri Marquis) melahirkan tepat gerhana matahari tiba, semua petinggi kekaisaran serta pendeta dikuil suci tersenyum bahagia Nona. Mereka sudah menantikan Nona lama sekali dan saya sangat terhormat bisa melayani keturunan terakhir sang Dewi." ucapnya lalu membungkuk hormat pada Dasha.

Dasha sedikit kebingungan, sepertinya Abigail terlalu menghayati dalam bercerita, "Ee.. I—iya, terima kasih Abi."

Setelah mendengar cerita dari Abigail, Dasha menjadi tidak bisa tidur. Tunggu jika benar aku keturunan terakhir Dewi, berarti aku sangat kuat dong? batin Dasha sembari melihat kedua tangannya. Ia berkali-kali membenarkan posisi tidurnya, tapi tetap saja ia merasa harus bertanya langsung dengan Dewa.

Ya, Dasha dengan tekadnya yang sudah bulat keluar dari kamar menuju ruangan tempat yang ia datangi pagi tadi.

Greeek

Bunyi suara pintu ruangan itu terdengar sangat keras, nasib baik tidak ada yang bangun. Dasha mulai masuk kedalam dan pintu tiba-tiba tertutup. Kenapa menjadi horor begini? batin Dasha bergedik ngeri.

"Halo?? Tuan Dewa?" panggilnya bergema diruangan itu. Tidak ada jawaban, namun berapa lama kemudian cahaya terang keluar dari air dikuil itu. Dasha mencoba menghalangi cahaya yang menyilaukan itu dengan tanganya agar tidak merusak matanya.

hei kenapa kau memanggilku?

"Oh kau Tuan Dewa ya? Aku ada beberapa pertanyaan untukmu." kata Dasha, lantang.

ya bertanyalah, tapi cepat karena aku tidak punya waktu lagi.

Dasha berdecak, "Baiklah, kenapa aku masuk kesini? Terus apa tujuanku masuk kedunia ini? Lalu apa kekuatanku? Kenapa aku menjadi keturunan Dewi? Dan pasti disaat ada kekuatan yang kuat akan ada kekuatan jahat juga yang kuat. Jadi tolong jawab ya Tuan Dewa." ujarnya dengan tersenyum pada cahaya yang ada di air itu.

banyak juga pertanyaanmu, tapi aku hanya bisa menjawab satu pertanyaan saja, kau masuk kedalam dunia ini karena memang hanya kau yang bisa mengatasi masalah disini. Kau benar dimana ada kekuatan baik yang kuat maka ada kekuatan yang jahat, kau akan segera bertemu dengan orang itu.

"Siapa orang itu?" tanya kembali Dasha.

maaf waktuku sudah habis, jika kuberitau maka ceritanya tidak akan seru.

Sialan, umpat Dasha, ia pun kesal dengan Tuan Dewa sampai memberikan jari tengahnya ke cahaya terang itu.

apa arti jari itu?

"Artinya terima kasih Dewa." bohong Dasha dibarengi dengan senyuman manisnya.

benarkah? baiklah sampai jumpa keturunan Dewi.

Dan hilang, cahaya itu hilang lalu pintu ruangan terbuka dengan sendirinya. Informasi yang Dasha dapatkan hari ini belum cukup untuk menjawab semua pertanyaannya. Hhh.. baiklah tidak masalah, setidaknya aku tau tujuanku masuk kedalam sini, untuk masalah kedepannya nanti akan kupikirkan. monolognya sambil berjalan menuju kamarnya.

---

Hari berikutnya Dasha akan mengira ia bertemu dengan para calon suaminya, taunya tidak. Ia sedikit was-was, apakah suaminya masih muda atau sudah tua? Ya walau kata Abigail keturunan terakhir ketiga dewa itu sangat tampan, tapi tetap saja rasa penasaran dan was-was sudah setia didalam hati Dasha.

Selama Dasha berada disini, ia tidak pernah keluar dari kuil. Padahal ia sangat ingin keluar untuk melihat, namun sedikit ragu juga dalam diri Dasha jika ia keluar dari kuil. Ya, karena sihir. Seperti yang sudah pernah dijelaskan sebelumnya, dunia ini penuh dengan sihir. Orang-orang yang memiliki mana akan dihormati disini. Kau punya kekuatan, kau akan dihormati. Mungkin begitu slogan dikekaisaran Niels ini.

Dasha melihat kedua tangannya, ia memiliki sihir suci, tapi ia tidak tau bagaimana cara memakainya? Apa ia bisa mengubah benda menjadi emas? Atau Dasha bisa mengeluarkan sesuatu dari tangannya. Oke, kini Dasha mencoba mengikuti gaya tangan Elsa dalam Film Frozen, berharap tangannya akan mengeluarkan sesuatu sihir. Namun sayang sekali, sudah beberapa gaya yang Dasha lakukan tapi tetap saja hasilnya nihil.

Dasha merasa putus asa, ia memiliki sihir tapi tidak bisa menggunakannya? Jadi untuk apa??

---

the last descendants

The Last Descendants Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang