Duapuluh lima :
—Nyaman, entahlah Dasha merasa tidak ingin membuka matanya karena sangat nyaman sekali tidur diranjang yang lembut, embuk, dan wangi ini. Tapi sayangnya ia harus membuka mata coklatnya itu. Sebelumnya ia tidak mau bangun malah menarik selimutnya untuk kembali tidur, padahal ia tau jika ada beberapa orang yang masuk kedalam kamarnya itu, ya pasti pelayan, Dasha tak peduli. Sampai pada sinaran matahari yang membuat dirinya merasa silau harus membuka matanya dan tak dapat kembali tidur.
Gadis itu mengerjapkan matanya sebelum ia sepenuhnya sadar. Ah, kau tau Dasha bermimpi aneh jika ia sudah menikah dengan ketiga keturunan Dewa. Errr, mimpi yang aneh bukan? Gadis yang masih tiduran melihat sekelilingnya, seperti asing. Apakah ia salah masuk kamar? Jika iya, pantas saja tidurnya nyenyak sekali.
Belum sadar sepenuhnya gadis itu menggeliat lalu ia menoleh kearah kanan yang dimana banyak sekali pelayan yang berdiri dengan menundukkan kepalanya, ya sekitar 11 pelayan disana. Astaga apakah mereka ingin membuat regu sepak bola?
Tunggu, ini tidak mungkin asli kan? Dari pakaian pelayan yang berdiri itu seperti pakaian dari pelayan istana. Segera Dasha melihat jari-jari kanannya, dan benar saja terlihat ada bekas tusukan jarum sebagai tanda, ia tidak mimpi!
Sedetik kemudian gadis dengan rambut coklat madu itu tertawa kecil, mengejek nasibnya yang sekarang. "Aku sudah menikah ternyata." gumamnya.
"Yang Mulia Ratu, silakan cuci muka terlebih dahulu. Lalu apakah Yang Mulia akan sarapan terlebih dahulu atau mandi? Kami juga sudah menyiapkan air Yang Mulia dengan ekstra bunga mawar didalamnya." ucap salah satu pelayan disana.
Gadis itu, ah tidak, apakah seharusnya kita memanggilnya wanita sekarang karena ia sudah menjadi istri orang bukan? Ya, wanita itu mengitari pandangannya disetiap sudut ruangan yang dua kali lipat lebih besar dari kamarnya di mansion, "Dimana Abigail?" tanyanya, para pelayan saling berlempar pandang dengan wajah yang sedikit ragu untuk menjawab. "Yang Mulia, pelayan pribadi Yang Mulia sedang dalam pelatihan."
Apa?
Dasha melotot kaget mendengarnya, "Pelatihan? Pelatihan untuk apa?" lagi-lagi para pelayan berlempar pandang, ada apa ini?
"Yang Mulia, pelayan yang anda bawa belum memiliki kualifikasi menjadi pelayan pribadi untuk Yang Mulia dan disini saya akan menggantikan dirinya." sahut pelayan yang memakai pakaian berbeda, pelayan itu baru masuk kekamar itu. Ya, wajahnya yang tegas dan terlihat lebih tua. Ah, pasti sudah banyak pengalaman.
Tapi sayang, bukan Dasha namanya jika ia tak membantah. Wanita itu kini duduk dipinggiran ranjang besar itu menghadap ke semua pelayan. "Siapa yang bilang ia tidak memiliki kualifikasi yang bagus?" tanyanya pada pelayan yang baru datang itu dengan ketus.
"Belum ada, tapi keluarga saya sudah melayani seseorang yang menjadi Yang Mulia Ratu dari turun temurun. Jadi saya rasa itu cukup jelas bahwa saya yang lebih berhak menjadi pelayan pribadi Yang Mulia." jawabnya tak mau kalah.
Oh ini sungguh membuat Dasha kesal, "Aku tidak peduli, yang ku inginkan Abigail bukan dirimu." pelayan itu memberikan pandangan kesal ke Dasha tapi ia bisa menahannya, "Maaf Yang Mulia tidak bisa."
Baiklah sudah cukup kesabaran Dasha kali ini. Wanita itu dengan rambut yang tergolong rapih disaat bangun tidur, berjalan mendekati pelayan paruh baya itu. "Siapa Ratunya disini? Aku atau kau?" wanita itu memberikan tatapan mengintimidasi yang sangat kuat. Ini seperti berhadapan dengan Yang Mulia Kaisar jika marah. Pelayan paruh baya itu gemetar, ia menunduk lalu berkata, "Ba...baik Yang Mulia akan saya bawa pelayan itu kemari." jawabnya sopan walau sebenarnya ia sangat takut sekarang.
Dasha masih setia berdiri ditempatnya memandangi punggung pelayan itu yang sudah tak terlihat dimakan pintu. Pagi-pagi sudah dibuat emosi saja, ia pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dibantu para pelayan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Descendants
FantasySUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak menyangka akan masuk kedalam dunia asing yang tidak ia kenal sama sekali. Dunia penuh sihir, dimana...