6. Fakta

766 63 3
                                    

I don't know who, but this self is jealous.
Instagram : nsbnnz_ & wattpadneyla_

️▪️▪️

HAPPY READING🍃

Gita sedang berdiskusi dengan Alga sejak beberapa menit yang lalu, namun tiba tiba Raka datang dan membuat keduanya berhenti.

"Ada apa?" tanya Alga to the point.

"Itu pak, pemilik perusahaan di Bandung mau ketemu," ucap Raka.

"Mau apa dia? Belum puas mukul saya?" tanya Alga.

"Saya kurang tahu pak," jawab Raka.

Alga berdecak kesal, "suruh dia masuk."

Raka mengangguk lalu kembali keluar, Alga berdiri. Gita ikut berdiri, mengelus pundak Alga.

"Jangan emosi mas," ucap Gita.

Alga mengangguk pelan, lalu pintu terbuka menampakkan Nagan, Samuel serta Raka di sana. Gita langsung menurunkan tangannya dari bahu Alga dan memilih sedikit menjauh.

"Anda pemilik perusahaan di Bandung?"

"Iya."

"Oh, anda adalah om dari anak yang sudah mencelakai anak saya!"

"Masalah itu sudah selesai, sekarang masalah perusahaan!"

"Apalagi? Anda yang membatalkan, anda yang datang memukul saya!"

"Saya tidak membatalkannya!"

"Lalu? Anda kira sekretaris saya akan berbohong dalam memberi informasi? Jelas jelas anda yang mengirim email jika ingin membatalkan kerja sama."

"Saya tidak pernah mengirim email."

"KAMI PUNYA BUKTINYA!"

Gita kembali mendekati Alga, mencoba menenangkannya.

"Mas!" tegur Gita pelan.

Hati Nagan rasanya sakit melihat Gita menenangkan Alga, sungguh hati Nagan yakin jika Regita adalah Sagita.

"Anda bukan hanya berbohong tapi juga merebut milik orang!" ucap Nagan penuh penekanan.

"Apa maksud anda?" Amarah Alga kembali terpancing.

"Dia!" Nagan menunjuk Gita, "adalah milik saya!"

Alga, Gita, Samuel dan Raka tersentak kaget dengan pernyataan Nagan.

"Jangan asal bicara!"

"Saya bicara fakta!"

"Tidak! Apa maksud kamu kalau saya milik kamu! Bahkan saya baru mengenal kamu!"

"Jangan bohong Gita!"

"Saya tidak bohong!"

"Apa apaan ini?"

Pandangan mereka tertuju ke arah pintu, di sana ada Mira serta Adnan. Mereka masuk dan berdiri menatap Nagan.

"Jangan berbuat kekacauan di sini!"

"Berbuat kekacauan? Saya tidak berbuat kekacauan, saya hanya ingin tahu kenapa kerja sama dengan perusahaan saya di batalkan dan milik saya di ambil!"

"Oh ya? Sayangnya kami punya bukti."

Adnan mengeluarkan sesuatu, sebuah bukti bahwa perusahaan milik Nagan mengirimkan email meminta membatalkan kerja sama. Nagan melihatnya dengan teliti dan memang benar jika itu perusahaannya.

I'm Back! •TERBIT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang