56. Selesai

731 50 9
                                    

Lagunya Mahalini enak banget😭❤️ Baca chapter 56 sambil dengerin lagu terbaru Mahalini berjudul 'Sisa Rasa.'

Instagram : nsbnnz_ & wattpadneyla_

️▪️▪️

Gita menatap ke depan dengan tatapan kosong sambil mengelus tangannya sendiri. Banyak hal menghantui pikirannya, entah pada siapa ia ingin berbagi karena semua orang tidak bisa selalu ada di dekatnya. Bahkan ada beberapa orang yang tidak bisa menjadi tempatnya bercerita.
Gita mendongak, ia menatap jaket berwarna maroon milik Nagan yang berada di sofa. Gita menghela napas.

"Aku tau kalau sebenarnya aku punya pilihan untuk memilih diantara mereka berdua, tapi ... aku akan lebih memilih kematian. Karena aku tidak akan sanggup melihat kesedihan di wajah mereka."

Gita tersenyum, "Aku paham betul jika kematian aku juga bisa membuat mereka sedih, tapi lebih baik seperti itu dari pada salah satu diantara mereka berdua harus memaksakan diri untuk ikhlas," ucapnya.

Gita menatap ke tangannya, dengan paksaan Gita melepas jarum infus yang menancap pada punggung tangannya.

"Jangan membuatku semakin tersiksa jika pada akhirnya mereka yang ingin Engkau siksa."

Gita berusaha berdiri, namun ia terjatuh. Gita kembali mencoba tapi rasa sakit di kepala nya lebih dulu datang menyiksa. Gita tersenyum tipis dan berakhir tak sadarkan diri.

"Gita sayang, waktunya ma--"

Niara menjatuhkan buah-buahan yang ia bawa dan berlari menghampiri Gita yang tergeletak di lantai.

"GITA! GITA BANGUN NAK!"

Niara mengguncangkan tubuh Gita, berharap Gita bisa segera sadar. "DOKTER! SUSTER! TOLONGGG!"

Suster dan bruder datang, mereka segera mengangkat Gita naik ke brankar dan membawanya untuk segera diperiksa oleh dokter. Niara menangis, ia mengeluarkan ponselnya sambil berusaha menghubungi Hardi dengan tangan yang gemetar tak berhenti.

Hardi :"Halo?"

Niara :"H-Halo?"

Hardi :"Ada apa? Kenapa suaramu seperti itu?"

Niara :"G-Gita."

Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh Hardi. Tangisan Niara kembali terdengar.

"Tuhan, jangan sekarang dia masih pantas untuk hidup."

Niara mengadahkan tangannya sembari terus berdoa kepada Tuhan.

Jangan ...

Jangan sampai terjadi lagi.

Cukup satu kali rasa sakit menimpa dada tanpa henti dan disertai rasa bersalah.

"Tuhan, dia harus tetap hidup. Ku mohon!"

Hardi datang bersama Nagan, Rita, Herman, Alga, Cakra, Samuel, dan Faizal. Niara langsung memeluk Hardi.

"Ada apa? Gita baik-baik saja 'kan?"

Niara tak sanggup untuk menjawab, ia tidak bisa menenangkan diri. Segala macam pikiran buruk telah menghantui kepalanya. Hardi pun dibuat takut dengan apa yang akan terjadi, ia benar-benar tidak siap.

Nagan, Rita, Herman, Alga, Cakra, Samuel, dan Faizal juga di hantui rasa khawatir.
Hampir 20 menit mereka menunggu dan kini dokter keluar tapi beramai-ramai. Ada suster serta bruder, mendorong brankar yang tertutupi kain putih.

I'm Back! •TERBIT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang