41. Dipecat

297 36 4
                                    

BACA SEBENTAR.
Hai semuanya, kangen kalian, hehe. Sebelumnya author mau sangat berterima kasih karena kalian udah sangat excited sama cerita ini dan udah sabar banget nunggu kelanjutannya. But, i'm so sorry guys🥺 Aku bakalan berhenti up untuk sementara, why? Beberapa hari ini dapat dm kurang enak dari salah satu diantara kalian, sekitar tiga dm yang masuk dan isinya benar benar hurt my heart💔 tapi terima kasih, dari dm itu aku akan belajar. Aku author, untuk sementara pamit undur diri. Selamat membaca chapter 41, aku akan segera kembali❤️

You are the only one for him..
Instagram : nsbnnz_ & wattpadneyla_

▪️▪️▪️

HAPPY READING🍃

Gita melangkah memasuki cafe yang ia datangi kemarin untuk bertemu dengan Raka, hari ini pun tujuan nya adalah menemui Raka.

"Udah lama, Ka?" tanya Gita sembari duduk di depan Raka.

"Nggak kok mbak," jawab Raka.

"Jadi, ada apa?" tanya Gita.

Raka lah yang awalnya mengajak Gita untuk bertemu entah untuk apa karena Raka tak memberitahu di awal. Raka masih diam, dia seperti takut untuk mengatakan hal yang sangat ingin ia beritahu.

"Kenapa? Mizar butuh bayaran?" tanya Gita.

"B-Bukan soal Mizar mbak," jawab Raka takut takut.

"Lalu? Ngomong aja," ucap Gita setenang mungkin.

Raka menghela napas, "mbak Rere dipecat oleh bu Mira dan pak Alga."

Suasana menjadi hening dan mencekam. Gita tak berkutik dan sangat terkejut akan hal yang baru saja ia dengar.

"Tadi di kantor bu Mira, pak Alga dan pak Adnan terlihat bertengkar tentang masalah ini dan keputusan akhirnya." Ucapan Raka berhenti sampai di situ, ia benar benar merasa tak enak menyampaikan hal ini kepada Gita.

Terlihat Gita berusaha tersenyum lalu mengangguk.

"Gapapa kok, Ka, saya mengerti."

"T-Tapi mbak."

"Udah, gapapa kok, mungkin memang udah jalannya."

Raka menghela napas.

"Mbak mau pergi?"

Gita menggeleng, "nggak karena tempat saya di sini, saya bukan pengecut yang terlalu sering menghindari masalah, saya akan mulai berani melawan sendirian."

Raja tersenyum, "saya selalu dukung mbak, kalau butuh apa apa hubungi saya."

"Terima kasih ya, Raka, kalau begitu saya permisi."

Gita berdiri dan melangkah keluar dari cafe, Raka memandang kepergian Gita dengan wajah sedih. Baginya Gita sudah seperti keluarga karena Gita tidak pernah membedakan dirinya selama mereka kerja bersama.
Mata Gita berkaca kaca, ia menatap ke bawah dan tiba tiba terdengar suara ponselnya berbunyi, dengan segera Gita mengambil ponselnya dan melihat nama Hilza tertera di sana.

Gita :"Halo kak."

Hilza :"Kamu dimana?"

Gita :"Di cafe kak, kenapa?"

Hilza :"Share lock ya, kakak jemput."

Gita :"Aku mau pergi jemput Sahira kak."

Hilza :"Iya, biar kakak anterin."

Gita :"Aku bisa sendiri kak."

Hilza :"Gita, kakak mohon."

I'm Back! •TERBIT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang