32. Sulit Dijelaskan

258 30 2
                                    

Because even if the chosen one is the best, there is still a sense of regret in yourself about the other choice.
Instagram : nsbnnz_ & wattpadneyla_

▪️▪️▪️

HAPPY READING🍃

Beribu alasan harus Gita berikan pada Alga, Mira dan juga Sahira agar mengizinkannya pergi. Gita melangkah masuk ke dalam ruangan Shaula setelah sedari tadi wanita itu menghubunginya.

"Akhirnya."

Gita menatap Shaula yang tersenyum senang.

"Bisakah kau mengurangi jadwal kemo ku?"

"Kau kira kemoterapi adalah pelajaran sekolah yang bisa di kurang dan ditambahkan jadwalnya sesuka hati?"

"Mungkin."

Shaula menghela napas lalu duduk di kursinya dan Gita pun duduk di hadapan Shaula.

"Kenapa kau selalu tidak mau untuk kemo?"

"Kemo ataupun tidak, aku akan tetap mati, Shaula."

"Setidaknya dengan kemo, kita bisa memperlambatnya, Sagita."

Gita tersenyum, ia memandang langit langit ruangan Shaula.

"Kemo sangat melelahkan, Shaula."

"Tanpa kemo akan lebih membuat menderita, Sagita."

"Lebih baik aku menderita."

"Dan membiarkan kau merepotkan mereka?"

Gita menghela napas dan memejamkan matanya.

"Pilihanmu hanya ada dua, tetap kemo atau tidak kemo dan membuat mereka repot."

"Jangan berikan ku pilihan."

"Kenapa?"

"Karena sekalipun yang ku pilih adalah yang terbaik, tetap ada rasa penyesalan dalam diri tentang pilihan yang satunya."

Shaula terdiam, ia membenarkan ucapan Gita. Tapi, pilihan tetap lah pilihan, mau benar ataupun salah, itu yang terbaik.



Hari ini Gita pergi ke salah satu tempat wisata, sesudah merasa lebih baik setelah melakukan kemoterapi. Gita kembali harus mengeluarkan beribu alasan agar bisa pergi sendiri dan di sini lah ia sekarang, tempat wisata kolam berenang. Hari ini tak begitu banyak pengunjung dan Gita bersyukur akan hal itu, ia menyelam dan berenang dari ujung ke ujung, menikmati pemandangan kebersamaan orang orang di sekitar.

Mata Gita sempat jatuh pada seorang gadis yang tiba tiba keluar dari kolam, terlihat dia seperti meringis dan Gita memperhatikan gadis tersebut yang terus menarik lengan bajunya. Gita menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Boleh duduk di sini kan?"

"B-bolek kak."

Gita menatap orang orang yang sedang berenang dengan bahagia, tertawa dan bertengkar.

"Kenapa naik? Perih ya?"

Gadis itu terkejut dan sempat menatap Gita sebentar lalu kembali menatap ke arah lain.

I'm Back! •TERBIT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang