49. Akhir?

314 33 6
                                    

-death is certain-
Instagram : nsbnnz_ & wattpadneyla_

▪️▪️▪️

HAPPY READING🍃

Alga dan yang lainnya mengajak Gita untuk duduk terlebih dahulu.

"Kamu dapat bukti-bukti ini dari mana?" tanya Novi.

Gita menatap kearah Mizar dan Raka yang berdiri tak jauh dari mereka, lalu semua pandangan tertuju kepada mereka berdua.

"Kalian bekerja sama?" tanya Alga.

"Tanpa mereka Gita nggak akan dapat bukti sebanyak ini," ucap Gita.

Gita menatap Mira yang juga sedang menatapnya.

"Ma," panggil Gita.

Mira mendekati Gita lalu memeluknya, saat itu pula Mira menangis.

"Maafin mama, mama salah besar sama kamu," ucap Mira

"Gapapa ma, senggaknya sekarang udah jauh lebih baik dan mama liat Gita sehat-sehat aja kan?" ucap Gita.

Mendengar hal itu membuat Novi, Adnan, Hilza dan juga Alga yang tadinya tersenyum kini senyuman mereka luntur.

"Gita, kita peru bicara," ucap Alga.

"Iya mas," ucap Gita.

Alga melangkah lebih duu, lalu Gita mengikutinya. Setelah merasa jauh dari yang lainnya, Alga menatap Gita dengan tatapan yang membuat Gita bingung.

"Ada apa mas?" tanya Gita.

"Apa yang kamu sembunyiin dari aku?" tanya Alga.

Gita mengernyit, "Aku nggak sembunyiin apa-apa dari kamu."

"Gita, aku mau kejujuran kamu, apa yang kamu sembunyiin dari aku selama 8 tahun ini?" tanya Alga lagi.

Gita mulai paham apa yang Alga maksud, Gita menatap ke arah lain, ia tak sanggup menatap mata Alga.

"Jawab, Git."

"Mas Alga tau darimana?"

"Aku nggak butuh pertanyaan aku butuh jawaban."

Gita memilih bungkam, sulit rasanya menjelaskan, kenapa harus sekarang? Kenapa situasinya tidak pas?

"Aku nggak mau suasana keluarga Mauriz hancur cuman karena hadirnya aku," ucap Gita.

"Sependek itu pikiran kamu tentang keluarga Mauriz?" tanya Alga.

"Nggak gitu, mas, aku cuman nggak mau menghancurkan hal yang seharusnya tidak hancur," ucap Gita.

"Tapi sekarang apa? Semuanya bakalan hancur karena kamu nggak jujur dari awal!" ucap Alga.

Gita menghela napas berat, "Aku yang terima konsekuensi nya."

Alga mendekati Gita lalu membawa Gita ke dalam dekapannya.

"I love you ... so much."

Air mata Gita menetes saat itu juga, mendengar ucapan yang tulus dari seseorang yang sangat berjasa dalam hidupnya.

"Aku nggak butuh jawaban dari kalimat tadi, aku hanya butuh kamu tetap ada, just it."

"Setiap manusia akan bertemu kematian, mas."

"Dan aku nggak akan ngebiarin itu."

"Ini bukan cerita fiksi yang bisa kamu ubah sesuka hati."

Gita melepas pelukan Alga, lalu menatap matanya lekat.

I'm Back! •TERBIT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang