p a k s u r y a

315 39 0
                                    


"Walaupun bikin mumet, tapi lebih baik gue berteman sama angka dan semacamnya daripada temenan sama orang fake plus ga tau diri." -Nadine, si pembenci matematika dan pelajaran semacamnya.

•••

Nadine mengerjapkan matanya beberapa kali, menatap pintu kelas yang tadi ia tutup, "gila tuh guru, ngeliat gue sensi mulu bawaannya." Gumamnya sambil berjalan ke kelas barunya.

"Nih lagi, punya temen banyak kagak ada yang guna," Nadine berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya dengan tangan yang menggenggam tali tas, "kagak bisa apa chat di grup bilangin kalo gue dipindahin. Liat aja, ntar ketemu gue, gue giling palanya satu-satu."

"Ada gurunya ga ya?"

Nadine mengintip kelas itu melalui jendela, "yah, gurunya pak Surya. Mana seru. Mending bu Sri kemana-mana, tuh guru walaupun sensi mulu kerjaannya tapi masih bisa diajak becanda, ga kaya pak Surya, datar mulu hidupnya."

"Misi bapak, saya murid baru, permisi mau masuk." Gadis itu berdiri didepan pintu kelas.

"Oh Nadine, silahkan, langsung aja kamu duduk dibangku yang kosong."

"Saya ga disuruh perkenalan dulu pak?" Tanya Nadine berdiri disamping guru itu.

"Ga perlu, cepat duduk. Kita ada ulangan."

"Yah bapak, saya baru juga masuk masa langsung dikasih ulangan. Mana ga perkenalan dulu lagi." Protes Nadine.

"Satu sekolah udah kenal siapa kamu Nadine. Jadi cepat duduk disamping Aji, sekarang!" Pak Surya menunjuk meja paling pojok yang terdapat Aji sedang menelungkupkan kepalanya disana.

"Aji bangun, sebelum kamu saya pindahkan ke dunia lain biar kamu ga bisa bangun selamanya." Pak Surya membagikan kertas ulangan ke masing-masing meja.

"Kamu tunggu apa lagi? Sana duduk." Suruhnya sambil menunjuk meja Aji menggunkan kepalanya.

"Ga asik ah, gurunya kagak bisa diajak becanda." Ucap Nadine duduk disamping Aji.

"Kamu sekolah supaya jadi orang Nadine, bukan badut." Pak Surya meletakkan kertas ulangan dimeja depan Nadine.

"Nih guru, mulutnya lemes amat perasaan." Cibir Nadine membaca soal ulangannya.

"Gausah banyak protes, kerjain sekarang. Waktu ngerjainnya cuma satu les. Siap ga siap, kumpul." Tekan Pak Surya.

"Ini soal maksudnya apa lagi, mampus dah. Nol nol lah situ, ga perduli gue. Tamat SMA mau kawin aja gue, cari duda kaya, biar nandi dia mati warisannya buat gue semua."

"Disoal itu ga ada ditanya apa tujuan kamu setelah tamat SMA Nadine."

•••

"Ken jadi pulang bareng ga?" Nadine menghampiri Ken yang duduk diatas motornya dengan riang.

"Loh, tapi kata daddy kamu, kamu ada urusan." Ken turun dari motornya.

"Lagian kamu juga udah ditungguin sama om Bara tuh." Cowok itu menunjuk seorang pria yang tengah bersender dimobil hitamnya yang terparkir didepan gerbang.

"Yaudah." Balas Nadine acuh.

"Maaf ya." Ken menggenggam tangan Nadine yang sudah memasang wajah kesalnya.

SAPRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang