"Namanya juga manusia, ya jelas ga akan pernah puas. Kalau bisa, bumi ini juga dijadiin milik dia." -Juan, manusia yang kalau kata Bintang mah manusia paling bijak diantara cucu Sandjaya.•••
"Salah di minesnya aja kan?" Nadine menyandarkan tubuhnya.
Tenissa mengangguk, "ini seharusnya dikurangi sama yang ini. Kamu salahnya cuma disitu aja kok."
"I got it." Nadine mengambil snacknya.
"Kamu ga pulang?"
"Pulang, tapi nunggu om-papa jemput dulu."
"Mobil kamu mana?"
"Dijual."
"Tunggu diluar yuk, sekalian kakak nunggu ojol." Ajak Tenissa berdiri disamping Nadine.
"Your car?" Tanya Nadine setelah menelan makanannya.
"Ada di kos," Tanissa menyomot snack Nadine, "mager aja nyertirnya."
Tenissa berdiri sambil menyender ke pagar gedung, sedangkan Nadine jongkok mendekap plastik berisi makanan ringannya sambil memakan snacknya.
"Ya, gue ga ada uang receh Pri." Celetuk Chilla berdiri didepan Nadine.
"Gue juga ga butuh uang receh lu tuh."
Chilla ikutan jongkok disamping Nadine, "lu balik sama siapa?"
"Nunggu om-papa jemput. Lu kalau mau tuh ngomong." Nadine menatap Chilla malas ketika tangan gadis itu yang masuk kedalam bungkus snacknya malas.
"Hehehe." Tawa Chilla garing.
"Nih, pilih sendiri gih." Nadine memberikan plastik berisi snacknya kepada gadis itu.
"Makasih bebep." Chilla memulangkan plastik itu ke Nadine, lalu membuka snack yang ia pilih dan memakannya.
"Gue cabut luan." Pamit Nadine melihat mobil om-papanya mendekat kearah mereka.
Gadis itu berdiri begitu mobil itu berhenti didepan mereka, "aku luan ya kak."
Gadis itu memberikan Tanissa satu bungkus snack sebelum masuk ke mobil.
"Nadine's teacher?" Tanya David dari jendela mobilnya.
"I-iya pak." Tanissa menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinganya..
"Pulang sama siapa? Bareng kita ayo."
"Ayok kak." Nadine menurunkan kaca mobil.
"Ga usah pak, saya udah pesen ojol tadi ." Tolak Tanissa.
"Lagian kasian Chilla nya kalau ditinggal." Perempuan itu menunjuk Chilla yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka.
"Chilla pulang sama siapa?" Tanya David yang memang sudah mengenal Chilla serta semua teman Gavin dan Nadine itu.
"Dijemput mami paling om."
"Yaelah, bilang aja dijemput Bryan, susah amat." Sahut Nadine manatap Chilla malas.
"Yaudah kalau gitu kita luan ya. Chilla, jangan mau diajak pulang sama yang ga dikenal, kamu juga, hati-hati pulangnya."
"Oke om."
"Iya pak, bapak juga hati-hati nyetirnya." Ujar Tanissa yang dibalas senyuman oleh David.
"Om Bara mana?" Tanya Nadine begitu mobil itu melaju meninggalkan Tanissa.
"Istrinya melahirkan." Jawab Juan yang duduk disamping David.
Nadine memajukan badannya, "lu kok bisa sama om-papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPRI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sapri atau kepanjangnya Sandjaya's Princess merupakan sebutan yang saudara dan teman-teman Nadine tujukan padanya. Nadine, si cucu perempuan terakhir Sandjaya yang sifatnya berbanding kebalik dengan Pratami, sepupu perempuan...