"Jadi orang jangan mageran, beneran dibuat ga bisa gerak mampus lu." -Nadine yang lagi ngomelin Juna, adiknya yang sangat amat mageran.•••
"Nadine." Panggil Nathan dari pintu dan masuk menghampiri Nadine yang lagi memangku kepala Juan.
Ya, cowok itu pingsan. Setelah ia menyuntikkan cairan penenang tadi, ia langsung tumbang keatas lantai.
"Bantu bawa dia ke kamar." Nadine mendudukkan tubuh Juan.
"Kamar gue aja." Bilang Nathan merangkulkan lengan Juan dibahunya dan memapah adiknya itu keluar kamar dibantu oleh Nadine.
"Kak." Ucap Juna pelan yang sedari tadi berdiri didepan pintu.
Nathan mengangkat telapak tangannya, "tunggu."
Keduanya memapah Juan ke kamar Nathan, lalu merebahkan tubuh Juan diranjang king size milik Nathan.
Setelah merebahkan tubuh Juan, Nathan sudah bersiap untuk mengobati luka Juan jika saja Nadine tak menahannya.
"Udah biar gue, lu ke Juna aja. Dia pasti kaget banget." Ujar Nadine pelan.
Nathan mengangguk, "kotak p3knya ada dinakas itu." Tunjuknya pada nakas disamping tempat tidurnya.
"Iya." Balas Nadine menatap punggung Nathan yang berjalan keluar kamar.
Nadine menatap Juan sebentar, menghela napas panjang, lalu mengeluarkan kotak p3k dari nakas dan mengobati luka cowok itu dengan telaten.
Sementara Nadine mengobati Juan, Nathan bertugas untuk menenangkan adiknya yang satu lagi.
Juan dan Juna sebenarnya sama-sama punya mental yang lemah. Untung saja keduanya tumbuh di tempat dan lingkungan yang berbeda, sehingga Juna tidak mengalami kejadian yang Juan alami. Kejadian yang membuatnya mengidap BPD.
Nathan menghela napas lega begitu menemukan Juna yang berada di gazebo halaman belakang, saat tidak mendapati motor Juna digarasi, Nathan sempat berpikir kalau adiknya itu pergi keluar.
"Juan kenapa?" Nathan duduk disamping Juna yang lagi menatap kosong kolam didepannya.
"Pulang sekolah tadi dirumah opa rusuh, anaknya tante Angel datang marah-marah minta acara tunangannya dibatelin. Begitu anaknya tante Angel pulang, Juan langsung ditarik pulang sama mommy terus dirumah dia dimarahin karena dia yang bawa anaknya tante Angel ke rumah opa. Gara-gara berita tadi pagi ditambah anaknya tante Angel juga minta acaranya dibatelin, acara tunangannya batal." Jelas Juna dengan mata yang tetap menatap kolam.
"Jadi Juan ga terima disalahin dan mereka berantem?" Tanya Nathan melengkapi cerita Juan.
Juna mengangguk.
"Mommy mana?"
"Tiba-tiba pergi gitu aja, makanya Juan marah banget." Juna mengadahkan kepalanya menghadap langit gelap diatasnya.
"You, okey?" Tanya Nathan hati-hati.
Juna menggeleng, "no, I'm not. That was so scary." Jawabnya jujur.
16 tahun ia hidup, tak pernah sekalipun ia melihat kejadian seperti tadi. Separah-parahnya yang ia lihat hanya sampai orang-orang yang saling menonjok atau memukul satu sama lain, bukan-hah, untuk membayangkannya lagi saja dia tidak sanggup.
Nathan mengelus punggung Juna.
Juna menoleh kearah Nathan, menaikan sebelah alisnya, menatap kakaknya itu bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPRI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sapri atau kepanjangnya Sandjaya's Princess merupakan sebutan yang saudara dan teman-teman Nadine tujukan padanya. Nadine, si cucu perempuan terakhir Sandjaya yang sifatnya berbanding kebalik dengan Pratami, sepupu perempuan...