b u b u r

299 37 1
                                    


"Manusia itu cuma punya dua pilihan, makan bubur diaduk apa makan bubur ga diaduk. Bukan setengah diaduk, setengah lagi enggak." -Sapri, si penganut bubur ga diaduk.

•••

Jika ditanya, kapan saat paling menyenangkan dalam hidup, maka Nadine akan menjawab dengan lantang kalau saat paling menyenangkan dalam hidupnya adalah menghabiskan berdua dengan Ken.

Nadine lahir dikeluarga yang bisa dibilang, keluarga yang memiliki segala. Uang, kemewahan, koneksi, dan sebagainya.

Tapi bagi Nadine itu semua tidak ada apa-apanya dibandingkan menghabiskan waktu berdua bersama Ken, walau hanya makan diwarung pinggir jalan atau hanya diam manatap pemandangan didepan mereka seperti saat ini.

Tapi bagi Nadine itu semua tidak ada apa-apanya dibandingkan menghabiskan waktu berdua bersama Ken, walau hanya makan diwarung pinggir jalan atau hanya diam manatap pemandangan didepan mereka seperti saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadine memang lahir dikeluarga yang memiliki segalanya. Tapi ada satu hal yang tidak dimiliki keluarganya, yaitu kehangatan.

Dan hanya dengan Ken ia bisa merasakan kehangatan itu.

Ken.

Cowok yang ga banyak nuntut, ga pernah balik marah kalau misalnya Nadine marah-marahin dia cuma gara-gara hal sepele, dan cowok yang ga pernah keberatan kalau Nadine tengah malam tiba-tiba nelpon dia minta dianterin makanan atau cuma sekedar nemenin dia ngobrol sebelum tidur.

Bagi Nadine Ken merupakan sosok paling sempurna untuk dia yang banyak kurangnya.

Apalagi kalau Ken lagi mode kalem. Beh, udah kayak cowok-cowok cool diluar sana dah pokoknya.

Tapi tetap aja, cowok diluar sana masih kalah ganteng kalau dibanding sama Ken.

"Ken, sorry." Ucap Nadine sambil menoleh kearah Ken yang duduk disampingnya.

"Kenapa lagi, hm?" Tanya Ken balas menatap tatapan Nadine lembut.

Nadine diam sebentar, menatap cowok itu lekat, lalu menggeleng, "ga papa."

Ken menghela napas, lalu bergeser mendekatkan tubuhnya pada Nadine.

"Pri, gue ga ngerti kode-kodean sumpah dah. Lo kalau mau sesuatu bilang aja sama gue, bakal gue beliin serius." Ujar Ken sungguh-sungguh.

"Gu-"

"Tapi kalau lo minta beliin mobil atau yang harga mahal, nanti ya Pri, tunggu ginjal gue laku satu." Ken menatap Nadine melas.

Mendengar ucapan Ken, Nadine sontak langsung mendatarkan mukanya.

Tuh kan, emang Ken tuh ga pernah mau serius kalau emang suasananya ga mendukung dia buat serius.

SAPRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang