"Jangan terlalu ngedengerin apa kata orang, lo hidup buat nyenengin diri lu sendiri. Bukan untuk nyenengin orang lain." -Nadine, si manusia teguh pendirian.•••
Nadine menghela napas berat sebelum membuka pintu yang ada didepannya. Melihat mobil daddynya yang terparkir di garasi membuatnya malas untuk pulang kerumah.
Tadi ia sempat menelpon Dian, nanya tuh cewek ada dimana. Dia mau menginap dirumah Dian saja, adem banyak pohon. Tapi sayangnya Dian lagi pergi ke tempat kakek neneknya dan akan pulang besok pagi.
Nelpon Chilla, malah dijawan begini, "gue nginep dirumah Bryan. Soalnya teman tuh anak lagi pada nginep disini. Mana temennya cakep-cakep semua, kan sayang kalau gue anggurin."
Mau nelpon Aine yang ada ga bakalan dijawab. Ya iyalah, jam segini cewek itu pasti lagi telponan sama mas es batunya itu.
Kalau nginep tempat Claudia yang ada dia dimasakin makanan terus disuruh habisin sama tuh cewek. Nyaman enggak, bolak-balik kamar mandi iya.
Jadi dengan amat sangat terpaksa Nadine membuka pintu rumahnya itu dengan perlahan dan langsung menemukan daddy nya yang duduk disofa ruang tamu, pasti menunggunya pulang.
"Nadine, ikut daddy." Titah Daniel tanpa basa-basi.
Nadine terdiam ditempatnya, tak bergerak maupun membalas ucapan daddynya itu.
"Nadine." Panggil Daniel tegas.
Nadine mengangguk, lalu berjalan menyusul daddynya yang sudah menaiki anak tangga.
Ia mengikuti daddynya yang berjalan menuju ruang kerja pria itu.
Didepan ruang kerja Daniel terdapat Juna yang tengah berdiri sambil mondar-mandir.
Juna berhenti dan menatap was-was Nadine dan daddynya yang berjalan kearahnya.
Juna langsung menahan tangan Nadine begitu kakaknya itu hendak masuk keruangan itu, "kak, enggak."
"Kamu tunggu diluar." Ujar Daniel.
"Tapi dad." Protes Juna yang dihiraukan oleh Daniel.
Pria itu masuk keruangannya, meninggalkan Juna dan Nadine didepan pintu.
"Mommy dirumah?" Tanya Nadine pelan.
Juna menggeleng, "siap makan malam mommy izin ke rumah sakit tad-"
"Nadine." Panggil Daniel dari dalam.
"Iya."
"Kakak." Juna menggeleng, ia semakin mengeratkan genggamannya ditangan Nadine, melarang kakaknya itu masuk keruangan itu.
"Lu tunggu disini, jangan kemana-mana. Gue didalam ga lama kok."
"Kak." Ucap Juna lirih.
Nadine tersenyum simpul, lalu melepaskan tangan Juna yang menahan tangannya.
"Gue ga papa, btw nitip tas gue ye. Berat." Gadis itu memberikan tasnya kepada Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPRI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sapri atau kepanjangnya Sandjaya's Princess merupakan sebutan yang saudara dan teman-teman Nadine tujukan padanya. Nadine, si cucu perempuan terakhir Sandjaya yang sifatnya berbanding kebalik dengan Pratami, sepupu perempuan...