"Kalau mau ngomong tuh dipikirin dulu, jangan asal ceplas-ceplos. Karena ga semua orang punya hati baja dan juga mental yang kuat." -Nadine, si manusia yang suka ga ngaca pt.2.•••
"Kenapa?" Tanya Nadine begitu mereka berada di rooftop gedung tempat acara itu dilakukan.
Ya, setelah Lea pergi begitu saja dan sedikit merusak acara itu, Nadine langsung menarik Juan kesini.
Untuk menginterogasi adiknya itu tentu saja.
Lea dan Juan memang tidak pernah akur, sebesar apapun wanita itu berusaha untuk dekat dengan Juan maka sebesar itu juga kesalahan Lea dimata Juan.
Itu semua bermula tepat disaat Lea mendukung keputusan daddy dan opa-nya untuk mengirimnya tinggal di US, sejak saat itu juga Juan memblacklist nama wanita itu dari daftar orang yang harus ia hormati.
Karena jika saja wanita itu menolak keputusan opanya saat itu, seperti yang dilakukan tante-tentenya yang lain, mungkin saja ia tidak akan mengidap BPD seperti sekarang.
Juan menggelengkan kepalanya, "ga papa."
"Jujur sama gue Juan."
"Tuh perempu-"
"Gue juga perempuan." Potong Nadine.
Juan berdecak malas, "mommy lu kira yang ngundang tante Angel sama anaknya itu gue. Dia bilang kalau gue mau ngerusakin acaranya Papa." Juan menjeda ucapannya.
"Dia juga bilang," Juan menundukkan kepalanya, "kalau gue balik kesini buat rusuh. Buat repot orang lain, karena gue disini cuma buat masalah. Nambahin beban orang-orang disini." Sambungnya dengan nada pelan.
"Juan." Panggil Nadine pelan.
"Emang gue salah kak?" Juan menatap Nadine dengan mata yang berkaca-kaca, "salah kalau gue pengen balik, kalau gue kangen, pengen ketemu lu sama yang lain itu salah?"
"Gue juga pengen hidup kayak kalian kak. Punya temen, ada tempat cerita, kalau makan ga sendirian, ada yang perhatiin. Gue disana kesepian kak." Ujarnya pilu.
"Iya Juan, gue ngerti." Nadine mendekat kearah Juan.
Jika sudah seperti ini maka artinya BPD cowok itu akan kambuh. Maka sebelum BPD nya kambuh, Juan harus ditenangkan sekarang atau enggak dia bakalan beneran kambuh.
Dua kali kambuh dalam satu bulan merupakan hal yang buruk untuk kesehatan mental cowok itu.
Begitu Nadine hampir mendekat, Juan memundurkan langkahnya. Menolak untuk didekati oleh Nadine.
"Kalian disini hidup enak, disayang, ada yang perhatiin. Sedangkan gue," Juan memukul dadanya kuat, "gue disana sendirian. Gue sendirian kak."
"Enggak, lu ga sendirian, lu punya gue, kakak lo." Nadine kembali mencoba mendekati Juan yang air matanya kini mulai mengalir.
Saat hampir dekat, Nadine meraih tangan Juan yang ada di dada cowok itu buat ia genggam.
Juan kembali mundur, "tapi mereka ngebuang gue kak," ia menepis tangan Nadine lumayan kuat, "mereka ngebuang gue ke US karna disini gue hampir kena gangguan mental."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPRI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sapri atau kepanjangnya Sandjaya's Princess merupakan sebutan yang saudara dan teman-teman Nadine tujukan padanya. Nadine, si cucu perempuan terakhir Sandjaya yang sifatnya berbanding kebalik dengan Pratami, sepupu perempuan...