"Siapa yang bakal muji gue kalau bukan diri gue sendiri." -Nadien, manusia dengan tingkat kepedean tertinggi.•••
"Gila, cantik banget gue." Puji Nadine pada dirinya begitu ia selesai mengoleskan masker ke wajahnya.
Ia meraih handphonenya yang ada di nakas untuk berselfi dan mengirim fotonya kepada Ken, "ga salah emang si bangke milih gue. Orang gue cantik begini."
Nadine melempar handphonenya ke sembarang arah sambil membaringkan tubuhnya, "huah."
Dan tak lama kemudian ia tenggelam dalam alam sadarnya dengan wajah yang tertutup masker.
Hingga dering handphone mengganggu tidur nyenyak nya.
"Ganggu aja nih orang, ga tau gue lagi tidur apa."
Dengan malas gadis itu mengambil handphone nya dan mengangkat telpon itu tanpa melihat nama si penelpon.
"Paan?!" Tanya Nadine kesal pada si penelpon.
"Lu dimana?" Balas Bintang, si penelpon balik bertanya.
"Dirumah lah, lu kira ini udah jam berapa. Ya kali gue masih diluar." Jawab Nadine sedikit emosi.
"Si Ken mabuk nih."
"Ya bawa pulang lah." Balas Nadine malas. Emang kalau Ken mabuk dia harus apa. Jemput? Ogah kali.
"Kalau bisa, lu ga bakal gue telpon dodol."
"Ya terus gimana?"
"Sini, bujuk dia pulang."
"Ada masalah apa sih." Nadine membuka matanya.
"Ga tau, gue aja ditelpon baristanya nih."
"Lu sama siapa?"
"Sama yang lain. Lu buruan kesini, cowok lu digodain jalang nih."
"Angkut aja, bawa pulang." Nadine duduk dari tidurnya sambil mengucek matanya.
"Pri." Panggil Bintang dengan nada serius.
"Gue udah bobo stater pack ini, muka gue udah ketutup masker."
"Mampus Pri cowok lu mau dicium." Ujar Julian geregetan disebrang sana.
"Tahan-tahan, gue otw." Nadine bangkit dari duduknya.
Gadis itu buru-buru keluar kamar dan berjalan menuruni tangga menuju garasi rumah.
"Huwan-" Juan langsung menutup mulutnya begitu Nadine membulatkan matanya.
"Apa? Apa? Lu mau bilang apa hah?!" Nadine berkacak pinggang.
"Eh, tunggu-tunggu," Nadine memperhatikan penampilan adiknya itu dari atas hingga bawah, "lo baru pulang?"
"Lo mau kemana kak?" Tanya Juan mengalihkan pembicaraan.
"Ga usah ngalihin pembicaraan. Lu baru pulang?"
Juan mengangguk ragu.
"Habis dari mana?"
"Club." Cicit Juan.
"Hah?!" Nadine membulatkan matanya dan ketika ia hendak memarahi Juan, hendphone gadis itu berbunyi.
"Tunggu, urusan kita belum selesai." Tunjuknya pada Juan.
"Apa?!" Tanya nya marah.
"Lu dimana? Jala-"
"Oh iya! Cowok gue," Nadine menepuk dahinya, "anterin gue ayo." Ia menarik jaket Juan kearah motor cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPRI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sapri atau kepanjangnya Sandjaya's Princess merupakan sebutan yang saudara dan teman-teman Nadine tujukan padanya. Nadine, si cucu perempuan terakhir Sandjaya yang sifatnya berbanding kebalik dengan Pratami, sepupu perempuan...