"Jangan banyak mau kalo kerjaan lo cuma rebahan." -Nadine, anti rebahan-rebahan club.•••
"Kamu di skors berapa hari?" Tanya Tanissa, guru pembimbing Nadine seraya memeriksa tugas gadis itu.
"Tiga hari doang." Jawab Nadine santai.
"Opa kamu gak marah? Oh ya, tadi kakak liat calon tunangannya papa kamu masuk line today lho."
"Tadi sebenarnya mau disidang sama opa, tapi karena berita tante girang itu, sidangnya jadi ditunda."
"Udah kayak pengadilan aja pake sidang." Tanissa memakan cemilan yang tadi dibawa Nadine.
"Opa kan emang gitu, tatapannya udah kayak hakim-hakim dipengadilan. Serem."
Tanissa mengangguk setuju. "Kita udah selesai, kakak ada kelas habis ini. Oh ya, Nadine. Besok kamu masuk kelas ya. Tentor kimia besok gak ada yang bisa privat."
"Lah kok masuk kelas? Aku kan besok gak bimbingan. Jadwalku bimbingan cuma senin sampai jumat. Lagian aku kan cuma privat, gak masuk kelas, kalau masuk kelas juga percuma, materinya gak bakal masuk." Heran Nadine seraya mengemas alat tulisnya.
"Sekretaris opa kamu tadi nelpon administrasi, sabtu kamu harus bimbingan juga katanya."
"Bimbingan apaan, dikiranya tugas ku gak banyak apa." Dumel Nadine kesal.
"Yaudah, kamu hati-hati nyetir nya, bye." Pamit Tanissa meninggalkan Nadine diruang kelas.
•••
"Satu, dua, tiga, em. Lah, satu lagi mana? Ini buntutnya Kean kok cuma ada delapan." Tanya Cahya, istri Bram alias oma para sandjaya bersaudara.
"Si Sapri lagi ditahan di neraka oma." Jawab Bintang asal yang dihadiahi jitakan dikepalanya.
"Kok Bintang dijitak sih yah." Protes Bintang pada Dirga, ayah kandungnya.
"Ya kamu kalau di tanya, jawabnya yang bener dong."
"Bintang gak salah kok, tempat bimbel kan emang neraka bagi si Sapri."
"Bintang makan dulu yuk, kamu kalau lagi lapar ngeselinnya berkali-kali lipat." Maya yang baru muncul dari dapur pun menarik kerah baju putranya itu paksa.
"Bunda aku mau makan juga." Seru Abi dan Leon kompak.
"Yaudah ayo, biar bunda siapin!" Ujar Maya setengah berteriak dari ruang makan.
"Nadine mana?" Tanya Dirga lagi, tak percaya dengan ucapan Bintang.
"Si Sapri bimbingan yah." Jawab Tama singkat.
"Sapri?"
"Nama buatan si codet." Sahut Gavin.
"Itu singkatan?"
Gavin mengangguk, "Sandjaya's Princess."
"Kalian ga mau pulang dulu?" Ana, mami Gavin mendudukkan tubuhnya disamping sang putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPRI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sapri atau kepanjangnya Sandjaya's Princess merupakan sebutan yang saudara dan teman-teman Nadine tujukan padanya. Nadine, si cucu perempuan terakhir Sandjaya yang sifatnya berbanding kebalik dengan Pratami, sepupu perempuan...