b o c a h

305 43 2
                                    


"Gue punya mimpi makanya berusaha, daripada situ punya mimpi tapi tetap disimpan jadi mimpi." -Sapri bijak 2k21.

•••

"Mami ada perlu apa kesini?" Tanya Bintang berdiri didepan Ana, menatap maminya itu dengan senyum termanisnya.

Ana menatap Bintang sinis, "mami baru tau ada seragam model begitu."

"Itu baju kamu ga punya kancing apa gimana." Tunjuknya pada seragam Bintang yang tidak terkancing, memperlihatkan kaos dalam cowok itu.

"Hehe," Bintang menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu menarik tas Ana, "sini mi tasnya, biar Bintang aja yang bawa."

"Bang bi, tas hekal juga," Haikal melepaskan tas dari punggungnya, "berat nih."

"Aan juga nyah." Pangeran mengangkat tasnya.

"Napa ga ditinggal di mobil aja bocah." Dumel Bintang mengambil tas bocah itu satu-satu.

"Mobil ga ada." Balas Pangeran.

"Kita kesini naik taksi." Tambah Haikal.

"Mas Tama. Aan mau gendong." Pangerang berjalan mendekati Tama sambil mengangkat tangannya.

Tama menggeleng, "apaan gendong-gendong, jalan udah besar." Ia menarik tangan Pengeran berjalan menghampiri Bintang.

Pangeran melepaskan tangan Tama, "ka Tata." Bocah itu menarik ujung seragam Nathan yang keluar.

"Tas adek lo nih." Bintang melemparkan kedua tas yang ada di dadanya kepada Tama.

"Kok ada dua?" Tanya Nathan bingung sambil mengangkat Pangeran kegendongannya.

"Ya kan adek lu emang ada dua." Jawab Bintang malas.

"Terus satu lagi wujudnya mana?" Tanya Tama tak melihat keberadaan Haikal disekitar mereka.

"Ini kan bo-MAMPUS!" Teriak Bintang begitu melihat disampingnya tidak ada siapa-siapa.

Sontak cowok itu langsung panik dan mencari Haikal disekitar tempatnya berdiri.

"Sempat tuh anak hilang bisa-bisa kena coret dari kk gue."

"Lu pada kok diam aja sih, bantuin cari kek." Jengkelnya pada kedua saudaranya yang hanya diam tak membantu sama sekali.

"Palingan juga tuh anak jalan sendiri ke kantin." Balas Tama santai.

"Kalau dikantin ga ada gimana?"

"Ada, coba lu cari di kantin gih."

Langsung saja Bintang berlari menuju kantin setelah sebelumnya memberi tas Ana kepada Tama.

Sementara bocah yang dicari sedang mengantri didepan grobak cimol sambil mengenggam erat uang lima ribunya.

"Mang, hekal beli cimolnya lima ribu." Anak itu jinjit memberi uangnya.

"Kamu anak siapa kok bisa ada disini?" Tanya mamang penjual cimol sambil membuat pesanan Haikal.

"Hekal anak papi sama mami, terus tadi Hekal kesini sama mami sama Aan juga naik taksi." Jawab Haikal kembali jinjit mengambil plastik cimolnya. "Makasih."

"Jamkos, tuh guru-guru pada rapat."

"Sotoy lu."

"GA PERCAYAAN LO JADI ORANG."

Haikal menatap lama kumpulan cowok yang beberapa diantara mereka terlihat familiar itu sambil mengunyah cimolnya. Sampai ia mengenali salah satu dari mereka.

SAPRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang