"Jangan pernah nyerah walaupun gagal berkali-kali. Karena yang namanya rezeki ga bakal kemana." -Claudia, duta anti nyerah-nya Harapan Pelita.•••
"Makasih ya Na, maaf jadi ngerepotin kamu." Ujar Kearan ga enak.
"Yaelah kayak sama siapa aja lu kak. Lagian gue jadi pacar dia emang kerjaan gue direpotin mulu sama tuh orang." Balas Nadine santai.
"Ayo kamu kakak antar pulang." Kearan berjalan kearah mobilnya.
"Jalan aja kali kak, beda lima rumah doang elah."
"Iya, ayo."
Nadine berjalan bersisihan dengan Kearan.
"Padahal gue ga papa kalau pulang sendiri." Celetuk Nadine memecah keheningan.
Seakrab apapun dia sama keluarga Ken, tetap aja dia masih canggung sama kakaknya Ken yang ini, apalagi cuma berdua kayak gini.
"Ya ga enak sama keluarga kamu dong Na. Kamu keluar malem karena adek kakak, masa kakak ga ngenterin kamu pulang." Balas Kearan lembut.
"Kak," Nadine menatap Kearan penuh binar, "boleh ga yang jadi pacar gue lo aja. Ken buang aja ke laut, gue ikhlas lahir batin kok."
"Emang kamu mau jadi pelakor?" Tanya Kearan bercanda.
"Eh," Nadine tertegun, lalu dengan cepat ia menggeleng, "ga jadi deng kak, bini lu galak banget soalnya."
Salah satu faktor yang membuat Nadine canggung dengan Kearan adalah kakaknya Ken yang ini sudah beristri, dan istri nya tuh galak udah gitu mukanya sinis mulu kalau udah ngeliat Nadine. Makanya kalau ada istrinya Kearan Nadine itu mau ngomong aja mikir, entar kalau salah takut di judesin.
"Dah sampe. Daddy kamu dirumah?" Tanya Kearan begitu mereka sampai didepan rumah Nadine.
"Rumah kosong kak, makanya gue berani keluar malem. Oh ya, makasih kak." Ujar Nadine bertepatan dengan suara motor Juan yang mendekat.
"Kak." Sapa Bintang yang baru sampai seraya turun dari boncengan Juan.
"Eh Bintang, makasih ya. Nadine, makasih juga."
"Ga papa kak."
"Yaudah, kakak pulang ya."
"Iya, makasih kak."
"Lu ga pulang?" Tanya Nadine pada Bintang yang masih diam berdiri disampingnya.
Bintang merangkulkan lengannya di bahu Nadine, "gue nginep sini, biar besok berangkat sama lu."
•••
"Lo mau kemana?" Tanya Nadine begitu turun dari motor.
Nadine bertanya karena Bintang menurunkannya didepan gerbang bukan diparkiran seperti biasanya.
"Warung Bi Sum." Bintang membukakan helm yang dikepala Nadine.
Cowok itu merapikan rambut Nadine yang acak-acakan karena memakai helm.
"Lu mau bolos?"
Bintang menggeleng, "enggak, entar masuk dari belakang."
"Emang tangga nya ada?"
"Kalau ga ada ya dipanjat lah. Percu-"
"Ma udah latihan jadi monyet." Potong Nadine cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPRI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sapri atau kepanjangnya Sandjaya's Princess merupakan sebutan yang saudara dan teman-teman Nadine tujukan padanya. Nadine, si cucu perempuan terakhir Sandjaya yang sifatnya berbanding kebalik dengan Pratami, sepupu perempuan...