n a s i s o t o

281 43 5
                                    


"Mau sejauh apapun, kalau emang dari sononya udah setia, mau ada cewek seseksi, secantik apapun didepannya, dia ga bakalan tergoda. Kalau masih tergoda berarti pelet lo yang kurang ampuh." -Sapri yang katanya bakalan ldr sama bucinannya.

•••

Leon menghela napas panjang, membuat suasana diruang tamu apartement itu menjadi mencekam.

Ya, setelah Leon bilang akan membawa mereka pindah ke US, tak ada satu pun dari mereka yang mau pulang ke rumah. Mereka berempat kompak ikut pindah ke apartement bersama Leon.

"Juan's condition is bad, dia butuh dokternya." Bilang Leon menatap adiknya satu-persatu.

Setelah hampir satu minggu mereka hidup tenang tanpa ada masalah di apartement, tadi siang, ketika diapartement hanya ada Juan, Lea tiba-tiba datang dan membuat keributan hingga membuat kesehatan mental Juan menurun drastis.

Wanita itu datang marah-marah sambil berteriak seperti orang kesetanan, mengatai Juan macam-macam membuat cowok itu hampir saja membunuhnya jika Leon tidak datang tepat waktu.

"Gue ada ujian minggu depan." Balas Nathan.

Juna mengangkat tangannya, "gue aja."

"Lu juga ujian minggu depannya goblok." Nadine menoyor kepala Juna pelan.

"Kenapa ga lo aja?" Tanya Nadine pada abang tertuanya.

Leon menggeleng, "gue harus balik ke Singapore minggu depan, stay disana sampai wisuda gue."

Nadine mengangukkan kepalanya mengerti, "yaudah gue aja."

•••

"Gue pindah ke US." Bilang Nadine tiba-tiba.

Membuat Ken yang tengah makan itu tersedak, "minum minum." Tangannya mencoba menggapai minumnya yang ditahan oleh Nadine.

"Minum gue, uhuk."

"Gue pindah ke US." Bilang Nadine lagi.

"Iya, uhuk, t-tapi gue minta minum gue dulu, uhuk uhuk."

Karena tak kunjung dikasih, Ken pun mengambil minuman Nadine didepannya dan meneguknya sampai habis.

"Lo mau bunuh gue apa gimana, hah?" Kesal Ken meletakkan gelas tadi sedikit kasar.

Ga tau apa cewek didepannya ini kalau nyawanya udah serasa mau terbang tadi.

Nadine meletakkan minum Ken yang tadi ia tahan, menatap cowok itu serius, "gue pindah ke US."

"Iya." Balas Ken melanjutkan acara makannya.

"Ga balik-balik lagi kesini." Tambah Nadine yang dibalas dehaman dan anggukan oleh lawan bicaranya.

Karena tak mendapat respon seperti yang ia harapkan, Nadine pun menggebrak meja itu kasar, "lo denger gue ga sih?!"

Ken menelan makannya, "denger loh sayang."

Nadine membatu mendengar balasan Ken, mukanya memerah, salah tingkah.

"Terus, kita gimana?" Tanya Nadine pelan.

"Ya ga gimana-mana."

"Gue serius Ken."

"Emang kita kenapa?"

"Hubungan kita. Lo kan ga bisa ldr." Bilang Nadine lirih.

Ken menyelesaikan makannya, meminum minumnya setengah, lalu menatap Nadine didepannya serius.

"Lo mau kita putus?" Tanyanya yang sontak membuat Nadine buru-buru menggelengkan kepalanya.

"Enggak." Cicit Nadine pelan.

"Yaudah, lagian siapa sih yang bilang kita bakalan ldr? Ya kali gue rela jauh-jauh dari lo."

"Iya, lo kan bucin mampus sama gue." Balas Nadine percaya diri dan kembali melanjutkan acaranya makannya yang sempat tertunda.

Ken menyipitkan matanya, menatap Nadine yang makan sambil senyam-senyum menatapnya, "tadi aja sok serius, emang ya lo. Lagian kenapa sih nanya-nanya kayak tadi, kek lo pergi besok aja." Cibirnya, lalu meneguk minumnya.

"Emang gue pergi besok." Balas Nadine sambil menyendokkan makannya ke mulutnya.

Byur

Ken menyemburkan minumnya ke wajah Nadine yang ada didepannya begitu mendengar balasan gadis itu.

"Ken anj-" umpat Nadine tertahan, menatap Ken marah.

Melihat itu Ken buru-buru menyambar tissu dan mengelap wajah Nadine, "sorry sorry, gue ga sengaja sumpah."

Nadine menepis tangan Ken, "gue bisa sendiri," ia mengambil tissu itu dan mengelap wajahnya sendiri dengan pelan.

Soalnya Ken ngelap muka dia udah kayak ngelap kaca, ga pakai hati, ngelapnya asal-asal udah gitu pipinya pake ditekan lagi, kan sakit.

"Lo serius pergi besok? Bukannya bulan depan? Kemaren Nathan bilang pindahnya bulan depan, selesai ujian." Tanya Ken memastikan.

Ga mungkin kan Nathan ngeprank dia, soalnya tuh anak ceritanya sambil pasang muka serius kemaren, persis kek orang lagi nahan boker kalau kata Vino.

"Juan butuh dokternya, obatnya udah habis, tuh anak juga udah hampir sebulan ga terapi." Nadine meletakkan tissunya, hendak kembali melanjutkan makannya.

Tetapi ketika kepalanya menunduk, melihat nasi gorengnya, "anjir Ken, nasi goreng gue udah berubah jadi nasi soto masa."

~Kkeut

SAPRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang