g a t e l

289 46 6
                                    


"Lo kalau punya teman yang waras boleh kali, tukar tambah sama gue. Soalnya temen gue urat warasnya udah putus semua." -Tertanda Nando yang sakit kepala.

•••

"Mulai minggu depan kamu lesnya malam ya." Bilang Tenissa pada Nadine yang sedang mengerjakan soal didepannya.

Nadine menghentikan aktifitasnya, menatap kosong soal didepannya.

Dia mengangkat kepalanya, lalu dengan terpaksa ia mengangguk, "iya." Dan kembali menundukkan kepalanya.

Nadine menghela napas, berarti mulai minggu depan ia sudah tidak sebebas sebelumnya. Apapun yang dia lakukan akan berada dalam pengawasan opanya dan juga, Tami.

"Opa kamu suruh lesnya dirumah, tapi kalau kamu ga mau les dirumah kamu boleh milih belajarnya dimana kok. Sekalian kita cari suasana baru. Kalau emang kamu istirahat satu hari kakak izinin kok." Ujar Tenissa menghibur Nadine.

Nadine kembali menganggkat kepalanya, ia tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, "aku ga papa kok."

Nadine diam sebentar lalu kembali mengerjakan soal didepannya dengan malas. Entahlah, moodnya untuk belajar sudah hilang.

"Aku ngerepotin ya kak." Celetuk Nadine tiba-tiba.

Nadine mengangkat kepalanya, menatap Tanissa yang terkejut dengan ucapannya tadi.

Tanissa menggeleng cepat, "enggak, siapa yang bilang kamu ngerepotin. Malah kakak banyak kebantu sama kamu, kamu cepat paham dan selalu bawain kakak makanan." Ujarnya diselingi candaan diujung kalimatnya.

Nadine hanya diam mendengar ucapan Tanissa, tak merespon apapun. Dan diamnya Nadine membuat ruangan itu menjadi canggung.

"Kamu serius ikut lomba itu?" Tanya Tanissa hati-hati.

"Kalau opa udah berkehendak, aku sebagai cucu bisa apa." Nadine tersenyum simpul.

"Soalnya udah siap belum? Kamu ga ngerti yang nomor berapa biar kakak jelasin lagi." Tanissa mengalihkan pembicaraan.

Ia tak suka jika Nadine lagi mode pasrah begini, ga cocok sama imej Nadine selama ini.

Nadine mendorong bukunya kedepan Tanissa, "aku udah siap."

Ia mengambil handphonenya yang dari tadi terus menyala, menunjukkan spam chat dari Nando yang sudah tak sabar menunggu.

Humuan Gapin

| Oiii
| Prii
| Msh lama g?
| SAPRII
| Woi
| Sapriii
| Gw tinggl ya
| PRII
| Gue udh kek gembel didepn sini bgsd
| Nah kn keluar bhsa ksrny
| Sicabe dicht jg kgk ngeblas
| Bodo lah lu dua gw tinggl
| Priiii
| N
| A
| D
| I
| N
| E

Sbr |

| Asem bgt
| Gw chtny banyk lu bls nya cuman tiga hurup doang

Nadine tertawa pelan membaca balasan Nando. Dia mematikan handphonenya, lalu memasukkan bukunya kedalam tas.

"Aku udah dijemput, aku deluan ya kak." Pamitnya seraya memakai tasnya.

"Iya hati-hati." Balas Tanissa.

Nadine mengangguk, lalu mengambil handphonenya dan keluar dari ruangan itu.

Dengan terburu-buru Nadine menuruni anak tangga. Keluar dari gedung itu dan berjalan mencari mobil Nando diparkiran.

Mata Nadine tak sengaja melihat seorang cowok tengah jongkok disamping mobilnya seraya melempar asal batu-batu didepannya.

SAPRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang