"Gak masalah punya teman sedikit, yang penting beneran teman, daripada banyak tapi cuma titlenya aja yang teman." -Kevin, sicodet yang bijak•••
"Selamat pagi kau, wahai ahli neraka." Nadine merangkul bahu Dian tiba-tiba.
"Ngaca lu setan." Gadis berhijab itu melepaskan rangkulan Nadine.
Nadine mendengus, "dosa gue mah lebih dikit ye kalau dibanding sama dosanya si Bintang," gadis itu berjalan mendahului Dian.
"Lo mau kemana?" Tanya Dian saat Nadine berjalan melewati kelas mereka.
"Nemuin mantan."
Dian yang tak mengerti maksud Nadine pun mengikuti gadis itu, "ikut Pri."
"Apaan sih ikut-ikut, orang mau ke kelas sebelah juga," Nadine berhenti dipintu kelas Gavin, "selamat pagi kalian, para calon penghuni neraka."
"Masih pagi Pri, jangan mancing." Sahut gadis yang tengah menyapu ruang kelas tersebut.
"Aduh Claudi, kamu kok bodoh banget sih. Aku tuh lagi nyapa tau bukan mancing."
Claudia menghiraukan omongan Nadine, ia menyapu hingga pintu kelas yang disitu terdapat Nadine dan Dian berdiri.
"Woi woi woi," Dian bergeser kesamping, "manusia nih, bukan sampah."
"Ups sorry, kirain tadi sampah makanya gue sapu."
"Claudi sayang, kamu mau ga jadi awan dihidup aku?" Tanya Nadine mengambil alih sapu yang Claudia pegang.
"Hah?"
Dian merangkul bahu Claudi, "jawab aja mau."
Claudia mengangguk, "mau, mau gue," ia menepis tangan Dian yang ada dibahunya, "gue bakalan jadi awan hitam yang ada petir, kilat sama angin topannya biar mampus hidup lu berdua. Puas?!" Claudia merampas sapunya kasar dan masuk kedalam kelas.
Dian merapatkan tubuhnya pada Nadine, "tu anak kayaknya lagi pms deh Pri."
"Iel piket lu! Sapu koridor depan sekalian buang sampah yang ada didepan pintu!"
"Iya, masa kita mau dibuang Yan, padahalkan harusnya lo doang, gue enggak."
Dian menatap Nadine sinis, "emang ya lu, jadi orang suka gak tau diri."
"Kalian lagi pada gibahin siapa?" Tanya Kevin tiba-tiba yang membuat keduanya sontak terkejut, "ikutan dong," lanjutnya menghiraukan ekspresi kaget keduanya.
"Lu ya Det, hobi banget ngagetin orang."
"Iya, mana kepo banget lagi sama urusan orang." Sambung Dian julid.
"Det." Panggil seseorang dari belakang Dian dan Nadine.
Kevin menaikan sebelah alisnya, "paan?"
"Kata mak kos, nih sampah, buang."
"Mana?" Tanya Kevin karena tak melihat adanya sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPRI
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sapri atau kepanjangnya Sandjaya's Princess merupakan sebutan yang saudara dan teman-teman Nadine tujukan padanya. Nadine, si cucu perempuan terakhir Sandjaya yang sifatnya berbanding kebalik dengan Pratami, sepupu perempuan...