48. Fake Friend

6.7K 682 81
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

Author : Nom

Vote, Comment & Happy reading :)

Vote terooosss.. dah mau tamat ini. Biar publis cerita baru boorr~


"Aku dan Dowoon saling mengenal. Kami berteman baik sejak kecil".

Bambam menjelaskan rasa penasaran Lisa dan Jennie setelah menatap pria yang mereka kenal berdiri tegap dengan sebuket bunga ditangan.

Jennie cukup terkejut melihat kedatangan Dowoon. Pasalnya, pria yang kini telah menjadi mantan kekasihnya itu pernah berkata kalau dirinya takkan lagi kembali ke Korea.

Jennie tidak begitu perduli dengan kedatangan Dowoon. Ia kesal karena kegiatan panasnya dengan Lisa terpaksa berhenti. Rasanya Jennie ingin sekali memanggil penjaga agar menyeret kedua pria tak berperasaan ini keluar.

"Kenapa wajahmu seperti itu, Jane?".

Jennie menatap tajam kearah Dowoon "Kenapa kau masih memanggilku dengan nama itu!?".

"Memangnya kenapa? Bukankah itu nama tengahmu?".

"Tapi aku tidak suka!".

Lisa mengelus kepala Jennie dengan lembut memberinya ketenangan.

"Aigoo.. adikku ini sepertinya masih dendam padaku" Dowoon terkekeh geli. Ia meletakkan bunga cantik tadi diatas nakas. "Bagaimana keadaanmu sekarang?".

"Baik" jawab Jennie malas.

"Ck, jangan seperti itu padaku" Dowoon menarik kursi kosong untuk ia duduki. "Omong-omong kemana Nyonya Tiffany?".

"Pergi" jawab Lisa mewakilkan.

Kening Dowoon mengerut "Pergi? Apakah beliau pergi ke pemakaman?".

Jennie menegakkan tubuhnya setelah mendengar kalimat Dowoon.

"Mommy pergi ke pemakaman Daddy?" Dowoon dengan ragu mengangguk membenarkan tebakan Jennie. Padahal ia hanya menebak, mungkin (?). "Kenapa Mommy tidak mengajakku.."

Jennie merengek dan kesal secara bersamaan.

Sedari tadi Lisa memperhatikan Dowoon bicara. Ia masih bertanya-tanya ada apa gerangan datang kemari dan kenapa pria itu tahu kalau Jennie terkena musibah.

Lisa berpikir Dowoon tahu dari Bambam. Ya, baru saja pria beranting itu mengatakannya.

Tapi jika hanya sekedar menjenguk tak perlu repot-repot datang kemari, 'kan?.

Lisa beralih menatap Bambam. Pria itu sedari tadi hanya diam. Namun dari wajahnya dapat Lisa tebak kalau Bambam sedang menyembunyikan sesuatu.

"Ah ya, Lisa-yaa.. kapan kau mau mengajariku bela diri?" Dowoon mengalihkan pandangan Lisa dari Bambam. "Kau sudah berjanji. Jadi jangan lupakan janjimu" Dowoon menaikkan kedua alisnya.

"Nanti, setelah Jennie sembuh" jawab Lisa.

"Hm, baiklah".

Lisa menatap Bambam lagi. Rasa penasarannya semakin menjadi. Ia hendak bertanya, tetapi pintu kamar rawat Jennie lebih dulu terbuka.

"Eonniiiiii..." Suara melengking Yerim mengalihkan semua pasang mata. "Eonni, I miss you.." si bungsu naik ke tempat tidur langsung memeluk Jennie hingga Lisa terpaksa menyingkir dari sana.

TRUE COLORS || JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang