38. Angry Cat

7.9K 769 49
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

Author : Nom

Vote, Comment and Happy Reading :)

Kali ini Lisa agak kewalahan membujuk Jennie dari rajukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini Lisa agak kewalahan membujuk Jennie dari rajukannya. Setelah berbincang singkat dengan Tiffany, Lisa bergegas naik ke lantai dua menuju kamar sang kekasih. Setiap melewati anak tangga, Lisa merutuki kebodohannya karena lupa dengan tujuan awal.

Harusnya dia menemui Jennie bukan Tiffany. Tapi, akan lebih tidak sopan jika aku tak menghampiri si pemilik rumah, 'kan? Apalagi beliau yang akan menjadi mertuaku kelak.

Sudah berbagai jurus yang Lisa keluarkan hanya untuk membujuk Jennie. Namun gadis berpipi mandu itu tetap kekeuh mendiamkan Lisa bahkan mengacuhkannya.

"Sayang, nanti lagi ya marahnya" ujar Lisa menarik selimut yang menutupi tubuh mungil Jennie.

Dari awal Lisa masuk, Jennie menyembunyikan diri dibalik selimut. Ia tampak kesal, sebab Lisa membuatnya menunggu selama kurang lebih satu jam.

Bayangkan, Jennie sudah mengenakan outfit bagus bahkan hampir menghabiskan waktu berjam-jam didalam walk in closet, tetapi kekasih bodohnya itu lama datang!.

"Hei, katanya mau ke apartemenku".

"Sudah tidak mood!" pungkas Jennie masih pada posisinya.

"Nanti kita beli es krim dan mandoo, agar mood mu kembali baik" alih-alih merayu, tetap tidak ada respon dari Jennie. "Ruby...".

Lisa menghelakan napas panjang. Dengan terpaksa ia menarik selimut tebal itu, menampakkan tubuh Jennie meringkuk memeluk bantal guling.

"Ayo, Sayang.."

Jennie menggelengkan kepala. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada guling tersebut.

"Ya sudah, aku pulang saja" Lisa beranjak dari duduknya bersiap melangkah mendekati pintu. Ia menoleh ke belakang sekilas, namun Jennie tetap pada pendirian. "Hubungi aku jika kamu berubah pikiran".

Suara pintu tertutup terdengar. Jennie mengintip dari balik bantal guling tak mendapati sang kekasih disana.

Jennie melempar semua bantal yang ada disana dan hampir mengenai meja riasnya. Tidak puas sampai disitu, ia kemudian menendang selimut tebal tadi hingga terjatuh ke bawah.

"Kenapa dia tidak peka?!" gerutu Jennie memukul-mukul kasurnya. "YAA, LALISA! Aku membencimu!!". Jennie berteriak hingga suaranya menggema didalam kamar. "Aaaa... Mommyyyy......!!".

TRUE COLORS || JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang