23. A Decision

9.2K 974 59
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

Author : Nom

Sudah seminggu ternyata :D

Vote & Comment jangan lupa ya sayang..

Happy reading :)

Lisa bergegas pergi meninggalkan sekolah setelah bel pulang berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa bergegas pergi meninggalkan sekolah setelah bel pulang berbunyi. Ia mendapat pesan masuk dari Seulgi, mengatakan kalau dirinya tidak dapat hadir. Lisa menanyakan alasannya tetapi gadis bermarga Kang itu tidak menjawab bahkan mengangkat telepon darinya saja enggan.

Di dalam perjalanan menuju apartemen Seulgi, gadis berponi itu menyimpan banyak pertanyaan. Berkali-kali mengumpat, melampiaskan kekesalannya memukul kemudi mobil. Seulgi pasti mempunyai alasan yang akurat. Apalagi ia begitu takut jika beasiswanya dicabut hanya karena tidak mengikuti pelajaran tanpa keterangan yang jelas.

Lisa berkali-kali bertanya kepada Seulgi tetapi percuma, teman sebangkunya ini masih menutup rapat mulutnya seperti hendak dipaksa minum obat sepuluh butir.

"Ini sudah kesekian kalinya aku bertanya padamu, beruang. Kenapa kau tidak masuk sekolah?"

Seulgi tetap diam dengan pandangan lurus ke depan.

Setibanya Lisa di apartemen Seulgi, ia bergegas menuju unit temannya yang berukuran sedang namun tetap nyaman untuk ditempati.

"Yaa, Kang Seul Gi! Jawablah pertanyaanku!"

Seulgi menghembuskan napasnya yang terasa berat. Bukan bermaksud mengabaikan Lisa, hanya saja ia tidak memiliki kekuatan untuk bercerita. Hati Seulgi sangat sakit, dipermainkan oleh dua perempuan yang ia sayangi sekaligus. Tak habis pikir jika pada akhirnya ia mendapat perlakuan seperti itu terlebih dari sepupunya sendiri.

"Seulgi-ah..."

"Apa kau pernah merasakan sakit hati, Lisa?" Seulgi bertanya tanpa menoleh pada teman sebangkunya ini.

"Maksudmu?"

"Aku pernah merasakannya tetapi tidak sampai sesakit ini" ucap Seulgi tersenyum nanar.

"Yaa, bicaralah yang jelas!"

"Lisa-yaa..?" kini Seulgi menoleh kearahnya mengabaikan kekesalan kekasih Ruby Kim ini.

Lisa menghelakan napasnya cukup sabar "Ne?"

"Aku ingin pindah sekolah"

"MWORAGO?? Yaa! Apa maksudmu? Apa kau sudah tidak waras? Kau pikir mencari sekolah sebagus SOVPA itu mudah?!"

TRUE COLORS || JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang