29. Who Is He, Mom ?

9.3K 825 43
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat, nama, dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

Author : Cici

Sudah lama banget yaa.. semoga votenya gak berkurang :D

Happy reading :)

Menghadapi ujian dengan pengawas killer mungkin sudah hal paling biasa bagi setiap murid sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghadapi ujian dengan pengawas killer mungkin sudah hal paling biasa bagi setiap murid sekolah. Tapi, bagaimana jika kalian menghadapi seorang guru bagian kesiswaan yang sangat dihormati di sekolah dengan sikap 'tenangnya'? Meskipun guru tersebut dikenal dengan keramahan dan mudah tersenyum, tapi percayalah kalau guru yang punya sifat dua itu pasti juga memiliki aura dingin yang tidak kita tahu.

Sedari tadi gadis yang duduk didepan guru tersebut menunduk seakan didepannya ada pemandangan yang mengerikan. Gadis bermarga Kang itu terus memainkan jari-jarinya yang saling mengapit guna mengurangi rasa gugup dan gelisahnya. Seakan ada peluh keringat yang mengalir dari pelipis, Seulgi menunggu Ms. Bae sedang berbicara dengan seseorang melalui ponsel.

"Oh begitu. Baiklah, akan saya atur setelah itu. Terima kasih"

Ms. Bae melihat sekilas layar ponsel berlogo apel dibelakangnya kemudian ia letakkan benda pipih persegi empat itu diatas nakas.

Kini perhatiannya kembali kepada Seulgi. Ms. Bae menatap gadis yang duduk didepannya dengan lekat. Walaupun Seulgi masih menunduk, tetapi Ms. Bae yakin kalau gadis itu sedang merenungi kesalahannya sendiri.

"Seulgi-ssi?"

Dengan perlahan kepala Seulgi terangkat lalu menatap guru kesiswaannya itu dengan serius.

"N-ne, Ms. Bae?"

"Bagaimana kabarmu?"

Seulgi tidak langsung menjawab. Ia menelan ludahnya dengan kasar lantas menarik napas dalam hingga memenuhi rongga paru-parunya.

"S-saya.. baik-baik saja, Ms. Bae" jawab Seulgi dengan rasa gugupnya.

"Syukurlah" Ms. Bae tersenyum tetapi tidak dengan gadis bermata monolid itu. Ia takut salah mengartikan senyuman gurunya sendiri yang kelewat ramah "Kau tahu 'kan kenapa kau dipanggil kesini?"

Seulgi mengangguk-anggukkan kepalanya penuh percaya diri.

"Hasil laporan yang kami terima dari ketua kelasmu, sudah lima hari kau tidak hadir disekolah dan itu tanpa keterangan yang jelas" jelas Ms. Bae menunjukkan laporan absen kepada Seulgi "Tetapi temanmu bernama Lalisa mengatakan kalau kau sedang sakit dan tak ada seorangpun yang bisa mengantarkan surat sakit atau memberikan sebuah keterangan"

Seulgi kembali menunduk tak berani menatap wajah cantik itu. Apapun yang terjadi nanti, Seulgi tetap menerima segala konsekuensinya. Sekalipun beasiswanya dicabut atau ia dikeluarkan dari sekolah.

TRUE COLORS || JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang