29 - Nama Baru

8 2 0
                                    

Pelajaran pertama kali saat dimulainya ajaran tahun baru, terlihat semuanya begitu bersemangat. Tidak heran memang jika di awal-awal semua murid akan merasa bersemangat tetapi jika di akhir—jangan ditanyakan lagi.

“Tau nggak kenapa di bumi itu ada gravitasi?” Ucap Bu Titik—selaku guru IPA, karena memang beliau yang mengampu semua mapel IPA.

“Karena semakin besar massa yang dimiliki oleh suatu benda, maka semakin besar pula gaya gravitasi yang dihasilkan. Contoh bumi yang sangat besar, maka akan menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk bisa menarik benda-benda disekitarnya, termasuk makhluk hidup.” Ujar Adelia—murid terpintar dikelas IPA 4.

Bagaimana bisa sudah diketahui jika dia murid terpintar padahal baru pertama kali pelajaran? Mengingat banyaknya isu yang beredar itulah yang membuat semua murid SMA Athala mengenali siapa Adelia, Ana—teman Fanny diwaktu kelas X IPA 1 saja masih kalah pintarnya jika dibandingkan dengan gadis itu.

Bu Titik menjentikkan jarinya. “Adel memang tidak perlu diragukan lagi” Ucap beliau dengan terkekeh pelan diikuti senyuman bangga yang tercetak jelas diwajah Adelia begitu juga dengan Malvin yang bersorak.

Fanny yang tempat duduknya bersebelahan dengan gadis itu hanya melirik sekilas, suara Sandra memanggil Fanny menginstrupsinya untuk menoleh.

“Katanya Adel itu orangnya nggak asik”

Fannya menoleh kebelakang saat suara Jessy yang terdengar. “Kata siapa?” Ucap Fanny dengan posisi tubuh miring karena takut diperhatikan guru.

“Gue kan pernah satu kelas sama dia Fan” Ucap Elvina membuat Fanny menganggukkan kepala.

“Isu nya juga dia suka sama Adit” Ucap Jessy yang membuat Fanny dan Sandra hampir berteriak terkejut namun mereka hanya bisa membelalakkan matanya.

Loh, bukannya Adit suka sama Ana ya?” Ucap Sandra meminta persetujuan dari Fanny sedangkan gadis itu berdehem sebagai jawaban.

Memang benar sewaktu pertengahan semester sewaktu kelas X, Adit yang notaben tetangga kelasnya walaupun bersebrangan itu menyukai sosok Ana. Tetapi Fanny cuek-cuek saja mendengar berita yang simpang siur itu, lagi pula siapapun yang berhubungan dengan mantannya—Fanny akan bersikap biasa saja.

“Udahlah gibahnya, orang guru masih ada.”

“Yaudah udahan lanjut ntar” Ucap Elvina membuat Sandra dan Jessy tertawa pelan mengingat masih ada guru di dalam kelas sedangkan Fanny hanya diam, sama sekali tidak terpancing untuk tertawa juga.

~~~

Saat istirahat telah tiba, Fanny, Sandra, Jessy, dan Elvina memutuskan untuk membeli makanan dari koperasi saja dan akan kembali ke kelas karena sedang malas berdesak-desakkan di kantin.

Fanny dan Sandra memutar kursi mereka agar bisa berhadapan dengan Jessy dan Elvina.

Mereka berempat memilih membeli somay untuk mengganjal perut masing-masing dan juga minuman, karena tidak lucu jika mereka kehausan tetapi tidak minum.

Saat mereka sedang menikmati somay maisng-masing, tiba-tiba Jessy menggebrak meja membuat somay Sandra meloncat, Elvina terbatuk-batuk karena tersedak somaynya, dan Fanny memegang dadanya karena menetralkan rasa terkejutnya.

“Apasih Jess!?” Ucap mereka serempak membuat Jessy cengengesan sembari mengangkat kedua jarinya membentuk huruf v.

“Mau tanya nih Fan” Ucap Jessy masih dengan senyum lima jarinya membuat Fanny mendengus kesal.

“Tanya apa”

“Lo mantannya Ilham?”

Uhuk uhuk

FannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang