37 - Merelakan?

8 3 0
                                    

“Ternyata benar, mau sedekat apapun kita, yang namanya perpisahan dan perubahan akan selalu ada.

- Fanny Cheryl Griselda

Vote yok vote❤️

•••••••••••••••••••••••••••

Hidup pasti akan selalu berdampingan dengan masalah tidak akan pandang bulu siapa yang dihampirinya; tua, muda, kaya, miskin, lelaki, perempuan, semua pasti punya masalah.

Ada orang yang bilang, jika masalah itu seharusnya untuk dilewati atau dihadapi bukan untuk diabaikan atau melarikan diri dari masalah. Tetapi sebenarnya tidak semua masalah bisa diperlakukan demikian.

Tetap saja, akan ada masalah yang pastinya diabaikan oleh manusia. Bukan karena abai, hanya saja itu bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasinya. Dan masih banyak lagi cara yang lainnya.

“Denger-denger kita mau tour ya?”

Ucapan dari Jessy membuat lamunan Cheryl buyar, gadis itu langsung ikut bersama ketiga temannya untuk mengobrol. Merasa bosan juga karena pergantian jam namun guru yang mengajar belum memasuki kelas.

“Dari siapa lo dengernya?” Ucap Elvina.

Jessy memamerkan deretan giginya. “Malvin, gue nggak sengaja denger dia lagi ngobrol sama siapa ya tadi lupa gue.”

“Gue malah dengernya Fanny mau pindah sekolah” Timpal Sandra.

“Hah?” Beo Cheryl, tentu saja gadis itu terkejut karena merasa heran mengapa temannya akan pindah sekolah perasaan tidak membuat kesalahan apapun.

Sandra mengangguk mantap.

“Kenapa mau pindah?”

Sandra mengangkat kedua bahunya. “Katanya sih mau pindah ke pondok, dijodohin sama anaknya kyai.”

“Terus Malvin gimana?” Elvina ikut bingung dengan keadaan yang ada, walaupun mereka tidak andil dalam kehidupan Fanny tetapi tetap saja masih dalam zona teman jadi wajar bukan.

“Bener-bener berat” Jessy menggelengkan kepala heran, tetapi tidak heran memang jika Fanny dijodohkan berhubung wajah gadis itu terlihat ke arab-araban.

Cheryl terdiam sejenak, ia sedang berpikir. Rupanya kadar masalah masing-masing orang berbeda, bodoh, Cheryl baru menyadari hal itu. Ia bahkan membayangkan bagaimana berada diposisi Fanny yang masih memiliki kekasih namun harus dijodohkan dengan orang lain.

Perhatian-perhatian, bagi seluruh kelas XI silahkan untuk berkumpul di halaman upacara sekarang juga. Sekali lagi diberitahukan kepada seluruh kelas XI untuk berkumpul di halaman upacara sekarang juga, terimakasih.

“ASIK LIBURAN!” Seru Adit sebelum keluar kelas diikuti teman satu kelasnya.

Sesampainya di halaman upacara, mereka berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing. Berbaris dengan tidak sejajar, biasalah jika tidak diatur oleh OSIS pasti mereka akan berbaris seenaknya.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh” Ucap Pak Dyan membuka pengumuman pada siang hari ini.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh”

“Oke anak-anak pasti sebagian besar udah dengar ya kalau kita mau tour?”

“SUDAH PAK!”

Pak Dyan tertawa sejenak. “Semangat banget”

“Oke jadi gini, kita punya dua pilihan tempat untuk kita kunjungi tetapi hasilnya nanti tetap menyesuaikan budget masing-masing orang tua siswa. Dan—bus yang kita siapkan terbatas, contoh kelas IPA ada 4 kelas nah kita cuman ambil 3 bus, IPS ada 3 kelas kita cuman ambil 2 bus dan seterusnya.”

FannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang