50 - Beginikah rasanya?

4 2 0
                                    

Updateee✨

Tinggalkan jejak <3

°•°

Warung Mbak Ning adalah tempat dimana para badboy SMA Athala berkumpul, tidak ada satupun murid yang teladan-berada disana.

Entah pagi sebelum bel masuk sekolah, siang dijam istirahat, dan juga saat pulang sekolah. Seakan tidak ada kata bosan untuk mereka yang setiap waktu berkumpul ditempat yang sama dan dengan orang yang sama pula.

"Kenapa kita ngga buat geng motor aja sih" Ucap Dzaki kepada kedua temannya yang diikuti berdecak pelan.

"Alah! Motor lo motor matic geblek! Ngga gentle man adanya gentle girl" Sungut Dewa kesal.

"Dih, lo kata motor lo gentle, hah?"

"Woiyaa dong! Motor antik"

"Jalannya aja lelet, menang siput kemana-mana."

"Dari pada motor lo, motor cewe!"

"Gue plaster tu mulut" Sahut Alfin yang membuat mereka kompak terdiam.

"Buat geng motor yuu, Fin?" Ujar Dzaki sembari memperlihatkan puppy eyes miliknya.

Dewa bergidik ngeri. "Jijik woelah!"

"Kaga! Ogah gue" Balas Alfin yang mengundang desahan kecewa dari Dzaki.

"Napa sih lo Ki, demen banget keknya sama geng motor?" Ucap Dewa dengan kerutan di dahinya.

"Pengen aja"

Plakk

"Awss! Sakit jamal! Napa lo tampar" Ujar Dzaki dengan mengusap pelan pipinya dibagian yang ditampar oleh Dewa tadi, walaupun tidak terlalu keras tapi lumayan.

Lumayan bikin sakit.

"Pengen aja" Balas Dewa dengan santainya membuat Dzaki geram.

"Kata-kata gue tuh!"

"Gini amat idup gue" Gumam Alfin yang hanya bisa didengar oleh dirinya dan-Tuhan.

"Btw, Fin. Lo udah ngga ke itu lagi?"

"Belum"

"Kok belum sih?! Harusnya ngga gitulah" Protes Dzaki.

"Iya Ki, Alhamdulillah akhir-akhir ini masih aman" Alfin tersenyum lega.

"Alhamdulillah" Balas mereka kompak.

"Lah, bisa nyebut lo Wa?"

"Ngajak gelud nih anak"

Ditengah percekcokan kedua temannya, Alfin memilih untuk mengecek ponselnya dan saat melihat jam yang menunjukkan pukul 16.10 membuat lelaki itu membelalakkan matanya, sial ia hampir lupa batinnya.

"Gue duluan ya, Wa, Ki."

"Mau kemana lo? Biasanya sampe sore" Ucap Dewa dengan tatapan mengintimidasi.

"Ada janji sama orang, dah gue duluan." Akhirnya Alfin beranjak dari tempat duduknya.

"Semuanya, gue duluan ya!" Pamit lelaki itu pada penghuni warung Mbak Ning.

Sepeninggal Alfin, Dewa dan Dzaki saling bertatap seolah saling melempar pertanyaan.

Dzaki mengangkat kedua alisnya sedangkan Dewa mengangkat satu alisnya.

Lagi, Dzaki mengangkat kedua alisnya namun Dewa mencebik kesal.

"Punya mulut ngga lo?!"

"Marah-marah mulu lo Wa dari tadi" Cibir Dzaki.

FannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang