Selamat sabtu malam pembaca alfanny😍🤣🤣
Sesuai dengan kesepakatan, aku udah update nih ceritanya. Jangan lupa vote and comment yap biar aku makin semangatt bikin cerita untuk selanjutnya hihi ^^
Happy Reading ❤
-----------------------------------------------------------
Bel pulang telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, dalam waktu sesingkat itu seluruh murid SMA Athala meninggalkan area sekolah dan tidak tersisa satu orangpun kecuali yang masih mempunyai urusan. Entah apa yang membuat semua murid merasa sangat bersemangat saat pulang dari sekolah, berbanding terbalik saat hendak menuju ke sekolah.
Saat ini Fanny sedang menunggu Naya didepan ruang kelasnya, X IPA 3. Gadis itu sedang mendapat giliran untuk membersihkan kelas.
Sesekali Fanny menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan sekitar, tidak sedikit pula kakak tingkatnya menyapa Fanny. Tidak banyak memang yang ia kenal tetapi entah darimana mereka semua mengenal Fanny, atau mungkin dari Alfin bisa saja.
"Eh Fanny, nungguin Naya ya?" ucap seorang lelaki berdiri dihadapannya, setahu Fanny lelaki itu satu kelas dengan Naya bernama Adit.
Fanny hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan dari Adit, sebenarnya bisa saja dirinya menjawab dengan suara tetapi saat melihat Adit tidak sendiri membuat Fanny mengurungkan niatnya. Lelaki disamping Adit melihat ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan namun cukup membuat Fanny merasa risih jika terus dipandang seperti itu, Fanny sangat berharap ada yang bisa menyelamatkannya.
"Gue udah selesai nih Fan yuk pulang!" ajak Naya langsung menggandeng tangan Fanny meninggalkan kedua lelaki tadi tapi tidak bisa dipungkiri jika Fanny merasa sangat lega, mungkin kali ini ia akan berterimakasih kepada Naya karena telah menjadi penolong untuknya.
Fanny dan Naya berjalan menuju parkiran sekolah, tempat dimana mobil Naya berada. Hanya tinggal beberapa kendaraan lainnya disana dan mobil milik Naya adalah salah satunya.
Keduanya segera memasuki mobil dan meninggalkan area sekolah, saat melewati kantin yang berada disamping sekolah Fanny sempat melirik kantin itu dan hasilnya Alfin masih disana bersama teman-temannya.
Sudah menjadi kebiasaan lelaki itu tidak segera pulang ke rumah, jika Fanny menegurnya tidak akan membuat Alfin patuh namun malah bisa saja membuat Alfin merasa terusik karena Fanny ikut campur urusannya.
Fanny tidak ingin membuat Alfin memusuhinya.
"Cowok yang disamping Adit tadi siapa sih, Nay?" tanya Fanny yang membuat Naya tertawa tetapi justru kedua alis Fanny berkerut, apakah Naya sehat pikirnya.
"Kenapa lo malah ketawa?"Naya terkekeh pelan. "Namanya Ilham, kenapa? Lo suka?"
Fanny menggeleng cepat, ia hanya bertanya siapa nama lelaki itu bukan berarti menyukainya. Hanya saja Fanny pasti akan menjauhi spesies semacam orang yang bernama Ilham itu.
"Mending jangan suka sama Ilham, cari aja yang lain masih banyak." ucap Naya dengan tatapan mengarah ke jalan karena fokus menyetir sedangkan Fanny mengiyakan ucapan Naya dalam hati.
Disepanjang perjalanan pulang Naya menceritakan bagaimana sosok Ilham saat berada didalam kelas, bukan berarti Fanny mengagumi Ilham tetapi Naya yang terus terang menceritakan sifat Ilham demi kebaikan Fanny agar tak salah memilih.
Ilham itu konyol bahkan mungkin setengah waras, alay, lebay, nggak punya etika, dan jangan lupa kalo dia itu-playboy akut. Itu yang Fanny dengar dari Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanny
Jugendliteratur- Judul sebelumnya Quickly Passed - Kisah tentang dua orang lawan jenis yang menjalin suatu hubungan persahabatan. Menghabiskan waktu berdua, saling bertukar gombalan, dan perhatian satu sama lain membuat hidup mereka seakan saling bergantung. 10 ta...