51 - Pemilihan Ketua OSIS

4 1 0
                                    

Updatee✨

Jgn lupa utk tinggalkan jejak❤️

Maaf klo konfliknya blm terlalu berat:(
Maaf jg masih bnyk kurangnya:')

So, happy reading<3

°•°

"Kapan sih kita tour-nya? Kata Pak Dyan dulu itu abis test" Keluh Elvina.

"Kemungkinan besar kayaknya nunggu pelajaran biasa berlangsung deh, kan ini kita masih santuy-santuy abis test. Malah, kita ntar pilihan Ketua OSIS sama Wakil Ketua OSIS periode baru." Balas Sarah.

Fanny mengernyitkan dahinya. "Kok gue gatau?"

"Baca grup dong" Ejek Elvina yang membuat gadis itu mendengus geli.

"Emang aneh ya, ngapain coba ngga sekarang aja gitu, lho. Ntar giliran pas udah pelajaran terus kita pergi tour, ketinggalan materi, disalahin juga ujung-ujungnya kalau nilai kita anjlok." Sahut Jessy, mulai keluar kata-kata mutiaranya.

"Ikutin ajalah alurnya gimana" Imbuh Fanny, hanya ia yang lebih ke arah pasrah.

"Btw, lo masih digangguin sama si adekel itu Fan?"

"Hah?"

Fanny tidak mendengar apa yang diucapkan Jessy karena kelas mereka tengah ramai, bagaimana tidak ramai jika tidak ada jam pembelajaran setelah test.

Mereka diperbolehkan bebas melakukan apapun namun masih dalam lingkup sekolah, tetapi banyak penghuni IPA 4 yang memilih untuk berada didalam kelas, walaupun hanya sekedar bercerita dan bergurau.

"Fino" Lanjut Jessy.

Oh, Fanny sudah paham walau Jessy hanya menyebutkan namanya.

"Masih gangguin gue"

"Gamau buka hati? Kayaknya dia beneran sayang sama lo" Timpal Elvina.

"Jangan terlalu maksa Fanny buat nerima orang baru dengan mudah, El. Belum lama juga kan Fanny ngerasain sakit hati" Ucap Sarah, ya, Sarah lebih lembut diantara mereka.

Jessy menjentikkan jarinya. "Bener sih, gue juga setuju sama Sarah. Atau-sekiranya lo masih ragu ya tunggu aja lagi sampai hati lo udah siap buat nerima luka baru lagi"

“Namanya juga menjalin hubungan, udah pasti ada suka dukanya.” Lanjut gadis itu.

"Iya gue tuh bukannya gamau buka hati, mau kok, mau banget. Tapi gue mesti ngilangin overthinking di otak gue dulu. Gue juga tau jangan sampe ribuan kebaikan itu kalah sama satu keburukan, bisa ngga kalian bayangin atau kalian rasain, kalau gabisa paling ngga ya kalian pahamin lah posisi gue. Kejadian yang kemarin itu terus muter di otak gue, waktu dimana dia bilang kalau gue itu mirip sama masa lalunya. Sekarang gue percaya kata-kata yang bilang intinya, jangan pernah membangun hubungan yang dimana orang itu belum selesai dengan masa lalunya." Jelas Fanny panjang lebar, seperti rumus persegi panjang.

Gadis itu mulai membiasakan diri untuk bercerita kepada ketiga temannya, sebab merasa tidak enak jika mereka berasumsi bahwa Fanny merasa tidak nyaman bersama mereka.

Padahal, Fanny yang justru merasa tidak enak saat dirinya bercerita perihal yang sama karena diantara Jessy, Elvina, dan Sandra belum pernah bercerita mengenai permasalahan cinta mereka masing-masing.

“Dan yang terpenting, lo gausah kemakan omongan orang yang ngata-ngatain lo murahan gara-gara gonta-ganti cowok. Merekanya aja yang gatau dimana letak permasalahannya” Ujar Jessy.

FannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang